"Dasar bajingan! Kita putus!"
plak!!
Tamparan keras dari gadis cantik bernama Calla mendarat sempurna ke pipi sang pacar. Ralat, mantan pacar. Pria bernama Felix yang baru saja ditampar hanya bisa diam lalu menatap Calla yang masih menangis di hadapannya dengan tatapan tajam.
"Brengsek!Aku benci sama kamu!" Bentak Calla lagi. Tak memperdulikan orang-orang sekelilingnya yang mulai memperhatikan mereka.
Calla melakukan ini, karena belakangan ini menaruh curiga pada Felix dan ternyata benar saja dugaannya, Felix berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri. Gadis yang 1 tahun lebih tua darinya, bernama Anne. Tengah bersembunyi di belakangan Felix dengan malu karena ketahuan menjadi selingkuhan.
"Kamu juga wanita jalang!" Bentak Calla sambil menunjuk Anne yang bersembunyi darinya. Felix langsung mencekram tangan Calla kuat-kuat dan menatapnya penuh emosi.
"Jangan sentuh Anne!" Bentak Felix padanya.Calla meringis kesakitan saat Felix menariknya keluar dari restaurant itu. Dan mulai bicara padanya diluar, daripada menahan malu di dalam karena banyaknya orang-orang menatap mereka.
"Aku ga mau lihat kamu lagi! Kamu pengkhianat!" Bentak Calla
"Fine! Aku juga mau putus sama kamu!" Bentakan Felix barusan membuat Calla terdiam. Tak ia sangka Felix menerimanya begitu saja tanpa menahannya."Aku juga udah cape sama sikap kamu, Calla!"
"Sikap aku?!" Kaget Calla tak mau kalah.Tentu saja ia kaget. Ia merasa bahwa ia telah menjadi pacar yang supportive untuk Felix. Selalu mendukungnya apapun yang ingin Felix lakukan, bahkan Calla selalu bersedia memijamkan uangnya jika Felix butuh untuk modal pekerjaannya. Padahal, Calla lebih membutuhkan uang itu.
"Kamu egois! Kamu selalu ajak aku untuk ketemuan, padahal kamu tau kan kita sama-sama sibuk. Dan uang siapa yang pasti habis? Uang aku! Itu karena kamu! Minta ini minta itu!"
"Aku ga pernah minta apapun ke kamu! Bukannya kamu yang bersedia bayarin semuanya?!"
"Kamu itu ga tau diri! Kamu juga miskin! Dan kamu...ga pernah mau kasih aku 'kepuasan' itu, kamu tetap mempertahankan virginity mu itu. Untuk apa?! Ada pria lain kan?!"Calla semakin kaget saat mendengar itu. Seakan-akan Felix menyalahkannya padahal ia yang telah berselingkuh.
"Aku ga pernah selingkuh kaya yang kamu lakuin! Aku selalu ada buat kamu, kamu yang ga tau diri! Diem-diem selingkuh sama temen kantor kamu!" Bentak Calla lagi
"Aku udah muak sama kamu!" Ia mendorong Felix lalu pergi dari sana sambil mengusap air matanya yang terus berjatuhan.🤎
"Udah-udah...jangan nangis lagi dong, Cal" Wanita berambut pirang bernama Erinne menenangkan sahabatnya sembari mengusap-usap punggungnya, menenangkan Calla.
"Felix itu cowo brengsek. Jangan di tangisin lagi. Biarin aja, ntar dia dapet karma sendiri" Ucap Erinne lagi"Erinne, dia udah mempermalukan aku. Dia bilang aku miskin, dan ga tau diri" Isak Calla sambil menatap sayup ke arah Erinne
"Kenapa Felix bisa setega itu? Setelah 3 tahun hubungan kami?" Isaknya lagi
"Sudah-sudah..jangan dipikirin lagi ya? Itu cuma bisa bikin kamu stress, tenangi pikiran kamu Calla. Semuanya akan baik-baik aja" Ucapnya masih membujuk Calla yang masih menangis."Mau ke toilet? Cuci muka kamu, terus kita ke kantin ya, buat beli minum. Biar kamu lebih tenang" Usulnya yang juga prihatin melihat Calla. Calla hanya mengangguk lesu dan berjalan ke toilet bersama Erinne.
Saat sampai disana, Calla pun beralih ke wastafel dan mencuci wajahnya. Erinne merasa kebelet hingga ia masuk ke salah satu bilik toilet yang kosong.
"Aku kebelet, Cal!" Ia langsung masuk dan mengunci pintu. Calla pun mematikan wastafel, menatap pantulan dirinya di cermin. Semua perkataan Felix tadi masih saja menghantui pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sell The Virginity [18+]✓
Romance"Ahh...s..stop..a-ahh.." Calla memejamkan matanya saat merasakan sensasi yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. "Louder, i can't hear your pretty noise.." Bisikan itu terdengar sangat jelas di telinga Calla, dibarengi dengan sentuhan tangan kekar da...