Hanya Sementara (JeongMi)

650 59 44
                                    

"Aku berangkat ya, Mina." Pamit Jeongyeon pada istrinya yang tengah hamil tua.

"Hati-hati dan kabari aku jika sudah tiba di pangkalan. Selalu kabari aku, bahkan jika kamu pergi misi." Ucap Mina sendu.

Ia harus merelakan Jeongyeon pergi menjalankan tugas diperbatasan. Semua ini karena adanya misi rahasia Korut yang berhasil diketahui sehingga para tentara khusus harus bersiap di pangkalan perbatasan. Jeongyeon merupakan kapten tim nya sehingga tidak mungkin ia tidak berada disana. Jeongyeon berlutut menghadap perut Mina.

"Papa pergi dulu ya jagoan. Jaga mama. Papa mungkin tidak akan ada saat kau lahir nanti, tapi papa akan selalu berdoa untukmu dan mamamu. Papa pergi hanya sementara." Ucap Jeongyeon pada anaknya yang masih didalam perut buncit Mina.

Mina menatap sendu Jeongyeon. Jeongyeon berdiri menghadap Mina memperhatikan setiap sudut wajah istrinya itu.

Chup~

Jeongyeon mencium lama bibir Mina sebelum akhirnya melepasnya dan tersenyum manis untuk Mina.

"Aku berangkat. Sampai jumpa, sayang dan jagoan papa." Jeongyeon pergi berangkat menjalankan misinya.

---------

1 tahun berlalu. 1 tahun pula Jeongyeon mengingkari janjinya pada Mina. Ia pergi dan tak kembali.

"Ryujin, hari ini mama akan membawa Ryu bertemu papa." Ucap Mina pada anaknya yang hampir genap berumur 1 tahun itu.

Flashback

*Ringg

"Mina cepat buka TV sekarang. Ini berita tentang Jeongyeon!" Ucap Minnie sahabatnya.

Mina segera membuka saluran berita di TV.

"Berita duka kali ini datang daei perbatasan Korea Utara dan China dipegunungan dekat sungai Yalu. Helikopter Special Force Korea Selatan di duga di tembak jatuh di dekat perbatasan. Helikopter tersebut mengangkut seluruh Tim Wolf dan sangat menyesal dipastikan tidak ada korban selamat dalam peristiwa ini...."

Mina mendadak tuli mendengar berita tersebut.

"Mina.... Mina... tenanglah Mina..." Ucap Minnie dari sebrang sana.

---------

"Nyonya Yoo dengan sangat menyesal kami katakan bahwa Kapten Yoo gugur dalam menjalankan misinya." Ucap salah satu perwakilan dari tentara Korea Selatan.

Mina menangis sambil mengelus perutnya yang sudah sangat besar itu. Appa mertuanya yang merupakan Jendral tentara pun ikut menangis meratapi putranya yang gugur dan menantunya yang harus melahirkan tanpa di dampingi suami.

"Jeongyeon... kau berjanji kau hanya pergi sementara. Tapi kau mengingkarinya. Apa yang harus aku lakukan sekarang. Hiks..." Mina menangis dalam pelukan eomma Jeongyeon.

---------

"Akhhh...."

"Dorong terus nyonya... sekali lagi nyonya..."

"AKKHHHHH..."

"Oek... oek..."

"Selamat nyonya... Anak anda laki-laki, sehat dan sempurna."

"Te-terima kasih dok..."

Suster pun membersihkan bayi dan Mina. Lalu memberikan bayi itu kedalam pelukan Mina.

"Kau sangat mirip papamu, sayang. Jagoan mama dan papa... hiks.. Jeongyeon... Seandainya kau masih ada kau pasti sangat bahagia sekarang... hikss..."

End Flashback

---------

Mina dan Ryujin berangkat ke tempat pemakaman Jeongyeon diantar oleh supir keluarga Yoo dan di dampingi ajudan mertuanya.

Mina mengendong Ryujin dan berjalan menuju makam Jeongyeon.

"Jeong, kau tahu... kata pertama Ryujin bukan mama, tapi papa. Apa kau yang mengajarinya dari sana? Hiks... Aku rindu padamu."

"Pa pa... Pa pa..." Ryujin memanggil-manggil dan menepuk-nepuk batu nisan yang bergambar foto Jeongyeon mengenakan seragam dinasnya.

"Iya sayang, papa." Ucap Mina sambil mengelap air matanya dan meraih Ryujin dalam pelukkannya.

Mina menuangkan soju untuk Jeongyeon dan meletakannya di atas batu nisan suaminya itu. Ia memandangi batu nisan suaminya.

"Mina..." Mina menengok ke arah suara dan terkejut mendapati Jeongyeon berdiri dihadapannya.

"Pasti aku sangat rindu padamu hingga berimajinasi kau uncul." Gumam Mina.

"Mina aku nyata..." Mata Mina memanas kala merasakan sentuhan nyata dari Jeongyeon.

"Papa... papa lyu..." Ryujin meloncat-loncat kecil dalam dudukannya mencoba meraih papanya.

Jeongyeon membungkuk dan meraih Ryujin dalam gendongannya.

"Jagoan papa tampan seperti papa." Jeongyeon menggosok-gosokan hidungnya ke pipi Ryujin. Lalu beralih menatap Mina.

"Bagaimana bisa?? Ini sudah hampir 1 tahun... hiks... dan kau baru muncul sekarang!!" Mina berucap cukup lantang membuat Jeongyeon sedikit terkesiap.

Jeongyeon meraih Mina dalam pelukannya.

"Aku akan ceritakan... Ayo kita pulang kerumah appa." Ucap Jeongyeon.

---------

Tangis haru mewarnai kondisi kediaman Jendral Yoo menyambut kepulangan putra sulung mereka.

"Bagaimana? Ceritakan pada kami  Jeong."

"Ya, jadi saat itu helikopter kami terbakar dan akhirnya jatuh dan hancur. Beruntung kami melompat ke sungai sebelum benar-benar jatuh. Aliran sungai cukup deras, aku hanya bisa melihat kepala-kepala tim Wolf muncul di atas permukaan air.

Kami pun di tolong oleh warga China di daerah pegunungan itu dan setelah itu aku pingsan.
Aku baru terbangun sekitar 6-7 bulan lalu dan sangat bersyukur mengetahui bahwa seluruh tim Wolf selamat dengan aku tertidur panjang atau koma selama hampir 4 bulan lamanya.

Aku menjalani pemulihan dan ketika sembuh total membantu para tim ku menolong para penduduk dan disela waktu kami membuat alat di desa yang sangat terpencil itu agar bisa berkomuniskasi.

Beruntungnya kami bisa masuk ke jaringan tentara China dan mereka mengevakuasi kami dari sana." Jelas Jeongyeon.

"Aku pikir oppa benar-benar tidak akan pulang lagi. Hiks... Aku sangat bahagia oppa pulang fan bisa datang ke pernikahanku." Karina menangis memeluk Jeongyeon.

"Aigoo adikku ini sudah jangan menangis." Jeongyeon menepuk pelan punggung adiknya dan menatap Mina yang berada di sebelah kirinya. Ia meraih tangan Mina dan menggenggamnya.

"Saranghae..." ucap Jeongyeon.

---------

Mina dan Jeongyeon sedang berpelukan diatas kasur kamar Jeongyeon di rumah appa Jeongyeon.

Ryujin telah tidur bersama Karina karena Karina memaksa ingin bersama keponakan tampannya itu.

"Aku masih merasa ini semua mimpi." Ucap Mina.

"Aku juga... Aku pikir aku benar-benar pergi untuk selamanya. Disaat aku melihat api membakar ekor helikopterku, aku hanya terus memanggil namamu dalam hatiku." Ucap Jeongyeon.

Mina mengelus dada Jeongyeon dan menenggelamkan wajahnya.

"Aku sangat sedih, Jeong. Rasanya duniaku hancur, tapi aku berusaha tegar untuk Ryujin kita. Hiks..."

"Sudah ku bilang. Aku berjanni bukan bahwa aku pergi hanya sementara saja. Aku akan selalu mencari cara untuk pulang kepadamu."














Aku hanya pergi tuk sementara bukan tuk meninggalkanmu selamanya














END

Lover Boy: One Shoot Kapal Jeongyeon || Jeongyeon X TwiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang