chapter 3

65.8K 1.6K 54
                                    

Calla memandang pantulan dirinya dari cermin itu. Merasa sudah sangat cantik, dan sudah siap untuk bertemu Alex.
"Alex gimana ya? Apa dia...tinggi? Pendek? Kurus? Gemuk?...Atau dia mirip om-om?" Calla mulai merasa ngeri
"Kalau dia om-om menyeramkan gimana?"

Dan sekarang, Calla malah bimbang untuk pergi. Merasa takut. Tapi sekarang dia sudah bersiap-siap dan harus pergi, malah baru terasa bimbang sekarang.

"Apa aku batalin aja ya...t-tapi..aduh.." Ia semakin resah sambil mondar-mandir dikamarnya.
"Tapi dia bilang dia 25 tahun..bukan om-om menakutkan dong?" Pikirnya lagi
"Tapi kalau iya gimana?" Pikirannya kacau.

"Ayo! Bayar biaya sewa bulan ini! Aku udah kasih kelonggaran untuk kalian lho!"

Semuanya buyar saat Calla mendengar suara orang berbincang sambil sedikit meninggikan suara, tepatnya di ruangan sebelahnya. Calla melotot saat melihat wanita gemuk bernama Mary dengan rolling rambut dan ekspresi galaknya itu, terlihat menagih biaya sewa penghuni-penghuni rumah susun itu.

Calla ingat bulan lalu Mary membentak-bentaknya karena telat membayar biaya sewa. Itu membuat Calla malu karena beberapa tetangganya dapat mendengar itu, ia juga yakin bahwa ia jadi bahan gosip karena selalu telat bayar biaya sewa.

"Oh shit, dia dateng. Pasti dia mau nagih uang sewa. Aku kan belum ada uang!" Batinnya ketakutan. Calla mulai ngumpet, tapi ia tau pasti akan ketahuan oleh wanita itu.

"Kayanya aku harus bener-bener pergi deh..kalau dia tau aku ga ada disini, pasti dia ga nagih lagi" Calla meraih heelsnya dan langsung keluar dari pintu belakang. Diam-diam tanpa sepengetahuan wanita itu. Dan akhirnya ia berhasil keluar.

Ia mengatur nafasnya, lalu memakai heelsnya.
"Aku udah diluar, dan harus pergi ke hotel yang Alex maksud.." Ia pun memesan taxi online dan menuju hotel tersebut.

"Phoenix...Hotel" Calla membaca chat dari Alex kemarin dan mencocokkannya dengan nama hotel yang ada di hadapannya itu.
"Oh bener, ini dia hotelnya" Pikirnya lalu berjalan masuk kesana.

Calla dibuat kagum oleh hotel besar dan megah itu. Kelihatan sekali harga kamarnya mahal. Penjagaannya juga ketat, design nya juga membuat Calla tercengang. Tak menyangka ada hotel sebagus dan sebesar ini disini.

"Beneran ini hotelnya? Gila..gede banget. Lebih gede dari hotel pada umumnya" Batin Calla. Ia masuk kesana disambut ramah dengan security, lalu Calla langsung ke salah satu resepsionis disana.

"Selamat siang nona, apa anda sudah booking kamar?" Sapanya dengan ramah
"Hai, siang. Um..aku mau ke kamar 125, ada orang nya kan disana?" Tanya Calla
"Sebentar ya nona" Wanita itupun mengecek di sistem. Lalu berucap lagi.
"Ada, nona. Kamar 125 di booking oleh Mr. Alex Wreist. Kuncinya juga sudah di tangan beliau. Tapi disini tertera bahwa beliau pergi meninggalkan kamar satu jam yang lalu dan belum kembali, apa ada pesan yang ingin di sampaikan?"

Calla mencerna bahwa Alex pergi sebentar dan akan kembali kesini. Karena ia sudah booking kamar, ia pasti akan kembali.

"Engga deh, aku ga mau sampaikan apa-apa. Aku tunggu dia aja disini" Ujar Calla tersenyum ramah
"Oh baiklah kalau begitu, nona bisa menunggu di kursi itu ya"
Calla mengangguk dan duduk di kursi yang sudah di tujukan untuknya menunggu. Calla meraih handphone nya dan mulai chat Alex dari website itu.

Alex

Madelyn : Alex? Kamu dimana?
Madelyn : Aku udah sampe di hotel yang kamu maksud
Madelyn : Kamu masih diluar ya?

Sell The Virginity [18+]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang