chapter 34

17.2K 879 112
                                    

Calla menggerakkan penanya dengan resah. Sesekali membunyikan benda itu diatas mejanya, dan melirik jam dinding yang hampir menunjukkan pukul lima sore. Merasa cukup terganggu dengan suara pena Calla, Johnny menghentikan aktivitas mengetiknya, lalu melirik ke arah meja Calla yang berada di sebelahnya.

"Hey, ada apa?" Tanyanya merasa bingung
"Hah? Gapapa" Calla berhenti membunyikan penanya, meletak benda itu, lalu mulai mengemas barang-barangnya.
"Kamu ada acara ga malem ini?" Tanya Johnny
Calla menghela nafas, "Aku bingung"
"Bingung? Why?" Kini Johnny serius

"Aku di undang ke sebuah acara malam ini. Aku ragu untuk datang" Ucap Calla seraya memainkan ujung blazernya.
"Kok gitu? Apa yang bikin kamu ragu?" Tanya Johnny lagi.
Calla menghela nafas panjang, sulit untuknya menceritakan semua hal pada Johnny sekarang.
"Ga tau, ragu aja" Akhirnya ia menjawab
"Kamu sendirian dateng kesana?"
Calla mengangguk
"Kalau kamu ragu, ga usah datang aja. Ntar ada apa-apa gimana?"

Usul Johnny ada benarnya juga. Tapi, di sisi lain Calla juga sungkan untuk menolak ajakan Dianna. Ia menghargai wanita itu. Walaupun cukup ragu untuk datang ke acara ulang tahun Zeus.

"Aku bakal datang sebentar, nyamperin tante Dianna untuk menunjukkan padanya bahwa aku datang, lalu langsung pulang tanpa ketemu Zeus. Aku yakin aku pasti bisa. Aku bisa, aku bisa" Batinnya

"Aku lagi ga bisa temenin kamu, Cal. Aku lembur malam ini. Gimana dong?" Ucapan Johnny membuat lamunannya buyar
"Ah gapapa kok. Aku bisa sendiri. Don't worry" Calla tersenyum
"Beneran?"
"Iya beneran" Calla menutup tasnya lalu bangkit
"Aku pulang duluan ya" Ia menepuk pundak Johnny
"Okay hati-hati. Telfon kalau ada apa-apa!" Pesan Johnny
"Okay!"

💗

"Kak Calla mana?" Tanya Daniel menatap sang ibu yang tengah sibuk menyajikan makan malam di meja makan.
"Dia ga makan malem?" Tanya Daniel pada ibunya lagi
"Kakak kamu mau pergi. Mungkin bakal makan malam diluar, dia udah izin sama mama kok" Jawab wanita itu seraya menaruh sayuran ke piring.
"Lho? Kak Calla mau pergi? Kemana?" Daniel buru-buru berlari ke kamar Calla.
"Daniel, jangan ganggu kakak kamu" Ucap sang ibu yang sudah tau apa yang akan Daniel lakukan
"Aku ga mau ganggu kok" Ia langsung membuka pintu yang tak di kunci itu.

"Kakak mau ke- waah! Cantik banget!" Ia berbinar menatap kakaknya yang terlihat jauh lebih cantik dengan balutan dress warna merah wine berbahan satin itu. Dengan tataan rambut yang indah dan make up yang mempercantik wajah Calla.
"Apaan sih kamu" Calla terkekeh lalu lanjut menata rambutnya
"Kakak mau kemana? Kok cantik banget gini?" Tanya Daniel

"Mau ke acara ulang tahun...temen kakak" Jawab Calla cukup ragu
"Ah masa sih?" Daniel menutup pintu lalu merebahkan dirinya di atas tempat tidur Calla
"Aku kira kakak mau dinner romantis sama cowo" Ledek Daniel. Calla menatapnya tajam
"Heh, siapa juga yang mau dinner romantis. Aneh" Pekiknya lalu kembali merias dirinya

"Ya...kan kakak ga biasanya dandan seniat ini. Pasti mau ketemu orang special ya? Uuuuu"
"Berisik, Daniel" Calla menggerutu
"Kakak cuma mau datang kesana, terus pulang. Cuma bentar doang kok disana" Lanjut Calla
"Dih, masa cantik-cantik gini cuma bentar doang-"
"Kamu ngeledek kakak terus, mau kakak lempar pake bantal?!" Daniel tergelak mendengar celotehan kakaknya.

💗

"Terima kasih" Calla berterima kasih pada staff hotel yang menekan tombol lift untuknya.
"Sama-sama nona" Calla pun keluar dari lift. Menatap ke arah ballroom yang dimasuki ramai orang.

Calla dapat melihat dengan jelas, orang-orang itu mengenakan pakaian mahal dan bagus. Mereka semua pasti orang penting, pikir Calla. Saat ini, tangan Calla cukup dingin. Rasa gugup setia menyelimutinya. Ia ragu untuk masuk. Malah ingin pulang.

Sell The Virginity [18+]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang