Future (JeongMi)

465 54 2
                                    

"Sudah 2 tahun..." Lirih Jeongyeon menatap pada batu nisan besar dengan foto sang tunangan, Sharon. Dan nisan kecil disebelahnya yang tak berfoto, Wooseok.

"Harusnya malam itu aku marah saja..." Air matanya kembali jatuh.

2 tahun lalu kecelakaan maut itu merenggut tunangan sekaligus calon buah hati mereka yang padahal sebulan lagi lahir.

Jeongyeon harus pergi ke Suwon untuk rapat pemegang saham bersama appanya meninggalkan Sharon sendirian.

Flashback

"Minta bibi yang pergi beli saja, sayang." Ucap Jeongyeon ditelpon.

"Bibi sudah pulang, masa aku suruh kembali lagi. Lagi pula kedainya hanya diujung jalan, sayang."

"Tetap saja... Aku minta tolong Chaeyoung saja ya?"

"Jangan... Adikmu pasti lelah, apalagi sudah jam segini. Sudah ya... Sebentar ne?" Mohon Sharon yang tengah mengidam tteokboki.

"Huf..."

"Jangan marah, sayang. Saranghae..." Rayu Sharon.

"Nado..."

"Saranghae appa." Ucap Sharon dengan nada imutnya.

"Ne... Pakai jaket dan langsung pulang. Hati-hati. Bogoshipeo." Ucap Jeongyeon sebelum menutup telponya.

End flashback

Itu adalah percakapan terakhirnya sebelum kejadiaan naas menimpa Sharon dan calon bayi mereka.

"Aku pulang, ne. Aku akan kembali lagi minggu depan." Seperti itulah rutinitas yang Jeongyeon lakukan selama 2 tahun ini. Setiap minggu jika tidak ada rapat keluar negri, ia pasti akan datang ke makam Sharon dan Wooseok.

---------

"Kemana, Tuan?"

"Tempat arcade." Jawab Jeongyeon.

Butuh waktu 40 menit karena jalanan padat hingga akhirnya dia sampai ketempat arcade.

Sudah lama Jeongyeon tidak pergi kesitu. Ia ingat dulu dia dan Sharon sering datang kesini untuk bermain bersama. Bahkan menghabiskan kencan mereka disini.

"Lim."

"Yoo! Sudah lama tidak kesini." Ucap sang pemilik yang kebetulan sedang berkunjung.

"Hmm... Tumben kau ada disini."

"Ya, mengecek. Biasa... Ini kartumu."

"Gomawo."

Jeongyeon pun berlalu dan mulai memilih permainan satu persatu.

"Aish!!! Sialan!" Suara wanita mengomel mengganggu konsentrasi Jeongyeon.

Jeongyeon pun berdiri dan mendekati perempuan itu.

"Nona, bisa kecilkan suaramu?" Wanita itu tidak menjawab.

"Aish!!! Shibal!!"

"Nona..."

"Mwo??"

Jeongyeon terdiam melihat paras wanita itu. Dadanya berdegup cepat menatap wajah sang wanita yang mengingatkannya pada Sharon. Sungguh seperti pinang dibelah dua. Hanya saja wanita ini memiliki rambut berwarna hitam.

"Hei! Kenapa kau jadi diam??"

"Ah... Ne." Jawab Jeongyeon. Wanita itu memutar malas matanya dan membereskan tasnya untuk beranjak dari sana.

Tanpa sadar Jeongyeon mengikuti wanita itu keluar sebelum akhirnya wanita itu berbalik.

"Tuan, kenapa kau mengikutiku!?"

Lover Boy: One Shoot Kapal Jeongyeon || Jeongyeon X TwiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang