Part 07

6.9K 783 36
                                    

Eunhyuk menyaksikan kepergian ibu dan adiknya dengan pandangan datar, setelah melihat mobil yang membawa keluarganya pergi tanpa berkata apapun Eunhyuk langsung masuk kedalam rumah, lebih tepatnya kamar pribadinya.

Donghyuck memandang kepergian mamanya yang langsung di susul oleh papanya dengan pandangan sendu. "Maaf ma, Donghyuck minta maaf" batin Donghyuck sedih. "Namun ini semua demi hyungdeul dari Taeil hyung sampai Jaemin, maka Donghyuck terpaksa menunjukkan semua ini pada mama" lanjut Donghyuck yang masih memandang ke arah dalam rumah dengan pandangan sedih.

Puk

Donghyuck terkejut saat kepalanya dipegang, "apa yang kau pikirkan?" Jaehyun bertanya tepat di depan wajah Donghyuck yang sempat-sempatnya terpaku karena wajah tampan Jaehyun.

Donghyuck menggelengkan kepalanya pelan, "tidak ada" jawab Donghyuck pelan yang membuat Jaehyun mengangguk, "bawa masuk tamu-mu, dikamar mana mereka akan menginap?" Tanya Jaehyun.

Donghyuck memandang pada Jeno dan yang lain, "kalian akan tidur bersama ku" ucap Donghyuck dengan nada riang seraya menggandeng tangan Jeno di kiri dan tangan Jaemin di kanan. "Ayo" ajak Donghyuck seraya mengkode Renjun untuk mengikutinya.

"Donghyuck banyak berubah" ucap Doyoung tiba-tiba yang membuat semua saudaranya menatapnya dengan pandangan setuju, "apa ini akan baik-baik saja ketika dia terus melawan Halmeoni dan Yuri imo seperti itu?" Lanjut Doyoung lagi.

"Tapi apa yang dilakukan Donghyuck benar hyung" sahut Jungwoo membela Donghyuck, "aku justru lebih senang sikapnya yang seperti ini, mama juga tidak pernah bersedih lagi karenannya" lanjut Jungwoo.

"Kalau tidak ingin Donghyuck celaka, maka kita yang harus menjadi semakin kuat agar dapat menjaganya" ujar Johnny tiba-tiba yang membuat Doyoung mengangguk paham.

"Kau benar hyung, kita harus cari cara agar Halmeoni dan imo berhenti mengusiknya dan tidak menyakitinya. Kata-kata Donghyuck tadi pada Halmeoni jelas, bahwa orang-orang dirumah ini belum tentu dapat kita percaya, bisa saja orang seperti bibi kim masih ada" ujar Mark seraya memandang keseluruhan rumah dengan pandangan dalam.

Topik yang sama sedang diperdebatkan oleh Eunhyuk dan Donghae saat ini. "Donghae-ya, sepertinya kita harus mengganti beberapa pelayan terutama mereka yang pernah bekerja pada eomma" ujar Eunhyuk dengan nada khawatir.

Donghae diam namun sepemikiran dengan ucapan Eunhyuk, "kau benar sayang, beberapa hal yang terjadi dirumah ini selalu di dengar oleh eomma begitu cepat. Itu tandanya ada yang melapor pada eomma" ujar Donghae yang membuat tubuh Eunhyuk tiba-tiba menggigil.

"Kenapa eomma ingin mencelakai Donghyuck? Kenapa dia ingin mencelakai putra kita, Donghyuck adalah cucunya Hae" ujar Eunhyuk dengan nada tidak sabar.

Eunhyuk menatap Donghae dengan pandangan dalam, "Hae" panggil Eunhyuk pelan yang membuat Donghae menatapnya. "Apa aksi bunuh diri Donghyuck ada orang yang mempengaruhi dia untuk sengaja melakukannya?" Tanya Eunhyuk dengan mata berkaca-kaca. "Ada yang sengaja mempengaruhi putra kita untuk meninggalkan kita selamanya" lanjut Eunhyuk, nada takut benar-benar terdengar dari suaranya yang bergetar.

Donghae pun sama ia juga hampir menangis mendengar kata-kata Eunhyuk, dengan lembut ia peluk pasangan hidupnya dengan erat. "Hiks...apa jadinya jika Donghyuck tidak selamat saat itu...hiks" bisik Eunhyuk lirih. "Aku bisa ikut mati jika putraku meninggalkan ku hiks" lanjut Eunhyuk seraya menangis dengan nada pelan.

Donghyuck memejamkan matanya dan menangis dalam diam, ia tahu Eunhyuk tidak baik-baik saja namun mendengar curahan kesedihan dari mamanya membuatnya ikut sedih. "Ma, duka yang mama alami hari ini tidak akan sebanding dengan kebahagiaan yang akan mama dapat di masa depan" batin Donghyuck. "Bertahanlah ma, bertahan agar nanti kita bisa meraih bahagia kita bersama-sama di masa depan" batin Donghyuck sedih, setelah beberapa menit menangis perlahan Donghyuck mengusap air matanya dan bersiap mengetuk pintu kamar mama dan papanya.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang