EPILOG

6.2K 469 179
                                    

Seorang wanita tengah duduk di balkon kamarnya dengan majalah kecantikan di tangannya. Ditemani oleh teriknya matahari dan segelas lemonade yang hampir habis.

Dua jam lagi ia harus terapi bersama psikiaternya. Namun daripada ia bosan karena tidak melakukan kegiatan apapun akhirnya memilih untuk bersantai sembari membaca majalah.

Melihat potret teman-temannya di lembar majalah membuatnya merindukan pekerjaannya dulu. Menjadi model terkenal adalah impiannya sejak kecil. Beruntung ia sempat mencicipi dunia tersebut sebelum vakum dan menghilang.

Bibirnya tersungging miring mengingat dulu ia dibenci karena dirinya sangat terkenal di kalangan mereka. Mereka menjadikannya sebagai saingan terberat. Well, mereka terlalu iri karena seluruh majalah yang bersampulkan dirinya selalu ludes terjual dalam kurun waktu kurang dari satu hari, bahkan sebelum majalah itu dipublikasikan.

Hal tersebut membuatnya dikenal kalau dirinya merupakan seorang simpanan pejabat atau pengusaha kaya raya. Padahal ia sendiri tidak tahu siapa yang melakukan itu semua. Ah, tidak peduli siapa orangnya, yang jelas ia bangga bisa membuat mereka semua iri padanya.

Tapi sayangnya ia tidak bertahan lama di dunia peragaan itu. Pasalnya tiba-tiba saja pihak manajemen memutuskan kontrak mereka. Dengan alasan para klien mengeluhkan dirinya yang angkuh dan sombong. Oh God, apa mereka lupa? Atau tidak mengerti? Ia bekerja, bukan dalam misi mencari teman dan bersosialisasi seluas-luasnya. Ia tidak membutuhkan itu. Dua teman saja sudah cukup. Yeah, walau pada akhirnya keduanya sama seperti mereka, bermuka dua.

Pemutusan kontrak secara sepihak membuatnya kesal. Ia merasa harga dirinya telah diinjak-injak. Beruntung namanya masih belum naik di kalangan masyarakat luas. Hanya sebatas di kalangannya saja. Sehingga ia tidak terlalu menanggung rasa malu yang begitu berat.

Suara ketukan di pintu kamarnya sedikit mengganggu dirinya.

"Masuklah." ucapnya cukup keras agar terdengar.

Mendapat jawaban dari sang majikan, seorang perempuan yang menggunakan seragam pelayan itu segera membuka pintu.

Dilihatnya sang majikan tengah duduk bersantai di balkon. "Maaf saya mengganggu waktu Anda, Nona. Tuan datang untuk menjenguk Nona."

"Dimana posisi Daddy sekarang?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Tuan berada di ruang tengah."

Ia menutup majalah yang dipangkunya. Meletakannya di meja bundar. Kemudian berdiri dan membalikkan badannya. Kaki jenjangnya melangkah menuju sang pelayan.

Di tempatnya, sang pelayan sedang menahan nafasnya dengan mata yang tak lepas dari seorang wanita yang berjalan mendekat ke arahnya. Selalu cantik dan menawan. Tidak ada dari wanita itu yang tidak memukau. Hanya ada yang disayangkan...

"Bereskan meja itu."

Wanita itu sangat angkuh.

Sang pelayan mengangguk patuh. Bahkan wanita itu tidak menghentikan langkah kakinya ketika menyuruhnya. Tidak ingin terlalu lama dalam menjalankan tugasnya, pelayan itu langsung menuju balkon dan melaksanakan perintah sang majikan.

Kakinya menapaki anak tangga yang terbuat dari marmer. Matanya mengarah pada seseorang pria paruh baya yang tengah duduk di sebuah sofa dan tengah terlibat perbincangan dengan tangan kanannya itu.

"Daddy!" sapanya senang.

Mendengar dirinya disapa, pria paruh baya itu menengokkan kepalanya menatap seorang wanita cantik yang berjalan mendekat. Ia pun berdiri dan menyambut wanita itu dengan pelukan singkat.

"Halo sayang,"

"Pergilah, Chris. Aku akan memanggilmu lagi nanti." ucap pria paruh baya itu pada tangan kanannya.

Love from C to M [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang