"Aku hamil, Jeong. Hiks... Aku takut." Sana menangis dipelukan sang kekasih, Jeongyeon.
Mereka sudah berpacaran selama 2 tahun dan yang membuat Sana takut adalah orang tuanya yang tidak menyukai Jeongyeon. Lebih tepat, sang papa.
"Aku akan bertanggung jawab, Sana. Ayo ke rumahmu." Ucap Jeongyeon.
Sana mengangguk dan mereka segera pergi kerumah Sana.
Sesampainya disana, suasanya menjadi tegang.
"Ada apa kau kesini?" Tanya tuan Minato kepada Jeongyeon.
Tuan Minato tidak menyukai Jeongyeon karena dia hanya orang miskin berbeda dengan keluarganya.
Dia sudha sering menyuruh Sana untuk meninggalkan Jeongyeon, tapi Sana selalu membantah.
Tiba-tiba Jeongyeon berlutut.
"Tuan, izinkan aku menikahi Sana. Dia mengandung anakku."
*Bugh
"Sialan!!! Kau menghancurkan masa depan putriku!!!!"
Tuan Minato terus-menerus menghajar Jeongyeon hingga babak belur. Sana menangis di dalam pelukan sang mama dan neneknya.
"Pa! Stop! Paa... Kasian Jeongyeon... Hiks..."
Tuan Minato menarik Sana dari pelukan sang mama dan neneknya. Ia membawa Sana ke kamarnya.
"Bereskan semua barangmu!!" Marah Tuan Minato.
Dengan berat hati, Sana membereskan semua pakaiannya dan keluar membawa sebuah koper besar.
"Ma-mau kemana, nak?" Nyonya Minato dan neneknya sudah menangis.
"Pergilah kalian dan jangan kembali ke hadapanku lagi."
"Pa! Sana anak kita pa!"
"Bukan!!"
"Minato! Jaga ucapanmu!" Sang nenek mulai marah melihat anaknya berkata begitu.
Jeongyeon dengan susah payah mendekati Sana.
"S-sekali lagi maafkan kami, tuan, nyonya, nenek." Jeongyeon menunduk.
"Pergi!!!" Sana memejamkan mata karena takut dengan teriakan sang papa.
Dengan berat hati Sana keluar dari rumah itu bersama Jeongyeon.
---------
Sudah 8 bulan mereka tinggal bersama di sebuah flat yang setidaknya layak untuk mereka tinggali. Perut Sana sudah mulai sedikit membuncit.
Awalnya Sana yang notabennya seorang tuan putri di rumahnya, kesulitan beradaptasi untuk hidup mandiri bersama Jeongyeon.
Jeongyeon memang selalu memanjakannya tapi terkadang Sana rindu rumahnya, rindu keluarganya.
"Hiks... Hiks..." Sana tengah menangis di kamarnya. Jeongyeon belum pulang dari bekerjanya menjadi pelayan di restoran sang paman dan bibi lalu menjadi supir pengganti.
Sejak Sana hamil, mereka terpaksa berhenti kuliah padahal hanya tinggal sedikit lagi mereka bisa lulus.
Jeongyeon awalnya tinggal bersama sang paman dan bibinya karena sudah tidak memiliki orang tua. Ia merasa tidak enak jika harus menumpang tinggal dengan Sana.
Padahal mereka mau saja menerima Sana masuk tinggal bersama. Namun ketegasan Jeongyeon membuat mereka memakluminya. Terkadang sang paman, bibi, dan sepupunya datang membawakan makanan.
Tiba-tiba Sana merasakan perutnya sakit.
"Akh... Jeong... Akh... Hiks... Tolong..."
Jeongyeon yang baru pulang langsung berlari mendengar jeritan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lover Boy: One Shoot Kapal Jeongyeon || Jeongyeon X Twice
FanfictionOne Shoot Cerita Cinta Ship Jeongyeon: - 2Yeon - JeongMo - JeongSa - JeongHyo - JeongMi - DaJeong - JeonChaeng - JeongTzu Mungkin akan ada adegan 18+, tidak tahu juga. 5 September 2022: #2 Sajeong 10 November 2022: #1 JeongHyo, JeongTzu, SaJeong ===...