"Resign? Kamu bakal resign?" Tanya Steven dengan nada terkejut. Calla yang duduk di hadapannya hanya bisa mengangguk lalu menundukkan pandangannya. Steven pun melipat surat resign yang Calla berikan padanya, lalu menatap Calla dengan bingung.
"Tapi kenapa Cal? Kenapa tiba-tiba gini? Kamu ga nyaman? Iya? Apa kamu ga nyaman kerja dibawah tekanan pak Zeus?"
Calla langsung menggeleng "Bukan gitu pak"
"Coba berikan alasan yang jelas, Calla. Karena ini mendadak sekali. Ada yang membuat kamu ga nyaman di kantor ini? Kasih tau saya. Terbuka sama saya"
Calla menghela nafas panjang, "Maaf pak, kalau keputusan saya memberatkan bapak atau bahkan memberatkan pihak lain""Saya memang harus resign pak. Karena.. mama saya sakit. Beliau dan adik saya menetap di Boston. Adik saya terlalu kecil untuk mengurus mama sendirian. Jadi..saya harus pulang, pak. Saya mau cari pekerjaan di daerah Boston saja, biar ga terlalu jauh dari keluarga" Jelas Calla
Steven angguk-angguk, mulai paham atas penjelasan Calla.
"Kalau boleh tau, mama kamu sakit apa?"
"Penyakit paru-paru, pak" Jawab Calla
"Hm..semoga mama kamu cepat sembuh ya?"
Calla tersenyum tipis seraya mengatakan "Terima kasih pak""Jadi, keputusan kamu udah bulat? Untuk meninggalkan perusahaan ini?"
"Dengan berat hati saya bilang, iya pak" Calla masih tertunduk
"Ya sudah. Semoga ini keputusan yang terbaik. Dan semoga kamu mendapatkan pekerjaan lebih baik juga disana ya?"
Calla tersenyum mengangguk, "Terima kasih pak. Saya harap juga begitu""Cal, kinerja kamu bagus. Kamu disiplin, dan tanggung jawab atas kerjaan kamu. Jangan menyerah ya, Cal?"
Calla mengangguk "Terima kasih banyak pak, terima kasih sudah menjadi manager yang baik" Ia tersenyum di akhir kalimatnya.
"Ya udah, saya akan beritahu ini ke atasan kita, Pak Zeus. Semoga beliau bisa menerima keputusan kamu juga"Calla diam sejenak. Ia memang belum memberitau Zeus soal ini. Karena ia juga menjaga jarak dengan pria itu sejak kejadian kemarin. Intinya, pikiran Calla tambah berkecamuk karena ibunya dirawat di rumah sakit.
"Baik pak, saya mau kembali ke ruangan saya dulu ya" Pamit Calla
"Iya, Calla. Silahkan"Calla pun bangkit, lalu keluar dari ruangan Steven.
💗
"Udah hampir jam makan siang, ntar aku makan apa ya?" Batin Calla seraya merapikan beberapa berkas di atas mejanya. Tiba-tiba dia dibuat bingung karena Ashley, Amy, Austin, dan Arnold menghampiri mejanya bersamaan.
"Kalian kenapa mengepung aku gini sih?" Calla terkekeh
"Ashley udah kasih tau kami. Kamu mau resign ya Cal?" Tanya Amy. Calla terdiam memandang mereka semua.
"Cal, kenapa tiba-tiba banget.." Lanjut Amy merasa sedih
"Sebentar lagi kan liburan tahun baru. Kamu ga mau liburan sama kami nih?" Usul Arnold
"Bener tuh. Keputusan kamu udah bulat, Cal?" Sahut AustinCalla mengangguk, "Maaf ya. Maaf banget. Aku harus ke Boston karena mama aku sakit. Dan aku ga bisa ninggalin mereka lagi"
"Hm..iya iya. Kami paham. Semoga mama kamu cepat sembuh ya" Ucap Arnold
"Aku kirain, kamu resign gara-gara pak Zeus tuh. Semua sekretarisnya kan resign gara-gara dia yang terlalu galak" Celetuk Austin
Ashley pun bertatapan dengan Calla tanpa mengatakan apapun.
"Engga kok. Udah ah, jangan mikir gitu. Yang penting, kalian harus tetap semangat kerja ya? Aku ga bakal lupain kalian kok" Ucap Calla tersenyum"Tapi kami sedih banget kalo ga ada kamu Cal.." Ucap Amy menambahi
"Gini deh, sebelum Calla berangkat ke Boston, kita harus ngumpul yuk? Kali ini kita makan bareng. Nanti waktu pulang dari kantor. Gimana?" Usul Ashley
"Setuju!" Sahut mereka semua
KAMU SEDANG MEMBACA
Sell The Virginity [18+]✓
Romance"Ahh...s..stop..a-ahh.." Calla memejamkan matanya saat merasakan sensasi yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. "Louder, i can't hear your pretty noise.." Bisikan itu terdengar sangat jelas di telinga Calla, dibarengi dengan sentuhan tangan kekar da...