Part 43

2.4K 388 29
                                    

Jaehyun tengah fokus mengendara sesuai arahan Donghyuck, "depan belok kanan hyung, rumah bercat biru di sana adalah rumah Harabeoji" ucap Donghyuck memberikan panduan.

"Kenapa kita kemari?" Tanya Renjun yang masih bingung karena tiba-tiba Donghyuck meminta untuk datang kemari. "Kau akan tahu nanti" jawab Donghyuck sembari memandang Renjun dengan tatapan lurus.

Donghyuck bergegas turun dari mobil saat mereka sudah sampai, semua saudaranya mengikutinya dari belakang tanpa bertanya apapun. "Aku masih belum bisa menghubungi Jungwoo hyung dan Taeil hyung" ujar Mark dari arah belakang.

Donghyuck menggertakan giginya dengan kuat namun tidak menghentikan langkahnya sama sekali. Tiba di depan sebuah pintu ia membukanya dengan sidik jari tangannya, saat semuanya masuk mereka cukup tercengang dengan semua barang yang ada di depan mereka.

"Pilih senjata kalian, setelah itu baru kita pergi menyelamatkan mama dan papa" ucap Donghyuck sembari berjalan menuju ujung ruangan, disana senjatanya disimpan.

Jaemin dan Jeno nampak kebingungan melihat semua itu, "wah apa kita juga bisa memilih salah satu?" Tanya Jaemin dengan antusias.

"Pilih yang benar-benar bisa kau gunakan dengan baik" jawab Taeyong sembari mengambil senjata miliknya.

"Sudah?" Tanya Donghyuck sembari menatap satu persatu saudaranya, setelah mereka serempak mengangguk. Donghyuck pun memerintahkan mereka untuk bergegas pergi dari rumah masa kecil Donghae tersebut.

Sepanjang jalan Donghyuck pun berusaha untuk menghubungi Jungwoo dan Taeil namun masih tetap keduanya tidak dapat di hubungi. "Apa perlu kita berpencar, agar sebagian dari kita perlu mencari Jungwoo hyung?" Ucap Renjun mengusulkan namun Donghyuck justru menggelengkan kepalanya.

"Jika tebakan ku benar, mereka berdua sudah menjadi sandera Heechul pada akhirnya kita akan bertemu dengan Jungwoo hyung dan Taeil hyung di tempat yang akan kita tuju saat ini" jawaban Donghyuck membuat atmosfer di dalam mobil menjadi tegang.

"KIM HEECHUL" desis Donghyuck lirih sembari menatap ke arah depan.

.........

Donghyuck dan yang lain menatap gedung tinggi di hadapan mereka dengan pandangan datar. "Astaga, pemanasan yang luar biasa" ucap Jaemin dengan nada lelah. Namun meski begitu ia telah siap dengan kuda-kudanya untuk menyerang sekumpulan orang yang menghadang mereka.

Dor

Dor

Namun belum juga Donghyuck dan yang lain mengambil langkah, orang-orang di depan mereka sudah terjatuh satu persatu. Hal ini membuat pihak lawan langsung saja bersiaga dan memandang ke segala arah.

Donghyuck memandang datar pada Mingyu yang tengah menatapnya dalam, "serahkan mereka pada kami, dan pergi selamatkan orang tuamu" ucap Mingyu yang membuat Donghyuck tertegun sesaat sebelum akhirnya menundukkan kepalanya berterima kasih pada Mingyu.

Donghyuck pun sempat menatap pada Eunwoo yang juga menatapnya dengan lembut. "berhati-hatilah pimpinan" ujar Eunwoo dengan nada hormat.

"Terima kasih" bisik Donghyuck sebelum berlari pergi dengan para saudaranya yang lain.

Sembari berlari, "Aku sebenarnya tidak perlu mengatakan hal ini disaat seperti ini, hanya saja Donghyuck aku cukup bersyukur kau memiliki banyak orang yang menyukaimu" ucap Jaemin dengan nada penuh syukur, Donghyuck pun hanya melirik kakak kembarnya dengan ekspresi datar.

"Kau bilang tidak perlu dikatakan, harusnya memang kau tidak membuka mulutmu" sahut Doyoung sinis. "Aku anggap omongan mu barusan sebagai tantangan ya hyung, selepas ini aku pasti akan menghajarmu habis-habisan" sahut Jaemin dengan nada sewot.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang