Part 39

3.1K 430 25
                                    

Donghyuck tengah duduk seorang diri di balkon kamarnya, pikirannya tengah kalut akan pertemuan dirinya dengan Mingyu tadi. "Aku ternyata masih selemah ini" bisik Donghyuck lirih.

Cklek

Donghyuck menoleh melihat siapa yang masuk ke kamar, "kenapa belum tidur, ini sudah sangat larut Hyuckie" ucap kakak tertua Donghyuck sembari merentangkan tangannya, meminta Donghyuck untuk masuk dalam pelukannya.

Donghyuck menurut sebelum akhirnya berdiri dan digendong ala koala oleh Taeil. Taeil membaringkan Donghyuck perlahan di ranjang pemuda itu, berusaha tanpa mengusik Jaemin yang telah terlelap.

"Tidur ya, jangan begadang kau tidak lupa besok kau akan masuk sekolah untuk ujian akhir bukan" ucap Taeil yang mendapat anggukan pelan dari Donghyuck.

"Aku bahkan masih bisa ikut ujian akhir setelah sekian lama tidak pernah masuk" sungut Donghyuck dengan nada merajuk yang membuat Taeil tersenyum pelan sembari menoel hidung Donghyuck dengan sayang.

"Meski menjadi pemimpin Niks kau juga tetap harus melanjutkan pendidikan mu kan sayang" ujar Taeil yang di balas anggukan pelan oleh Donghyuck.

"Sekarang tidur ya" ujar Taeil yang disetujui oleh Donghyuck sembari menutup kedua matanya. Taeil tersenyum sebelum berjalan keluar dari kamar Donghyuck dan Jaemin.

Taeil berdiri diam di depan kamar Donghyuck, "kau tidak sendiri Hyuckie, jangan risau jika kehadiran Mingyu menyakiti mu maka akan ku pastikan kau tidak dapat melihat lagi wajahnya" bisik Taeil sebelum berjalan pergi dari kamar Donghyuck.

************

Malam itu bukan hanya Donghyuck yang tengah gundah, Eunhyuk pun tidak bisa tidur karena itu ia kini tengah berjalan-jalan dan berkeliaran di sekitar rumah.

Kamar Jeno dan Renjun menjadi pilihannya untuk masuk, dan yang dilakukan Eunhyuk pun hanya duduk diam sembari menatap Jeno dengan pandangan dalam. "Jika hati ku tidak lemah, kalian pasti tidak akan lepas dari genggamanku" batin Eunhyuk sembari membelai pelan kepala Jeno.

"Mama" bisikan pelan dari mulut Jeno membuat Eunhyuk tersentak, "bahkan dalam alam bawah sadar mu pun kau mengenali ku" batin Eunhyuk takjub.

"Kau mirip sekali dengan papamu" bisik Eunhyuk sebelum mencium kening putranya dengan lembut. Setelahnya ia pun beralih pada Renjun, mengusap surai Renjun dan memandang sendu sebuah bekas luka yang ada di kening anak itu.

Renjun bilang itu akibat lemparan batu dari teman-teman masa kecilnya, sakit rasanya membayangkan ke empat putranya tumbuh besar jauh darinya, mengalami kehidupan sulit yang tidak bisa ia bayangkan.

"Ini mungkin bukan murni kesalahan eomma, namun kehidupan masa lalu Donghyuck telah membuat putraku menderita. Aku harus apa eomma?" Bisik Eunhyuk dengan nada putus asa.

Renjun yang tidurnya terusik pun terbangun ia cukup terkejut dengan kehadiran dari mamanya. "Mama" pekik Renjun dengan nada terkejut.

Eunhyuk tersenyum, "mama berisik ya, maaf ya sayang" ucap Eunhyuk dengan nada pelan yang langsung mendapatkan gelengan kepala oleh Renjun.

"Mau tidur disini ma, Renjun ingin di peluk mama" pinta Renjun yang langsung membuat Eunhyuk tersenyum. Eunhyuk menaiki ranjang Renjun lalu membawa putranya dalam dekapan hangatnya.

Diluar kamar Donghae menatap semuanya dengan ekspresi haru, Donghae sudah bertekad siapapun tidak dapat mengganggu keluarganya lagi, keluarga kecilnya.

************

Yohan berjalan kesana-kemari seraya mengigit bibirnya dengan bingung, pasalnya kekasihnya Mina sudah sejak pagi menghilang tanpa kabar. "Kemana dia, kenapa sampai sekarang orang-orang ku masih belum juga menemukannya" ujar Yohan dengan nada gelisah.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang