"Bra kakak kok bisa di dapur sih? Bawa tuh, malu-maluin aja" Ucapan Daniel barusan membuat Calla diam membeku.
"O-oh..hehe iya anu, kakak lupa. Soalnya kan semalam hujan. Terus..kakak ambil jemuran buru-buru gitu terus..anu, lupa bawa ke kamar" Calla tersenyum kikuk seraya membawa pergi bra berwarna biru itu ke kamarnya.
"Dasar aneh" Daniel geleng-geleng kepala menatap kepergian kakaknya"Zeus sialan, buang bra aku sembarangan sih!" Umpat Calla seraya masuk ke kamarnya. Dilihatnya Zeus masih terlelap disana. Calla pun menghampirinya dan duduk di sebelahnya.
"Zeus, hey. Ayo bangun. Ini udah jam..8 pagi" Ucap Calla membangunkannya
"Hm?" Zeus bergumam pelan, matanya masih tertutup. Ia bahkan memeluk tangan Calla dan lanjut tidur."Sayang?" Panggil Calla seraya membangunkannya
"Hm..?" Zeus bergumam lagi, kini merubah posisi tidurnya.
"Kamu masih mau tidur? Ga mau sarapan?" Tanya Calla memastikanZeus perlahan membuka matanya, menatap Calla dengan sayup. Calla akui, ketampanan pria itu semakin bertambah jika rambutnya berantakan seperti ini.
"Kamu manggil aku sayang barusan?" Pertanyaan Zeus barusan membuatnya diam sesaat
"Hah? E-engga" Calla mengelak
"Oh aku salah denger.." Zeus hendak terlelap lagi"Ayo bangun ih"
"Aku mau dipanggil sayang.." Ucap Zeus yang masih menutup matanya.
Calla menyembunyikan tawanya "Heh, kamu jangan kaya remaja alay yang baru jatuh cinta"
"Aku alay sama kamu doang" Balasan Zeus membuatnya tertawa cekikikan"Aku kangen dipanggil sayang" Zeus masih memejamkan matanya
"Ayo bangun, sayang"
Walaupun matanya masih terpejam, Zeus tersenyum manis saat mendengar kalimat itu dengan jelas dari mulut Calla. Ia yakin pipinya pasti blushing sekarang. Ia membuka matanya perlahan, lalu menguceknya.
Ia meraih handphonenya lalu membaca beberapa notifikasi yang tertera disana. Ia mengerutkan keningnya saat membaca notifikasi pesan dan panggilan dari ibunya tadi malam.
"Mama nelfon aku" Ucap Zeus yang langsung mengecek pesan dari ibunya
"Oh ya? Pasti mama kamu nyariin kamu ya?" Tebak Calla.Zeus masih fokus membaca pesan yang Dianna kirim untuknya. Sementara itu, Calla bangkit dan meraih handuk. Lalu kembali dan memberikannya pada Zeus.
"Nih, kamu mandi. Siap-siap. Mau aku bikinin sarapan?" Tanya Calla
"Kamu udah mandi?" Zeus malah bertanya balik
"Ya belum. Aku urusin kamu dulu" Jawab Calla
"Ya udah, mandi bareng"
Calla terbelalak lalu melempar handuk itu ke arah Zeus.
"Jangan gila ya, Zeus. Kita beruntung semalam karena mama dan Daniel ga di rumah"
Zeus tertawa seketika
"Sekarang mereka di rumah?" Tanya Zeus
"Mama belum pulang. Tapi Daniel ada diluar"
"Aku mau samperin ah, aku mau kenalan sama adik kamu-"
"Heeeeh! Apa kata Daniel nanti kalo dia tau aku bawa kamu kesini!" Pekik Calla yang membuat Zeus tersenyum jahil"Ya...biarin. Emang salah aku kenalan sama Daniel?"
"Ga salah sih.. Kamu boleh kenalan sama dia, tapi ga sekarang. Okay? Udah, buruan sana mandi!!"💗
"Papa beneran minta aku pulang?" Mata Zeus tak lepas menatap mata ibunya. Menatap wanita itu dengan serius dan benar-benar menunggu jawaban yang pasti.
Zeus akui, ia enggan pulang dalam waktu dekat. Ia sudah terlalu nyaman menetap di Boston, apalagi setelah ia bertemu dengan Calla disana. Ia ingin membawa Calla pergi, tapi ia tau pasti tak semudah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sell The Virginity [18+]✓
Romance"Ahh...s..stop..a-ahh.." Calla memejamkan matanya saat merasakan sensasi yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. "Louder, i can't hear your pretty noise.." Bisikan itu terdengar sangat jelas di telinga Calla, dibarengi dengan sentuhan tangan kekar da...