"Ini bukan dokumen yang saya minta" Ucap Zeus membanting sebuah berkas ke atas meja
"Maaf pak, tapi hanya ini yang tersisa. Saya sudah melakukan pengecekan ulang" Ucap Steven dengan sopan"Masa cuma ini sih? Ngapain kita jauh-jauh kesini kalau berkasnya ga ada? Kalian ini gimana sih" Amarahnya semakin memuncak
"Siapa yang atur kaya gini?" Tanya Zeus seraya menunjuk berkas itu"Itu berkas dari Ashley dan Calla pak" Jawab Steven
"Panggil mereka"
Steven segera mengangguk dan bergegas memanggil Ashley dan Calla yang sedang mengurus berkas-berkas lain di luar ruang meeting."Kalian kenapa lama banget? Masuk. Pak Zeus manggil kalian"
Ashley dan Calla bertatapan, "Maaf pak, tapi ada apa? Bukannya berkas yang saya kasih ke bapak udah benar?"
"Berkasnya salah, Calla" Ucap Steven menghela nafas gusar"Bukan itu yang pak Zeus mau" Lanjutnya
"T-tapi pak, kan itu perintah pak Zeus langsung" Sahut Calla
"Saya ga tau siapa yang benar dan siapa yang salah. Pokoknya kalian masuk saja ke dalam. Pak Zeus udah nungguin kalian"Calla dan Ashley pun mengekori Steven untuk masuk ke ruangan meeting. Semua mata tertuju pada mereka. Dan mereka kini berhadapan dengan Zeus dengan emosi yang menggunung.
"Mana berkas yang saya minta?" Tanya Zeus pada Ashley
"Anu pak..kan ini yang bapak minta. Saya punya copy-an nya nih-"
"Saya ga perlu copy-an nya! Mana berkas aslinya?! Bukan ini materi kita!" Zeus mulai membentak. Membuat Calla dan Ashley tersentak."Maaf pak, tapi..saya sudah input data yang bener kok. Calla sendiri yang kirim ke saya" Ucap Ashley seraya menunduk takut. Mata Zeus kini beralih ke arah Calla yang juga menunduk takut padanya.
"Data berkas mana yang kamu kirim sama dia?" Tanya Zeus pada Calla dengan nada dinginnya seperti biasa"Data yang sudah saya revisi pak, saya kirim di tanggal 12 bulan ini. Sudah saya kirim ke email bapak juga untuk pengecekan, bapak juga sudah setujui" Calla menunduk
"Bukan ini berkasnya!" Bentak Zeus lagi
"I-itu kok pak berkasnya.. saya juga ada file nya pak" Lanjut Calla, ia bersikeras membela dirinya karena ia merasa tidak bersalah."Kan sudah jelas-jelas materinya beda, kenapa kamu malah bawa berkas yang lama?!"
"Berkas barunya kan sudah saya kasih ke bapak" Ucap Calla, masih dapat mengontrol suaranya
"Kamu ga ada kasih saya berkas apa-apa" Lanjut Zeus penuh emosi. Calla menunduk lagi, hatinya berkecamuk dan seakan-akan ingin teriak bahwa ia tak salah. Ia yakin betul dengan apa yang ia kerjakan."Kalian semua gimana sih, kerjaanya pada ga beres gini. Malu saya kalau sampai kolega lain tau kinerja kalian yang payah gini!" Lanjut Zeus menatap seluruh karyawannya yang menunduk.
"Gara-gara kalian tak profesional, berkas barunya bisa hilang. Dimana otak kalian? Kalian anggap pekerjaan ini cuma main-main? Iya?!""Meeting jadi tertunda dua jam begini juga karena kalian!" Zeus membanting berkas yang ada di tangannya.
"Kamu juga Ashley. Sebelum input data seharusnya cek dulu! Itu sudah benar atau belum, kelihatan kamu ga fokus sama kerjaan kamu sendiri"
"Maaf pak, saya hanya input apa yang Calla kirim ke saya" Ashley masih menunduk. Meminta maaf, walaupun rasanya ia ingin menjambak-jambak Zeus."Maaf pak, ini salah saya" Suara Calla mulai bergetar. Ia takut mendengar bentakan Zeus lagi, tapi ia sangat yakin bahwa ia tak salah. Ia yakin 100% bahwa berkas baru itu sudah ada di tangan Zeus, karena Calla sendiri yang memberikannya.
"Saya akan lebih teliti lagi" Lanjut Calla dengan pelan.
Steven, dan para rekan lain ikut iba melihat mereka dimarahi habis-habisan oleh Zeus. Steven yakin, bahwa Calla tak salah. Steven sendiri melihat berkas baru itu karena Calla juga mengirimkanya ke email Steven.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sell The Virginity [18+]✓
Romance"Ahh...s..stop..a-ahh.." Calla memejamkan matanya saat merasakan sensasi yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. "Louder, i can't hear your pretty noise.." Bisikan itu terdengar sangat jelas di telinga Calla, dibarengi dengan sentuhan tangan kekar da...