Part 02

12.8K 938 56
                                    

Haechan merasa aneh dengan suara-suara ribut di sekitarnya. Perlahan ia mengangkat tangannya untuk menyentuh dadanya, meski dalam kondisi matanya masih menutup. "Tidak ada" pikirnya, Haechan lalu membuka matanya dan memastikan ada atau tidak pisau yang menusuk jantungnya.

"AAAKKKHHHH" teriak Haechan kencang saat melihat tidak ada apapun di dadanya.

"Donghyuck" panggilan itu membuat Haechan mengalihkan pandangannya, "mama" ucap Haechan lirih dengan nada tidak percaya, Haechan mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Eunhyuk.

Haechan menatap tidak percaya saat ia bisa menyentuh sosok di depannya, tapi berbeda dengan Eunhyuk yang merasa bahagia ternyata putranya masih mau menyentuh dirinya.

"Mama" panggil Haechan lagi seraya menangkup pipi mamanya.

"Ini mama" jawab Eunhyuk, yang akhirnya membuat air mata mengalir dipipi Haechan, membuat Eunhyuk tersentak karena tiba-tiba putranya menangis.

"Hiks...mama....mama....hiks." tangis Haechan yang membuat Eunhyuk menunduk dan menghapus air mata di wajah putranya.

"Iya sayang mama disini, kau kenapa Hyuckie? Apa ada yang sakit? Dimana bilang pada mama ya" ucap Eunhyuk berulangkali.

"Biar pasien kami periksa lebih dulu" seorang dokter lalu datang karena tadi Donghae yang melihat putranya sadar langsung memencet tombol yang ada di atas kepala Haechan.

Eunhyuk mengangguk paham, ia sudah akan melepaskan tangan putranya sebelum Donghyuck menahannya dengan kuat. "Mama jangan meninggalkan ku hiks" pinta Haechan dengan menangis.

Eunhyuk memandang kearah dokter meminta persetujuan agar diizinkan tetap di tempatnya karena putranya menginginkan dia tetap disana. Sang dokter lalu mengangguk, dan mulai memeriksa Haechan yang tetap fokus pada Eunhyuk.

"Kondisinya cukup bagus, jika ia terus seperti ini dalam dua hari sudah dapat pulang" penjelasan dokter membuat Eunhyuk tersenyum senang. Setelah mengucapkan terima kasih dan menunduk sopan pada sang dokter yang akan pergi Eunhyuk menatap sayang putranya dan mengelus kepala Haechan dengan sayang.

"Dengar jika keadaan Donghyuck baik-baik saja, lusa Hyuckie sudah boleh pulang" ujar Eunhyuk dan Haechan hanya mengangguk. "Mama panggil papa dan hyungdeul mu dulu ya" pamit Eunhyuk dan kini Haechan tidak menahannnya.

Haechan memandang bingung ruangan sekitarnya, "rumah sakit" bisik Haechan seraya melirik tanggalan yang ada di sebelah ranjangnya. "Tanggal 05 mei 2022" bisik Haechan.

"Ini dua tahun sebelum tragedi itu, dan sama seperti hari itu aku terbangun di rumah sakit karena mencoba bunuh diri" bisik Haechan pelan. "Apa ini kesempatan keduaku" bisik Haechan.

"Entah yang kualami itu hanya mimpi ataukah aku yang kembali ke masa lalu. Kalau memang benar maka aku tidak akan membiarkan semua terjadi seperti sebelumnya, aku akan merubah akhirnya dengan menjadikan ku sebagai pemenangnya." Bisik Haechan.

Cklek

Mata Haechan sedikit memicing dan memandang dingim saat melihat ada satu sosok yang dibencinya. Namun bagi keluarga Haechan mereka berpikir bahwa pandangan itu untuk mereka. Eunhyuk pun tertegun saat melihat tatapan Haechan.

"Donghyuck, hyung minta maaf" Yuta tiba-tiba maju dan berbicara dengan nada lirih.

"Kalau kau membenciku maka Hyung akan pergi dari rumah" lanjut Yuta, hal ini pernah Haechan ucapkan padanya saat pemuda itu berpikir Eunhyuk meninggalkannya.

"Kenapa dia ada disini?" Ucap Donghyuck dengan nada dingin, membuat Eunhyuk dan Donghae tertegun.

"Sayang, Yuta mengkhawatirkan mu, Hyungdeul mu yang lain mengkhawatirkan dirimu karena itu selama tiga hari mereka semua tidur disini" ucap Donghae berusaha memberi Haechan pengertian, tapi jika nantinya memang putranya tidak mau menerima hyungdeulnya apalagi yang bisa Donghae lakukan.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang