Menikah dengan Clarice ternyata tidak semudah yang dibayangkan oleh Mahesa selama ini. Sudah 2 bulan lamanya ia harus benar-benar mengawasi wanita itu. Tekanan darahnya pun naik drastis karena menghadapi segala tingkah wanita itu.
Memang Clarice mudah untuk ditaklukan, wanita itu akan menurut setiap kali mendapatkan amarah dari Mahesa, tapi tetap saja wanita itu diam-diam mengumpatinya. Semua yang diucapkan olehnya tidak pernah dilaksanakan dengan baik.
Seperti pagi ini, Mahesa mendapatkan laporan dari Richard bahwa Clarice masih senang berkelahi dengan tetangga mereka. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang dan menyaksikannya sendiri.
Tapi di sisi lain ada banyak tingkah ajaib yang dilakukan Clarice. Seperti memakai helm dan jaket Mahesa saat menggoreng ayam, pipi wanita itu yang selalu memerah setiap kali mencuci pakaian dalamnya, kecemburuan yang diluapkan secara terang-terangan, dan lain sebagainya.
Jika mengingat hal itu, Mahesa selalu tersenyum kecil. Sesaat melupakan dendam yang ada di hatinya.
Mahesa melirik ke arah Clarica yang tertidur sangat lelap di sampingnya. Berbaring seperti orang mati. Ia jamin meski ada bencana sekalipun, wanita itu tidak akan bangun. Namun itu juga menguntungkannya. Ia bisa leluasa mengecek laporan yang dikirimkan oleh Arthur tanpa dicurigai oleh istrinya.
Malam semakin larut, Mahesa menyelesaikan pekerjaannya. Memasukkan laptop ke dalam tas dan meletakkannya di dalam lemari agar Clarice tidak menemukannya.
Tangan Mahesa terulur mengambil krim racikan untuk mengobati alergi yang ia minta dari seorang dokter. Ia sangat sadar ia telah melakukan kesalahan. Seharusnya ia tidak menerima perjanjian ini. Hidup kembali bersama Clarice membuat perasaannya kembali tumbuh. Menjilat apa yang sudah ia tekankan pada dirinya ratusan kali. Sehingga rasa benci dan cinta pada wanita itu tumbuh berdampingan di hatinya.
Mahesa mulai mengoleskan krim obat tersebut ke tangan lembut Clarice. Sesekali ia memijit tangan wanita itu yang lelah bekerja membersihkan rumah dan diam-diam bekerja sebagai perias.
Tatapan Mahesa beralih pada pakaian wanita itu yang kainnya menipis dan pudar. Ia meras miris dan kecewa pada dirinya sendiri. Membeli banyak pakaian, tas, sepatu, dan perhiasan tetapi hanya ia simpan di apartemen.
Namun setiap kali Mahesa ingin memberikannya pada Clarice, ia langsung tersadar. Wanita itu tidak boleh merasa diperhatikan olehnya.
"Teruslah hidup bersamaku selamanya sebagai penebusan dosa yang pernah kamu perbuat."
🤍
"Siang, Pak." sapa Helen yang menjadi sekretaris Mahesa selama berada di perusahaan Jaguar.
Perjanjian antara Jeff dan Mahesa telah berakhir. Pria tua itu kembali menempati posisinya setelah satu bulan lamanya berlibur. Mahesa pun telah mendapatkan gajinya yang 10 kali lipat. Bahkan Jeff menambahnya 5 kali lipat khusus untuk menantu cantiknya. Hanya saja Mahesa menyimpannya sendiri. Belum diberikan kepada Clarice.
Lalu kenapa Mahesa memiliki ruang di perusahaan Jaguar, karena kontrak mereka masih berlanjut dan Jeff memberikan tanggungjawab sepenuhnya kerjasama tersebut pada Mahesa. Sehingga Jaguar berbaik hati memberikan sebuah ruangan khusus untuk ditempati Mahesa yang berfungsi sebagai tempat membahas proyek mereka.
"Bapak sakit?" tanya Helen khawatir melihat wajah bos sementaranya itu pucat.
"Iya. Perutku sedikit tidak nyaman karena istriku membuat makanan terlalu pedas." Mahesa tidak tahu apa yang ada di pikiran Clarice sampai membuat masakan yang sangat pedas.
Belum lagi Clarice seakan meracuni Mahesa setiap hari sampai setiap paginya ia harus mengeluarkan isi perutnya. Tapi bodohnya ia tetap memeakan masakan yang dibuat wanita itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love from C to M [END]
FanfictionAwalnya Clarice berpikir dengan melarikan diri bersama kekasihnya akan mengantarkannya ke gerbang kebahagiaan. Namun, kenyataan pahit seolah menyiram tubuhnya untuk kembali bangun. Clarice telah disadarkan bahwa orang-orang disekelilingnya tidak ada...