Part 06

7.2K 840 58
                                    

Eunhyuk itu selalu ketakutan jika putranya memiliki pikiran untuk meninggalkan dirinya dan justru ikut dengan eomma dan adiknya. Bukan karena apa namun perasaan Eunhyuk selalu mengatakan setiap putranya bersama dengan Yuri adiknya entah kenapa ia selalu merasa jauh dari putranya sendiri.

Dan hari ini putranya tiba-tiba menghilang dari kamarnya begitu saja, dengan kondisinya yang sedang sakit kemana putranya bisa pergi. Namun setelah mencari hingga hampir sore keberadaan putranya tidak kunjung di temukan.

"Hae, kau yakin Hyuckie tidak meninggalkan kita dan pergi ke rumah eomma hikss..." Bisik Eunhyuk putus asa, Donghae yang mendengar langsung berlutut dan memegang tangan Eunhyuk.

"Hm, aku yakin ia tidak pergi ke rumah eomma" jawab Donghae penuh keyakinan yang langsung membuat Eunhyuk mengangkat kepalanya dan menatap Donghae dengan sendu.

"Ia pasti pergi ke suatu tempat, kita hanya perlu mencarinya lebih lama dan nanti ia pasti akan ketemu" ucapan Donghae membuat Eunhyuk mengangguk dan tersenyum.

"Ma, pa aku dan Jaehyun belum menemukan Haechan" ucap Taeyong yang datang bersama dengan Jaehyun.

Donghae mengangguk mengerti, "tidak apa kita cari lagi ditempat lain" ujar Donghae yang membuat Jaehyun dan Taeyong mengangguk paham.

Sedangkan objek yang sedang dikhawatirkan kini tengah terlelap pulas di rumah orang. Jaemin yang duduk disamping Donghyuck yang tidur sibuk menoel-noel pipi gembil Donghyuck.

"Jaemin, hentikan itu kasihan jika nanti ia bangun" tegur Renjun yang lama-kelamaan jengah dengan kelakuan adiknya.

Jaemin mencebikan bibirnya, "tapi pipinya halus sekali Renjun-ah, coba rasakan" ucap Jaemin bersemangat. "Dan lagi dia ini polos atau apa, bagaimana bisa tertidur selelap ini dirumah orang yang pertama ditemuinya kalau nanti ia tidak bangun lagi trus seluruh organ tubuhnya dijual bagaimana?" Tanya Jaemin dramatis yang justru membuat Renjun memutar matanya malas.

"Kalau kau masih mengganggunya, organ tubuhmu nantinya yang akan aku ambil dan aku keluarkan" ancam Renjun yang seketika membuat Jaemin menatap Renjun dengan pandangan horor.

"Jangan ribut disamping orang tidur" tegur Jeno pada Renjun dan Jaemin. "Kasihan kalau dia terbangun karena suara berisik kalian" lanjut Jeno yang akhirnya membuat Jaemin berdiri dan beranjak dari samping Donghyuck.

Namun baru Jaemin akan berdiri tangannya sudah di genggam oleh Donghyuck yang masih tidur. "Jangan pergi hiks..." Ucap Donghyuck lirih yang langsung membuat Jeno dan yang lain tertegun.

"Hyungdeul....hiks..jangan pergi jebal" bisik Donghyuck lagi yang langsung membuat Jaemin kembali duduk dan mengusap kening Donghyuck dengan sayang. "Tidak pergi... Kami disini bobok lagi ya" bisik Jaemin lembut yang membuat Donghyuck akhirnya terlelap damai lagi.

Renjun dan Jeno saling berpandangan dengan heran, melihat air mata Donghyuck entah kenapa mereka juga merasa sangat sedih. "Saat makan malam bangunkan dia, lalu kita antar pulang keluarganya pasti khawatir" usul Jeno yang disetujui oleh Renjun.

"Tidak bisakah ia tetap disini bersama kita, menjadi adik kita mungkin" ujar Jaemin penuh harap.

"Jaemin-ah" tegur Renjun lembut, "ia juga punya keluarga, jangan seperti itu" lanjut Renjun yang hanya membuat Jaemin mendesah pelan sebelum berbaring di samping Donghyuck dan memeluk Donghyuck.

Jeno mengulum senyum lembut, Jaemin itu jarang suka dengan seseorang tapi sekalinya suka maka ia akan menempelinya terus-menerus tanpa henti. "Donghyuck, andai kau bisa menjadi adik kami" batin Jeno penuh harap.

***********

Sepanjang jalan menuju rumahnya Donghyuck tersenyum senang sembari bergandengan tangan dengan Jaemin. "Kalian harus mampir, akan kuperkenalkan pada mama dan papa ku ya" ujar Donghyuck yang dibalas anggukan penuh minat oleh Jaemin, sedangkan Jeno dan Renjun hanya saling tersenyum saja.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang