chapter 32

16.6K 802 40
                                    

"Cal? Kamu baik-baik aja?" Tanya Johnny menatap ke arah Calla yang lesu dan tampak kurang istirahat
"Agak cape" Calla menjawab dengan lesu
"Aku dapet pesenan banyak banget.." Lanjutnya menidurkan kepalanya di atas meja kerjanya.
"Sebanyak apa emang? Biasanya kamu ga kelihatan secape ini" Bingung Johnny lagi.
Calla mengangkat tiga jarinya dengan lesu
"Tiga? Tiga puluh?" Tanyanya

Calla menggeleng kuat
"Tiga ratus?"
Calla mengangguk lemah menjawab tebakan Johnny barusan
"Ooh tiga ratus- HAH?!" Ia ikut kaget
"Makanya aku cape banget.." Keluh Calla
"Dia pesen 300 pasta dan 300 sandwich, totalnya ada 600" Calla memejamkan matanya karena merasa sangat lelah

"Astaga...Udah, kamu istirahat aja dulu. Jangan paksa diri kamu" Ucap Johnny memperingatinya
Calla menghela nafas, "Ga bisa, Zeus. Acaranya 2 hari lagi..." Ia memalingkan wajahnya dari Johnny, dan lanjut memejamkan matanya
"Zeus?" Tanya Johnny kebingungan
"Zeus lagi. Emang itu siapa sih?" Tanyanya penasaran. Tanpa ia ketahui, Calla berdecak sebal karena sadar bahwa ia kerap sekali salah sebut nama. Ia malah menyebutkan nama Zeus disaat ia tak fokus seperti sekarang.

Calla menoleh ke arah Johnny lagi.
"Sorry, John" Ucapnya pelan
"Cal, aku penasaran. Zeus itu siapa? Kok kamu sering salah sebut nama aku dengan nama dia?"
Calla berdecak sebal "Ga penting"
"Kalau ga penting, kenapa bisa sering salah panggil?" Tanya Johnny menatap ke arah Calla yang kini hendak terlelap
"Ya ga tau, tiba-tiba aja. Udah ah, emang ga penting beneran" Calla benar-benar ingin keluar dari topik pembicaraan ini.

"Ooh jangan-jangan itu pacar baru kamu ya?" Goda Johnny.
"Enggak" Balas Calla acuh
"Terus? Kalau bukan pacar baru, apa dong? Pacar lama?" Tanya Johnny
"Iya, tuh tau" Batin Calla
"Engga ih" Jawab Calla lagi

"Terus? Cowo yang kamu suka?" Tanya Johnny lagi, masih dengan rasa keponya yang tinggi.
Calla tergelak "Hahaha apa sih, John. Bukan siapa-siapa"

"Masa lalu kamu?" Tebak Johnny.

Calla meredakan tawanya saat mendengar itu. Namun ia menggeleng lagi.
"Udah, ga usah nebak-nebak hal yang ga penting. Ayo balik kerja"
"Kan aku penasaran" Ucap Johnny dengan sebal, lalu kembali ke meja kerjanya yang bersebelahan dengan Calla.

💗

"Ayo tendang lagi bolanya!" Daniel menyeka keringat di dahinya. Remaja itu berlari kesana kemari mengejar bola bersama teman-temannya hingga akhirnya ia memasukkannya ke dalam gawang musuh
"Gol!!" Teriaknya dan teman-teman satu timnya.

"Duh..akhirnya menang" Ia duduk di dekat pohon, lalu meminum air mineral yang ia bawa.
"Daniel" Salah seorang temannya yang bernama Michael, menghampirinya.
"Permainan mu bagus, aku yakin tim kita bisa menang di lomba sepak bola minggu depan"
Daniel tersenyum senang seraya mengatur nafasnya.
"Harus menang" Ucapnya lalu meminum air itu lagi.

"Ayo main lagi" Ajak Michael bersemangat
"Ayo!" Keduanya bangkit dan masuk ke lapangan lagi.
"Guys, ayo main lagi!" Seruannya di balas anggukan oleh teman-temannya. Daniel pun memutuskan untuk main satu pertandingan lagi sebelum memutuskan untuk pulang ke rumah.

Bola di hadapannya sudah siap ia tendang, tanpa pikir panjang, Daniel langsung menendang bola itu. Ia berharap bola itu dapat dibawa oleh teman satu timnya, namun ia salah. Ia menendang bola itu dengan cukup kuat hingga membuat bola itu melayang tinggi, dan membentur sebuah mobil yang terparkir disana.
Daniel langsung berlari ke arah mobil itu.
"Gawat!" Ia menganga saat melihat bagian mobil yang rusak akibat tendangannya.

"Gimana nih?!" Ia mengambil bolanya, lalu menatap kerusakan itu dengan panik. Mendengar langkah kaki seseorang, membuatnya langsung menoleh. Menatap pria berotot yang mengenakan jas, tengah mengecek kondisi mobilnya dengan ekspresi terkejut.

Sell The Virginity [18+]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang