Zeus menjauhkan dirinya dari beberapa karyawan yang menunggu keberangkatan di ruang tunggu, untuk mengangkat sebuah panggilan dari ibunya.
"Halo ma?"
"Halo sayang, kamu dimana? Udah di bandara? Papa bilang kamu pulang hari ini?" Suara lembut wanita itu membuatnya tersenyum, dan semakin merindukannya.
"Iya ma, sebentar lagi aku berangkat"
"Oh..hati-hati ya sayang. Mama kangen sama kamu, nak. Kapan kamu ke rumah mama lagi? Udah lama kita ga ketemu"
Zeus tersenyum, "Aku bakal ke rumah mama kok nanti. Aku juga kangen sama mama. Mama baik-baik aja kan? Gimana kerjaan nya?"
Zeus sangat menyayangi keadaan dimana ia dan ibu kandungnya itu tak bisa bertemu dalam waktu dekat. Apalagi, keduanya sama-sama sibuk. Zeus yang mengurus perusahaannya sementara sang ibu yang berprofesi sebagai designer brand-brand terkenal.
"Mama sehat kok. Mama baik-baik aja. Gimana kerjaan kamu, sayang?"
"Semuanya lancar kok ma, lancar banget. Sesuai sama ekspektasi aku.."
"Zeus mana sih" Calla melirik ke seluruh sisi ruang tunggu, bahkan matanya memperhatikan satu persatu orang yang duduk di kursi ruang tunggu itu. Ia menaruh beberapa dokumen ke dalam sebuah map kertas, lalu menghampiri Austin yang berbincang dengan Steven.
"Permisi" Ucapnya yang membuat Austin dan Steven menghentikan obrolan mereka.
"Iya, Cal?" Balas Austin
"Ada apa, Calla?" Ucap Steven seraya menatapnya
"Lihat pak Zeus ga ya, Austin? Pak Steven?"
"Aku ga tau tuh" Ucap Austin yang kini ikut menyapukan pandangan ke seluruh sisi ruang tunggu."Pak Zeus tadi keluar. Mungkin lagi angkat telfon. Kenapa, Cal? Butuh sesuatu?" Balas Steven
"Oh engga pak. Saya cuma mau kasih ini aja" Ucap Calla menunjuk map yang ia pegang
"Itu hasil projek kita?" Pertanyaan Steven barusan dibalas anggukan dari Calla.
"Oh sini aja kasih ke saya. Nanti, biar saya yang kasih ke pak Zeus" Ucap Steven menawarkan diri"Beneran pak? Gapapa?" Tanya Calla memastikan
"Ah no problem" Balas Steven terkekeh
"Oh ok pak, ini dokumennya. Terima kasih pak" Ucap Calla berterima kasih
"Sama-sama Cal" Steven tersenyum seraya menerima dokumen itu"Hm..ya udah deh pak. Saya mau susul yang lain dulu ya" Pamit Austin.
"Silahkan" Austin tersenyum menerima jawaban dari Steven, lalu ia pergi meninggalkan mereka berdua.
"Jadi, Cal..kamu ada acara apa setelah kita pulang ke Los Angeles lagi?" Steven mulai mengajaknya ngobrol"Um..ga ada sih pak. Lagian kan setelah sampai Los Angeles, keesokannya bakal balik kerja lagi. Jadi, ga ada acara apa-apa" Calla tertawa disusul kekehan dari Steven
"Oh iya juga ya" Steven angguk-angguk"Jadi, gimana kesan kamu bekerja sebagai sekretaris pak Zeus? Kata beberapa karyawan, sekretaris-sekretaris lama beliau resign karena tak tahan dimarahi" Lanjut Steven lagi
Calla diam sejenak, "Oh..iya sih pak, itu bener. Banyak yang bilang Pak Zeus memang agak galak. Tapi saya ngerti kok, beliau itu tegas. Bukan galak""Iya kamu bener sih. Semoga kita semua betah ya" Tawanya disusul tawaan Calla
"Pak Steven, Calla" Steven dan Calla menoleh ke arah Ellen yang tiba-tiba saja datang menghampiri mereka. Dengan satu paperbag starbuck berisi americano.
"Lihat pak Zeus ga?" Tanya Ellen pada mereka berdua"Pak Zeus lagi nelfon diluar" Jawab Steven
"Diluar. Kenapa?" Balas Calla
"Ohh..gapapa, hehe makasih ya" Ellen tersenyum lalu pergi melewati menuju pintu keluar. Yang membuat Calla menatap kepergiannya dengan bingung.Di saat yang bersamaan, Zeus sudah masuk duluan sebelum Ellen menghampirinya keluar. Yang membuat mereka berpapasan di pintu. Calla dan Steven masih saja memperhatikan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sell The Virginity [18+]✓
Romance"Ahh...s..stop..a-ahh.." Calla memejamkan matanya saat merasakan sensasi yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. "Louder, i can't hear your pretty noise.." Bisikan itu terdengar sangat jelas di telinga Calla, dibarengi dengan sentuhan tangan kekar da...