"Muka aku baik-baik aja kan? Make up aku berantakan ga Zeus?" Tanya Calla sembari bercermin.
"Engga sayang..engga-"
"Ih kamu ga lihat dulu! Kalau berantakan gimana? Aku mau ketemu mama kamu lho ini" Kesalnya
"Aku udah lihat, udah 99 kali kamu nanya itu. Kamu tetap cantik" Zeus tertawa
"Ck, serius dong Zeus.." Calla memelasZeus menoleh sesekali karena ia tengah menyetir mobilnya
"Iya sayang. Cantik, kaya biasanya. Udah, jangan takut dan mikir macem-macem" Zeus selalu saja membujuknya, tapi itu tak membuat rasa takut dan gugup Calla hilang. Karena ia kerap sekali overthinking.
"Gimana ntar kalau mamanya Zeus ga suka lihat aku?"
"Gimana ntar kalau mamanya Zeus ga suka sama sandwich yang aku bikin..?"Pikirannya berkecamuk. Hati dan pikirannya benar-benar saling adu. Membuatnya semakin resah bahkan jantungnya berdetak sangat cepat. Mengetahui itu, Zeus mengusap punggung tangan Calla, lalu menciumnya lembut.
"Tenang. Jangan panik" UcapnyaCalla menatapnya, lalu perlahan-lahan mengangguk. Ia juga mengerti, jika ia terlihat ragu dan takut berlebihan, itu juga akan merusak suasana nantinya.
"Jadi, kamu bawain apa itu? Buat mama?" Tanya Zeus melirik sebuah paperbag yang Calla bawa
"Hehe iya. Sandwich daging, aku bikin sendiri. Buat mama kamu" Calla menjawabnya seraya tersenyum
"Mending buat aku-"
"Dih enak aja! Ini buat mama kamu!" Calla menjauhkan paperbag itu
"Habisnya sandwich buatan kamu enak sih" Lanjut ZeusCalla tersenyum, lalu mengusap pipi pria tampan itu, "Iya, nanti aku bikinin buat kamu. Ya?"
Perlahan senyuman Zeus tercipta, lalu ia mengangguk seraya mencium tangan Calla yang mengusap pipinya.Tak lama kemudian, mobil Zeus pun terparkir di depan sebuah rumah mewah. Setelah mematikan mesin mobilnya, Zeus melepas seatbelt, dan menatap ke arah Calla yang juga melepas seatbelt.
"Ayo" Ajak Zeus. Calla mengangguk, lalu keduanya turun dari sana.Calla POV
Aku menutup pintu mobil dan menatap ke arah depan, tepatnya ke arah rumah besar nan megah yang berdominan warna cream ini. Rumah ini cukup besar dan luas, design nya sangat bagus. Aku akui, aku suka banget dengan design nya. Mewah, namun tidak berlebihan.
Suasana disini asri banget. Rumah ini juga memiliki taman dengan rerumputan di depannya. Ah aku jadi keinget Daniel. Kalau dia lihat taman rerumputan sebesar ini, pasti dia pengen naik sepeda mengelilingi taman ini.
"Sayang?" Aku menoleh ke arah Zeus yang ternyata sudah menungguku
"Kok diem aja? Ayo masuk" Ajaknya seraya mengulurkan tangan. Aku tersenyum, lalu membalas gandengannya hingga kami sampai di depan pintu rumah itu.Setelah Zeus menekan bel, kami menunggu lagi. Hingga akhirnya Zeus menekan bel untuk kedua kalinya.
"Iya sebentar!" Suara wanita terdengar dari dalam. Pintu pun terbuka dan menampakkan seorang wanita yang berusia 40 tahunan.
"Eh tuan Zeus, silahkan masuk. Nyonya ada di dalam" Ia mempersilahkan Zeus masuk dengan ramah. Aku bisa menebak bahwa ia adalah asisten rumah tangga disini.
"Makasih, bi" Zeus tersenyum lalu mengajakku masuk. Aku melewati wanita itu dan membalas senyuman ramahnya barusan."Ma?" Aku dan Zeus masuk ke ruang tamu. Seorang wanita cantik yang tak terlihat seperti wanita seumurannya, menoleh. Senyuman cantiknya mengembang dan ia langsung menghampiri aku dan Zeus dengan semangat.
Aku masih mematung.
Gila! Aku ga nyangka bisa melihat seorang Dianna Aniedston secara langsung dan sedekat ini! Dia lebih cantik daripada yang aku lihat di TV, wah..mama pasti seneng banget kalau tau bahwa aku ketemu Dianna Aniedston. Hahaha.
"Gimana kabar kamu sayang? Kamu udah makan?" Ia bertanya berkali-kali sambil mencium pipi putra semata wayangnya.
"Baik ma, aku minum kopi aja tadi sebelum kesini. Belum laper-"
"Ck, kebiasaan kamu! Kan mama udah bilang kurangi kopi" Ia geleng-geleng kepala
"Ma, jangan ngomelin aku sekarang lah. Aku bawa tamu rahasia yang aku bilang ke mama" Ia berbisik, lalu menoleh ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sell The Virginity [18+]✓
Romance"Ahh...s..stop..a-ahh.." Calla memejamkan matanya saat merasakan sensasi yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. "Louder, i can't hear your pretty noise.." Bisikan itu terdengar sangat jelas di telinga Calla, dibarengi dengan sentuhan tangan kekar da...