Calla mengumpat saat hujan mulai turun dan semakin deras. Ia masih menunggu bus umum untuk lewat, tapi tak kunjung lewat. Ia masih setia duduk di halte sendirian sambil sesekali mengayunkan kakinya.
Ingin memesan taxi online namun juga tak kunjung mendapatkan driver, karena cuaca hujan juga. Mau tak mau, Calla pun tetap menunggu disana. Tak dapat berlari karena ia pasti langsung sakit jika kepalanya terkena hujan.
"Ah payung aku ketinggalan di kantor" Umpatnya, mengingat ia meninggalkan payung itu di bawah meja kerjanya.
Calla masih berdiam diri disana, menghela nafas panjang.
"Zeus masih marah ga ya sama aku" Batinnya
"Apa aku udah bohongi dia?" Ia menunduk sambil memainkan kukunya
"Tapi..dia marah banget sampe kaya gitu" Calla berusaha menahan air matanya untuk tak turun lagi. Tak mau mengingat kejadian pagi tadi.💫
"Astaga malah hujan, untung aku bawa mobil" Batin Ashley saat mendengar gemuruh petir disambut air hujan yang turun semakin deras.
Setelah pekerjaannya selesai, Ashley pun mengirimkannya ke email Zeus. Perasaannya benar-benar lega, akhirnya bisa mengistirahatkan tubuhnya. Ia pun memejamkan matanya.
Tapi beberapa detik kemudian, ia membuka matanya lagi saat mendengar suara pintu terbuka dengan kuat, disusul langkah kaki seseorang dengan buru-buru.
"Pak Zeus? Ternyata dia masih di kantor? Ngapain dia" Batin Ashley"Ashley"
Ashley menatap Zeus yang kini menghampirinya
"I-iya pak? Kerjaan saya udah saya kirim ke email bapak kok, pak. Bisa di cek.." Ia ketakutan
"Bukan, temen kamu mana?"
"Temen saya? Amy? Arnold? Austin? Mereka udah selesai duluan pak, tinggal saya sendiri disini-"
"Maksud saya Calla"
"Ohh..tadi Calla udah pulang pak, ada apa ya? Bapak mau titip sesuatu?" Jawabnya, menatap ekspresi gelisah dari Zeus."Mampus, dia kayanya marah sama Calla deh, tapi kenapa? apa karena Calla belum kerjain tugas dari dia? Duh kasihan Calla" Batin Ashley mulai panik
Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Zeus pergi meninggalkannya dengan buru-buru.
"Duh! Pasti Calla bakal dimarahin!" Ashley langsung menghubungi nomor Calla, namun sayangnya panggilan tak aktif.
"Ck, Calla angkat dong!" Malah ia yang resah sekarang.
"Kok ga di angkat-angkat sih?" Pikirnya setelah mencoba menghubungi Calla enam kali.💫
Pandangan Calla tersita ke sebuah BMW hitam yang berhenti di depan halte. Calla menyipitkan matanya untuk melihat seorang pria yang keluar dari sana, lalu berlari kecil agar tak terkena hujan.
"Zeus?" Batin Calla. Mata mereka saling tatap. Calla dapat merasakan kecemasan, dan kekhawatiran dalam pandangan itu. Namun ia segera membuang pandangannya, mengabaikan Zeus yang kini menghampirinya dengan buru-buru.
"Kamu kenapa pulang sendirian? Aku telfon ga di angkat?" Zeus buka suara. Calla bingung harus jawab apa, ia memilih untuk menggelengkan kepalanya saja. Baru menyadari bahwa handphone nya mati tadi.Tak mendapat jawaban yang pasti dari Calla, akhirnya pria itu duduk tepat di sebelah Calla. Menatap wanita yang enggan menatapnya. Suasana sangat canggung, hanya diisi suara rintik hujan yang semakin deras, dan gemuruh petir beberapa kali.
"Kamu masih marah sama aku?" Zeus memecahkan keheningan
Calla memberanikan diri untuk menatap Zeus, lalu ia menggeleng pelan. "Aku ga marah. Aku cuma..takut"
"Takut?"
Calla mengangguk, "Takut kamu marah lagi" Ia menjawab dengan pelan lalu menunduk. Zeus menghela nafas gusar, menyadari bahwa sekarang ia malah membuat Calla takut padanya. Padahal ia tak dapat mengontrol emosinya tadi pagi.
"Sayang, aku minta maaf" Akhirnya kalimat itu terucap dari mulut Zeus
"Aku hilang kendali tadi. Aku cuma kesel, emosi. Sampe marahin kamu kaya gitu" Lanjutnya
"Wajar kamu kesel, aku nya ngeselin" Calla menjawab lalu tersenyum tipis, menyadari bahwa dia memang ngeselin dan pantes saja Zeus bisa semarah itu dengannya.
"Aku kurang terbuka sama kamu...maaf ya?" Lanjut Calla lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Sell The Virginity [18+]✓
Romance"Ahh...s..stop..a-ahh.." Calla memejamkan matanya saat merasakan sensasi yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. "Louder, i can't hear your pretty noise.." Bisikan itu terdengar sangat jelas di telinga Calla, dibarengi dengan sentuhan tangan kekar da...