Part 01

29.9K 1K 105
                                    

Langit tengah begitu gelap seraya meneteskan begitu banyak air yang jatuh ke bumi. Seolah ikut berduka dengan kematian banyak orang di sebuah rumah mewah.

"Hiks...Hiks... Mama" rintih seorang pemuda seraya mendekap orang yang dipanggilnya mama dalam pelukannya dengan kuat. "Jangan tinggalkan Haechan hiks..." tangisan pemuda itu semakin deras kala ia tahu bahwa tangisannya percuma saja orang yang didekapnya tidak akan pernah membuka matanya lagi.

Seperti apapun ia menolak kenyataan ia selalu tahu bahwa orangtuanya tidak akan kembali padanya, bahwa delapan kakak angkatnya pun sudah tidak akan bernafas dan memarahi dirinya lagi.

"Ckckckckk! Haechan! Haechan!" Sebuah suara memanggil nama pemuda itu namun tidak sedikit pun di gubris oleh Haechan, ia masih sibuk memanggil sang mama untuk terbangun.

Bruakh...

Pelukan Haechan pada tubuh mamanya tiba-tiba terlepas karena ia yang ditendang. Haechan menatap sedih pada mayat mamanya yang kini tengah diinjak-injak oleh wanita yang tadi memanggilnya.

"KANG MINA, JANGAN KURANG AJAR PADA MAMAKU" teriak Haechan yang tidak terima saat jasad mamanya ditendang dan diinjak bagaikan sampah.

Wanita bernama Mina itu menatap Haechan dengan pandangan mencemoh, "Haechan kau berani meneriaki diriku, memangnya kau sudah bosan hidup" sahut wanita itu seraya menginjak jasad lain disamping jasad mamanya.

Haechan menyeret kakinya dan mendekati jasad yang di injak oleh Mina. "Papa" bisik Haechan seraya berusaha menyingkirkan kaki Mina yang sedang menginjak dada papanya.

"SINGKIRKAN KAKIMU! SINGKIRKAN" teriak Haechan kuat.

Bruakh

Namun yang ada tubuhnya kembali di tendang, kali ini bukan Mina namun seorang pria yang Haechan tidak pernah menyangka akan mengkhianati dirinya saat sebelumnya Haechan telah memberikan seluruh kepercayaannya pada lelaki itu.

Haechan merangkak perlahan mendekati kaki lelaki itu, "hyung, huks tolong aku" bisik Haechan seraya menangis dan memeluk kaki lelaki itu dengan erat. "Kau boleh membunuh-ku tapi biarkan aku menguburkan jasad mereka semua, aku mohon" Haechan tahu harga dirinya sudah tidak ada lagi, jadi meski bersujud bahkan jika disuruh menjilati kaki orang tersebut pun akan Haechan lakukan.

Pria itu tampak tersenyum remeh, "menolong mu?".tanya pria itu dengan nada main-main. "Haechan apa kau masih belum tahu kondisinya" ujar Pria itu yang membuat Haechan menatapnya dengan bingung.

Pria itu berjongkok dan menatap pada Haechan, ia mencubit dagu Haechan untuk menatapnya. "Kalau kau tetap hidup maka seluruh harta keluarga Lee tidak akan bisa menjadi milikku, jadi tentu saja kau harus mati" ucap pria itu dengan nada dingin. "Lagipula akan sia-sia mayat mereka dikubur, anjing-anjing peliharaan ku sidah kelaparan jadi lebih berguna jika mereka menjadi makanan anjing" lanjut pria itu.

Mata Haechan memandang tidak percaya pada pria dihadapannya, "Hyung bukankah kau bilang mencintaiku" ucap Haechan dengan nada memohon.

"Men-cin-tai mu" sahut pria itu dengan nada mengejek, "Sayang, maaf saja aku ini bukan Gay, jika bukan demi harta keluargamu apa kau kira aku akan bersedia bersama dengan mu" ujar pria itu yang membuat Haechan langsung tertegun.

Diamnya Haechan karena terkejut membuat Mina dan pria itu tersenyum senang dan tertawa terbahak-bahak. "Karena semuanya sudah jadi milikku, maka mulai sekarang kau sudah tidak dibutuhkan lagi" ucapan pria itu membuat Haechan mengangkat kepalanya.

"KAU BAJINGAN" umpat Haechan seraya memandang dengan penuh benci pada pria yang berdiri di depannya.

Duakh

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang