Part 08

6.6K 744 27
                                    

Suasana rumah sakit cukup mencekam saat seorang pria yang tengah menahan rasa sakit dikarenakan waktunya untuk melahirkan sudah dekat. "Oppa, tenang saja semua akan baik-baik saja" ujar seorang wanita seraya menggenggam tangan pria yang tengah berbaring.

"Yuri-ya, apa Donghae masih belum bisa di hubungi?" Tanya pria itu dengan nada lemah, ia benar-benar ingin suaminya ada disini bersamanya saat ini.

Yuri tersenyum lembut, "belum oppa, mungkin Donghae oppa sedang sibuk. Tidak apa-apa ada aku disini" jawab Yuri sembari mengelus lembut tangan sang kakak.

"Eunhyuk, jangan khawatir tentang apapun ya, ada eomma disini" ujar sang ibu sembari mengusap pucuk kepala Eunhyuk, Eunhyuk pun mengangguk dengan lemah.

Meski sedih ia tahu ia tidak bisa menunda waktu melahirkan, karena ini kasus kehamilan pada pria jadinya ia harus di operasi untuk mengeluarkan bayi-bayinya.

Dokter memandang takjub empat bayi laki-laki dihadapannya, "bahkan semuanya tampan" bisik dokter itu seraya mengelus kepala yang paling sulung. Bayi ini yang pertama kali menangis saat dikeluarkan tadi baru setelahnya yang nomor dua dan yang ketiga, sedangkan si bungsu hanya diam sembari berkedip-kedip.

Brak

"Bawa semua bayi itu dan bunuh mereka" ucapan tanpa perasaan dan belas kasih itu mengejutkan bagi sang dokter.

"Nyonya, kenapa anda bisa sekejam itu bayi-bayi ini bahkan baru dilahirkan dan tidak bersalah" ujar sang dokter.

Namun Yuri memandang tajam pada sang dokter "itu bukan urusanmu" ujar Yuri sembari mengangkat bayi terakhir. "Andai kalian anak-anak ku dengan Donghae oppa tentu aku tidak akan berbuat sekejam ini, jika ingin menyalahkan maka salahkan ibu kalian yang telah merebut lelaki yang kucintai" ucap Yuri.

Ia tersenyum puas melihat bayi-bayi yang telah meninggal diletakkan pada box bayi. Yuri baru saja akan keluar saat bayi yang ada dalam gendongannya langsung menangis dengan kencang. Mata Dokter yang membantu persalinan akhirnya tersenyum karena tahu bahwa bayi kecil itu pun sama sehatnya seperti kakak-kakaknya.

"Bayiku" bisikan lemah itu membuat Yuri yang posisinya memang membelakangi Eunhyuk mematung. Dengan penuh benci ia pandangi wajah bayo kecil dalam dekapannya. "Bayi sialan" batin Yuri sebelum akhirnya menoleh dan tersenyum pada Eunhyuk.

"Iya oppa lihat dia lucu sekali bukan" ujar Yuri seraya memberikan Donghyuck pada Eunhyuk, ia membaringkan bayi kecil itu tepat di samping Eunhyuk.

Mata Eunhyuk berkaca-kaca melihat bayi kecilnya, "sayangnya mama" bisik Eunhyuk dengan nada haru, namun setelahnya ia mengangkat kepalanya. "Dimana bayiku yang lain?" Tanya Eunhyuk namun Yuri nampak tertunduk sedih.

"Maaf oppa, mereka tidak selamat" ucap Yuri dengan nada lemah yang langsung membuat Eunhyuk terbelak.

Ia berusaha untuk bangkit namun luka jahitannya yang masih basah membatasi pergerakannya. "Hiks...tidak mungkin...Yuri dokter bikang kandunganku sehat seharusnya mereka semua baik-baik saja hiks... Tidak mungkin" tangis Eunhyuk seraya menatap Yuri dengan pandangan sedih.

Sedangkan dokter yang mendengar semua hal itu hanya dapat mengepalkan tangannya. "Maafkan saya tuan, maafkan saya" bisik dokter itu dibawah tatapan tajam Yuri.

********

Eunhyuk terbangun dengan perasaan campur aduk, kejadian tujuh belas tahun lalu tiba-tiba hadir sebagai mimpinya. Ia memandang Donghae yang terlelap disampingnya dengan sendu. "Melihat Jeno, Jaemin dan Renjun membuatku mengingat bahwa seharusnya Donghyuck mempunyai kakak juga.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang