Sudah beberapa minggu Jeongyeon tidak datang ke rumah Sana ataupun mengajak Sana pergi keluar.
Jihyo dan Momo hanya bisa menghela napas mereka. Bagaimana Jeongyeon mau mengajaknya jika Sana sibuk dengan kekasihnya. Lagi pula Jeongyeon tidak mau di cap pengganggu hubungan orang.
Mereka bertiga sedang berada di butik Jihyo.
"Apa suami kalian tidak mengatakan sesuatu? Aku ke apartemen Jeongyeon tapi dia sudah mengganti sandinya. Aku ke kantornya tapi sekretarisnya selalu bilang ia keluar bertemu klien." Sana frustasi.
"Sudahlah Sana. Mungkin dia memang sibuk. Dahyun selalu bilang kalau Jeongyeon sibuk bertemu klien bahkan ke luar negri untuk bertemu klien." Jelas Jihyo.
"Tapi kenapa dia tidak memebri tahuku? Dia selalu mengatakan semuanya padaku, bahkan aku selalu membantunya menyiapkan barang-barang yang ia butuh kalau bepergian."
"Sana... Dia bukan kekasih atau suamimu. Kau tidak perlu melakukan itu." Ucap Momo. Sana merasa tidak terima.
"Aku sudah melakukan itu dari dulu, Mo." Jihyo dan Momo tidak bisa berkomentar apapun mereka tentu tahu Jeongyeon sudah melepas perasaannya untuk Sana setelah 18 tahun ini.
"Sudah lah Sana. Sebaiknya kau fokus dengan hubunganmu dan Mark." Sana terdiam mendengar ucapan Momo.
"Soal itu... Kami sudah berpisah."
Flashback
"Sana... Mau mendengarku?" Mark memandang Sana yang sedari beberapa hari ini selalu murung menunggu kabar Jeongyeon.
"Apa?" Tanya Sana.
"Kau itu sebenarnya mencintai Jeongyeon, Sana. Berhenti menepisnya. Semua ceritamu dan dia yang kau ceritakan padaku. Itu menujukkan kau mencintainya, Sana. Dan maaf aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita. Terima kasih Sana." Mark pamit dari hadapannya. Sana hanya terdiam mencerna ucapan Mark tanpa berusaha mengejar maupun menjelaskan.
End flashback
Mendengar cerita itu akhirnya Jihyo buka suara.
"Kau tahu Sana... Kau wanita terbodoh yang aku kenal. Yang Mark ucapkan itu benar, Sana." Sana menitihkan air mata sembari memutar kembali semua memorinya bersama Jeongyeon.
"Kau... hah... Seharusnya aku tidak ikut campur karena Tzuyu melarangku. Kau tahu, Jeongyeon telah mencintaimu sejak awal kalian berjumpa. Ku rasa tak mungkin kau tidak menyadarinya."
"Mo, itu tidak mung--"
"Berhenti menyangkal, Sana. Sadarlah walaupun itu tidak akan merubah semua keputusan Jeongyeon." Ucap Momo.
"M-maksudnya??" Tanya Sana ragu. Ia merasa hatinya tidak siap.
"Jeongyeon telah memutuskan untuk move on darimu." Ucap Jihyo yang membuat seketika Sana melemas dan terduduk.
Momo dan Jihyo pun khawatir.
"Kau kenapa hah?" Tanya Momo.
"Ani... Ani... Tidak boleh..." Racau Sana dalam tangisnya. Ia meremas rambutnya frustasi.
Sana segera pergi dari sana dan melajukan mobilnya ke apartemen Jeongyeon.
Dia segera menuju lobi ketika selesai memarkirkan mobilnya.
Matanya menangkap sosok pria yang ia cari selama ini. Ia sedikit terpukau dengan penampilan baru Jeongyeon yang sangat berbeda.
"Jeong..." Panggil Sana.
"S-Sana... Hai, sedang apa disini?" Jeongyeon melirik kesana kemari berusaha tidak bertatapan dengan Sana.
"Aku mencarimu beberapa minggu ini. Kau kemana saja huh?"
"Mian aku sibuk harus bertemu klien dan ke luar negri. Banyak hal yang aku persiapkan, Sana."
"Hal apa Jeong? Kenapa tidak menceritakan padaku? Biasanya kau cerita padaku??" Tanya Sana bingung namjn Jeongyeon terkekeh dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
"Ah... Aku hanya sadar tidak semua hal harus kubagi lagi padamu Sana. Kau dan aku punya kehidupan masing-masing bukan." Jawab Jeongyeon ambigu.
"Kau tidak pernah seperti ini, Jeong. A-apa aku salah padamu?" Tanya Sana yang hampir menangis.
"Sebaiknya kita bicara di apartemenku saja."
Mereka pun naik ke apartemen Jeongyeon.
---------
Jeongyeon menekan kode pintu apartemennya dan Sana memperhatikan itu. Benar Jeongyeon telah merubahnya.
Memasuki apartemen Jeongyeon, Sana terkejut dengan isi apartemen Jeongyeon yang telah berubah drastis.
"Duduklah. Aku baru merubah semua furnitur disini." Ucap Jeongyeon yang berlalu ke kamar untuk mengganti bajunya. Sesaat kemudian ia keluar lagi.
Sana memperhatikan Jeongyeon yang telah berubah menurutnya.
"Jadi, ada apa kau menemuiku? Apa kau sudah ijin dengan Mark?" Tanya Jeongyeon.
"Ani... Kami sudah pisah." Jawba Sana.
"Oh jadi kau menemuiku mau curhat ya? Hahaha... Maaf aku sibuk belakangan ini." Jawab Jeongyeon.
Hati Sana terasa teriris. Jeongyeon menganggapnya begitu? Tidak bisakah Jeongyeon melihat dirinya yang merindukan Jeongyeon.
"Aku sudha tahu, Jeong." Ucap Sana ambigu.
"Maksudmu?" Jeongyeon bingung dengan ucapan Sana.
"A-aku sudah tahu kau mencintaiku selama ini dan aku terlalu bodoh menyangkal itu semua bahkan ak--"
"Sudahlah Sana... Semua sudah lewat... Sudah berakhir." Potong Jeongyeon yang membuat Sana tercengang.
"M-maksudnya??"
"Aku sudah melepas semua rasaku padamu walaupun masih dalam prosesnya. Tapi hasilnya positif." Jelas Jeongyeon sembari tersenyum.
Berbeda dengan Jeongyeon, Sana meringis dalam hatinya. Ia telah jujur pada dirinya jika ia mencintai Jeongyeon. Tapi sekarang Jeongyeon berkata bahwa ia akan melepas perasaanha pada Sana.
"Sana... hei??" Jeongyeon memanggil Sana yang terdiam.
"Sebaiknya kau pulang, Sana. Maaf bukan mengusirmu hanya saja aku akan bersiap untuk makan malam bersama keluargaku." Jelas Jeongyeon.
Biasanya, Jeongyeon akan mengajak Sana untuk ikut makan malam bersama keluarganya.
"T-tumben tidak mengajakku." Tanya Sana menepis rasa malunya.
"Mian, Sana. Malam ini kami akan bertemu keluarga calon istriku."
Hancur sudah hati Sana. Ia tidak bisa menerima ucapan Jeongyeon barusan.
"I-istri?" Tanya Sana.
"Ya... Mereka menjodohkanku. Katanya aku terlalu lama menahan statusku. Ya setidaknya ini pas dengan saat aku telah siap move on darimu."
"Tidak boleh, Jeong. Tidak boleh." Sana mendongak menahan air matanya.
Jeongyeon menatap bingung pada Sana.
"A-aku juga mencintaimu... Maaf aku terlambat mengakuinya. Maaf aku selalu menyangkalnya bahkan aku mendorongmu kan? Selalu mengatakan bahwa sahabat tidak bisa berpacaran padahal kenyataannya seluruh mantanku berawal dari berteman." Sana menggenggam kedua tangan Jeongyeon sembari menatap dalam Jeongyeon
Jeongyeon menghela napasnya.
"Maaf, Sana... Pulanglah." Usir Jeongyeon secara halus. Bahkan ia menarik pelan Sana agar keluar dari apartemennya.
Sana mengetuk dan menekan bel berulang kali.
"Jeong!! Jeongyeon!!! Buka!!! Tidak Jeong tidak boleh!!!!"
Jeongyeon berusaha menutup telinganya. Hatinya sakit tapi inilah akhirnya untuknya dan Sana. Cukup 18 tahun menjadi bodoh karena cintanya.
Sudah semua berakhir sudah
TBC/END??
KAMU SEDANG MEMBACA
Lover Boy: One Shoot Kapal Jeongyeon || Jeongyeon X Twice
Hayran KurguOne Shoot Cerita Cinta Ship Jeongyeon: - 2Yeon - JeongMo - JeongSa - JeongHyo - JeongMi - DaJeong - JeonChaeng - JeongTzu Mungkin akan ada adegan 18+, tidak tahu juga. 5 September 2022: #2 Sajeong 10 November 2022: #1 JeongHyo, JeongTzu, SaJeong ===...