Part 35

3.5K 452 49
                                    

Donghyuck hanya dapat menghela nafasnya lelah menatap pada Mark yang terus-menerus memukul samsak tinju. Donghyuck tahu alasan Mark marah, ia pun tidak berani pulang juga karena alasan yang sama dengan Mark.

"Mau sampai kapan kau marah seperti ini hyung?" Tanya Donghyuck dengan nada jengah. Mark berhenti dari kegiatannya sebelum menatap pada Donghyuck dengan datar, "kau meminta kita pergi begitu saja hanya setelah kau menukar kesalahan mereka dengan uang yang tidak seberapa" sahut Mark dengan nada marah.

Duagh

Botol minuman yang Donghyuck lempar sama sekali tidak dihindari oleh Mark, ia membiarkan botol itu mengenai kepalanya. "Kau tahu berapa harga berlian itu jika dijual" sahut Donghyuck dingin.

"Apa itu sepadan dengan nyawamu" sahut Mark tidak mau kalah yang membuat Donghyuck tersenyum lembut, sebelum berjalan menuju Mark dan mengusap kening Mark yang tadi terkena botol.

Donghyuck lalu mengalungkan tangannya di leher Mark yang dibalas lelaki itu dengan memeluk pinggang Donghyuck secara posesif. "Kau lihat aku baik-baik saja, luka dileher ku hanya luka kecil" ujar Donghyuck menghibur Mark.

"Aku tidak suka warna lebam ini jika pemicunya adalah kau dilukai" jawab Mark.

Donghyuck tersenyum menggoda, "lalu apa yang kau suka Mark hyung?" Tanya Donghyuck dengan nada sensual. Namun Mark justru melepaskan pegangannya pada pinggang Donghyuck.

Ia mengalihkan wajahnya dari Donghyuck, "istirahatlah, besok pagi kita masih harus menghadiri pemakaman nona Chaeyeon" ucapan Mark seketika membuat Donghyuck menutup matanya cukup lama. Ia juga melepas rangkulannya dari leher Mark dan memberi jarak pada pemuda itu.

Grep

"Kalau kau ingin menangis, maka menangislah" ucap Mark seraya memeluk tubuh Donghyuck erat. "Aku tahu kau sedih, jika kau pulang mama juga pasti akan mengetahuinya, maka menangislah dalam pelukan hyung" ujar Mark sembari mengelus punggung Donghyuck dengan lembut. Ia tetap dalam posisi itu sampai akhirnya tangisan lirih terdengar dari bibir Donghyuck.

Jungwoo dan Taeyong serta yang lain berdiri dalam diam saat mereka mendengar suara tangisan Donghyuck. "Orang-orang itu pasti akan membayar semua kesedihan Donghyuck suatu hari nanti" ujar Jaehyun penuh tekad sembari mengepalkan tangannya dengan kuat.

Yuta tampak termenung sebelum akhirnya berjalan pergi meninggalkan saudara-saudaranya yang lain. Mereka pun tidak berkomentar apapun dan hanya menatap kepergian Yuta dalam diam.

Setelah puas menangis Donghyuck pun akhirnya melepaskan pelukannya dari Mark. "Terima kasih" bisik Donghyuck dengan nada tulus. Mark tersenyum lembut sembari menghapus jejak air mata di pipi Donghyuck, "kau mungkin bersikap begitu tangguh belakangan ini, namun kebaikan hatimu masih tetap ada sampai saat ini" ucap Mark.

"Donghyuck-ah, maaf mengecewakan mu tapi hyung benar-benar tidak pernah ingin menyakiti mu saat itu" ujar Mark dengan nada sendu, "aku yang terlalu bodoh sampai tidak berpikir keputusan ku akan membahayakan nyawa mu" tambah Mark.

Donghyuck mengangguk, "ya, aku memaafkan mu" jawab Donghyuck sembari menatap Mark dengan senyum tulus diwajahnya, membuat Mark tersenyum senang.

"Terima kasih karena telah datang menyelamatkan aku hari ini" ucap Donghyuck yang membuat Mark mengangguk, "kau tahu selain kewajiban sebagai bawahanmu itu juga kewajiban kami pada mama dan papa" jelas Mark yang membuat Donghyuck tersenyum.

"Kalau begitu istirahat lah sekarang hyung" ujar Donghyuck sebelum berjalan pergi, namun tangannya tiba-tiba dibalik oleh Mark.

Cup

Pipi Donghyuck dikecup oleh Mark, "selamat malam Donghyuck" ujar Mark sebelum berjalan pergi, awalnya langkah Mark masih pelan namun lambat laun langkahnya menjadi lebih cepat ketika sudah mendekati pintu.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang