chapter 35

20.9K 978 225
                                    

"Astaga, aku lupa" Calla melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 10 pagi. Dan ia baru ingat soal janji pada pria yang mobilnya penyok akibat ulah Daniel.

Calla melepas apronnya, merapikan mangkuk-mangkuk berisi adonan masakannya, lalu membersihkan meja hingga bersih. Di saat yang sama, Daniel buru-buru keluar dari kamarnya. Sudah rapi dengan baju bola yang ia kenakan karena ia akan melakukan pertandingan bola hari ini.

"Kak, aku berangkat ya. Mama mana?" Tanya Daniel seraya menghampirinya dengan buru-buru.
"Mama pergi, katanya bakal pulang malem. Kakak juga mau pergi nih, kakak baru inget kalo ada janji" Jelas Calla, masih sibuk membersihkan alat memasaknya.
"Hah? Ada janji sama siapa?" Tanya Daniel kepo

Mendengar itu, Calla menghentikan aktivitasnya, lalu menatap sang adik dengan tatapan sinis.
"Ya janji sama orang yang mobilnya udah kamu rusakin! Puas?!"
"Hehe" Daniel nyengir
"Aku ikut kakak ya" Daniel hendak menaruh tas dan bolanya.
"Lho bukannya kamu ada pertandingan bola hari ini?" Tanya Calla bingung
"Iya sih..tapi kan ini kesalahan aku, kak. Masa aku biarin kakak pergi sendiri?"

Calla tersenyum tipis, lalu mencubit pipi sang adik dengan gemas.
"Udah. Kamu berangkat aja sana. Kakak bisa urus ini sendiri kok"
"Kak, maaf ya. Nanti, pake uang tabungan aku aja sebagai gantinya"
"Udah, ga usah dipikirin. Berangkat aja sana. Ntar kamu telat" Ucap Calla yang masih membersihkan meja

"Hehe aku sayang kakak!" Daniel memeluknya erat, lalu mencuri satu kecupan di pipi kakaknya.
"Aku bakal balik malem, mungkin. Daaaah!" Daniel melambaikan tangannya lalu pergi keluar.
"Iya hati-hati!" Seru Calla. Ia geleng-geleng kepala menatap kepergian adiknya.
"Udah ah, aku harus cepat nih. Ntar orangnya nungguin lagi"

💘

"Kayanya alamatnya udah bener deh.." Batin Calla saat setelah menginjakkan kakinya ke sebuah tempat memperbaiki mobil. Ia belum pernah ke tempat itu sebelumnya, namun ia yakin bahwa ia tak nyasar. Calla pun masuk kesana, celingak-celinguk menatap sekelilingnya, berusaha mencari pria yang kemarin.

"Kayanya itu" Batinnya saat matanya tak sengaja menangkap seorang pria yang mengenakan kemeja berwarna hitam, tengah sibuk menelfon seseorang. Merasa yakin, Calla pun menghampirinya.
"Permisi pak"

Pria itu menoleh, Calla sangat lega karena ia tak salah orang.
"Nah akhirnya datang juga"
Calla nyengir "Maaf pak, tadi macet. Jadi, mobilnya gimana pak?"
"Mobilnya sudah diperbaiki. Biayanya juga tergolong mahal" Mendengar itu, Calla jadi gugup. Ia tak dapat memperkirakan berapa biaya tersebut.

"Jadi..berapa biaya yang harus saya ganti, pak?" Tanya Calla ragu
"Saya ingin bicarakan ke atasan saya dulu. Beliau ada disana, sebentar ya" Calla langsung mengangguk dan menatap kepergian pria itu. Ia masih merasa resah, berharap bahwa atasan pria ini tak galak atau tak akan mempermalukannya di depan umum.

"Pak" Ucap pria itu saat menghampiri atasannya.

Seorang pria yang mengenakan kemeja berwarna putih menoleh setelah mengakhiri panggilan telfon pada seseorang.
"Orang yang mau bertanggung jawab atas kerusakan mobil bapak sudah datang, pak"

Zeus mengerutkan dahinya.
"Orang yang bertanggung jawab?"

Pria itu mengangguk.
"Kan udah saya bilang, kamu ga perlu minta anak itu ganti biaya kerusakan mobil saya. Kamu bilang dia anak kecil kan? Kamu mau menguras uang anak kecil? Saya yakin dia juga ga sengaja"
"Maaf pak, tapi saya terlanjur bicara dengan keluarganya" Ia menunduk, memohon maaf.

Zeus menghela nafas gusar, "Ya udah, biar saya bicara sama dia"
Ia melangkahkan kakinya keluar ruangan kecil itu, mengekori sang supir untuk menghampiri orang yang bertanggung jawab atas kerusakan mobilnya. Zeus berpikir mungkin ia tak akan meminta ganti rugi sepeser pun, tapi ia akan memberitau keluarga anak itu bahwa harus mengawasinya lebih hati-hati agar kejadian seperti ini tak terulang lagi.

Sell The Virginity [18+]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang