"Cal, maaf banget ya! Kita ga bisa pulang bareng. Aku harus jemput Arla di rumah temenku. Dia nginep disana semalam" Ucap Ashley meminta maaf. Calla mengangguk kecil, ia paham.
Ashley harus menjemput Arla, putri semata wayangnya. Yang menginap di rumah Sella, teman Ashley. Kebetulan, anak mereka juga berteman baik di sekolah.
"Ga apa-apa kok, aku bisa pulang sendiri" Ia tersenyum pada Ashley. Walaupun hatinya berteriak seakan-akan menahan Ashley untuk tidak pergi.
Jika ia tak bersama Ashley, ia takut akan bertemu Zeus. Dan Zeus akan mengajaknya ke hotel yang ia maksud tadi siang. Memang pria gila, batinnya. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk menghindar dari Zeus.
Calla melirik jam yang menunjukkan pukul 6 sore. Perasaannya tiba-tiba lega saat melihat pintu ruang kerja Zeus terkunci rapat, tandanya pria itu sudah pulang sedaritadi.
"Cal? Kenapa?" Tanya Ashley menatap ekspresi lega sahabatnya barusan.
"Eh? Engga, ga apa-apa" Calla merapikan meja kerjanya lalu meraih tasnya.
"Aku duluan ya Cal! Sella udah nelfon nih" Ucap Ashley berpamitan
"Iya Ash! Hati-hati!" Seru Calla.Ashley pun keluar dari sana dengan buru-buru. Beberapa menit kemudian, Calla mematikan komputernya, merapikan semua berkas yang berantakan lalu merampas tasnya dan buru-buru pergi dari sana.
Di jam segini, suasana kantor mulai sepi. Tentu saja. Semuanya udah pada pulang ke rumah. Tersisa beberapa karyawan yang lembur, beberapa security, dan cleaning service yang mengerjakan pekerjaannya.
"Aduh" Calla meringis pelan saat merasa sakit di kakinya. Calla berhenti di depan lift, lalu mengecek sepatunya. Ia berdecak sebal melihat heels hitam itu sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan hingga melukai kakinya.
"Ah, udah rusak" Sebalnya sambil mengusap bagian kaki yang sakit."Duh sakit banget lagi" Ia meringis lagi. Memakai sepatu itu kembali lalu menekan tombol lift. Setelah lift terbuka, Calla pun masuk dan menekan angka satu.
Saat sampai, pintu lift pun terbuka. Calla berjalan keluar dari lift. Matanya menatap seluruh bagian di lantai satu. Ternyata sudah cukup sepi. Hanya tersisa satu atau dua karyawan, serta resepsionis yang masih ada disana.
Calla spontan menoleh ke arah luar setelah mendengar gemuruh pertanda hujan akan segera turun.
"Hah?! Hujan? Mampus" Calla berlari kecil menuju pintu utama. Dilihatnya langit mulai gelap, bahkan gerimis perlahan turun."Kalau hujan begini gimana mau pulang? Aku harus lari lagi nih ke halte sebelum hujan makin deras" Batinnya.
Ia semakin menggerutu. Apalagi Calla sangat gampang sakit ketika terkena hujan. Itu membuatnya cukup kesal.
Tiiin...Tiiiiiin..!!
Lamunan Calla buyar saat mobil hitam yang ada di dekatnya mengklakson dua kali ke arahnya. Calla membuang pandangannya dan kembali memandang langit.
TIIIIIIIIIIIIINNNNNNNNN TIIIIINNNNN!!
Calla langsung menutup telinganya dan menoleh ke mobil itu lagi. Siapapun yang ada di dalam mobil itu pasti sudah gila, pikirnya.
"Apaan sih? Berisik banget. Mentang-mentang kantor udah sepi, jangan seenaknya klakson sembarangan dong" Calla ngedumel sendiri.
Ia berhenti ngedumel saat pengemudi mobil itu menurunkan kaca mobilnya. Menampakkan Zeus yang sudah menatap lurus ke arahnya dan mengodekannya untuk ikut masuk ke mobilnya. Calla terdiam membeku. Ia kira Zeus sudah pulang daritadi. Rasanya ia ingin lari namun tak bisa karena hujan deras keburu turun. Seakan langit tak berpihak padanya sekarang.
"Shit, gimana nih" Batin Calla yang langsung membelakangi mobil Zeus
"Cal? Ga denger?" Suara berat Zeus terdengar dari sana. Calla masih diam tak berbuat apapun. Bingung harus apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sell The Virginity [18+]✓
Storie d'amore"Ahh...s..stop..a-ahh.." Calla memejamkan matanya saat merasakan sensasi yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. "Louder, i can't hear your pretty noise.." Bisikan itu terdengar sangat jelas di telinga Calla, dibarengi dengan sentuhan tangan kekar da...