"Kalian sudah mendapatkan kunci kamar masing-masing kan? Ini waktunya untuk istirahat. Kita akan mulai proyek besok. Oh iya, besok jam 8 pagi kita semua harus sudah kumpul disini. Ya?" Pesan Steven pada karyawan-karyawan itu
"Baik pak" Balas mereka semuaMereka semua pun membawa koper masing-masing dan menuju ke arah kamar yang sudah ditetapkan untuk mereka.
"Asyik banget. Kita nginap di hotel mewah gini, dapet kamar masing-masing lagi" Girang Anneth seraya bertepuk tangan kecil"Kamu di kamar nomor berapa Cal?" Ashley bertanya seraya jalan beriringan dengan Calla
"41. Kamu dimana?" Tanya Calla
"52. Jauh banget" Balasnya memelas
"Tapi ga apa-apa deh. Yang penting kamarnya ditempati sendiri" Ashley cekikikan setelahnya
"Eh kalian di kamar nomor berapa?" Tiba-tiba Anneth menghampiri mereka dan ikut jalan bersama
"52" Balas Ashley dengan singkat
"Kamu Cal?" Tanyanya pada Calla
"41" Jawab Calla
"41? Itu di kamar sebelah pak Steven ga sih? Pak Steven di kamar 40 kan?" Tanyanya
Calla mengangguk
"Dan pak Zeus di sebelahnya lagi. Di kamar nomor 39. Iya kan?" Tanya Anneth lagi
"Iya-"
"Kenapa emang?" Ashley memotong omongan Calla
"Enak banget tuh! Cal, boleh tukeran ga? Kamar aku di 57" Ucap Anneth bersemangat
"Enak aja tukar tukar segala. Kan semuanya udah di tetapkan sama pak Steven. Ga bisa di ubah-ubah" Sahut Ashley
"Ih enak banget ya jadi kamu, Cal? Jadi sekretaris yang di kelilingi sama Manager dan CEO tampan kaya mereka. Walaupun yang satunya galak kaya iblis"
"Kamu mau gantiin posisi aku jadi sekretaris?" Tanya Calla menahan tawanya
"Ga deh. Aku ga mau kena amukan pak Zeus" Ucapannya membuat Calla tergelakAkhirnya Calla berhenti saat ia melihat angka 41 di pintu sebuah kamar.
"Aku masuk duluan ya guys, selamat beristirahat" Ucap Calla pada Ashley dan Anneth
"Byee!" Mereka pun menuju kamar masing-masing.Calla mengunci pintu, lalu menaruh koper dan barang-barang bawaannya. Calla menghela nafas panjang, merasa sangat sangat lelah hari ini. Rasanya ia benar-benar ingin mengistirahatkan tubuhnya.
Setelah menaruh barang-barangnya, Calla langsung menjatuhkan tubuhnya ke kasur besar yang ada disana, merasa sangat tenang dan perlahan rasa lelahnya hilang.
Calla memandang langit-langit kamar itu sembari mengatur nafasnya.
"Besok..harus bangun pagi. Terus-"Tiing!
Calla langsung menoleh ke arah handphone nya yang baru saja berdering. Calla meraih benda pipih itu dan mengecek siapa yang baru saja mengirimkan pesan padanya.
1 notification from Mama
Mama : Cal, kamu udah sampe?Calla langsung membalas pesan itu.
Mama
Mama : Cal, kamu udah sampe?
Calla : Udah kok ma, baru saja sampe di hotel
Calla : Mama lagi ngapain? Daniel mana?Mama : Daniel lagi main tuh
Mama : Mama baru aja selesai masak kue kesukaan kamu dan Felix lhoCalla diam sejenak membaca pesan itu. Ia pun membalasnya.
Calla : Wah..pasti enak banget!
Calla : Aku jadi kangen masakan mama..Mama : Mama juga kangen banget sama kamu, Cal. Kalau ada cuti, pulang lah. Daniel juga kangen loh sama kamu
Mama : Kalau bisa, bawa Felix juga. Kita makan bareng-bareng nanti. Ya?Calla : Iya ma. Jaga diri baik-baik ya. Aku mau istirahat dulu
Calla menaruh handphone nya. Ia merasa kesal karena ibunya berharap ia membawa Felix. Padahal mereka tak berhubungan lagi. Sebenarnya Calla tak punya hak untuk marah, karena sang ibu juga tak tau soal asmara putrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sell The Virginity [18+]✓
Romance"Ahh...s..stop..a-ahh.." Calla memejamkan matanya saat merasakan sensasi yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. "Louder, i can't hear your pretty noise.." Bisikan itu terdengar sangat jelas di telinga Calla, dibarengi dengan sentuhan tangan kekar da...