Barsha menangkup wajahnya sambil menghentakkan kakinya pada lantai kelas. Melihat hal yang dilakukan oleh Barsha sontak menarik perhatian Tiara yang kini sedang duduk disampingnya.
"Lo kenapa?" tanya Tiara.
Barsha hanya menggelengkan kepalanya lemas, melihat respon Barsha yang seperti itu membuat Tiara tampak khawatir, "Lo sakit? Kok muka lo pucat banget?" tanya gadis itu sekali lagi.
Mendengar kalimat tersebut, tiba-tiba terlintas suatu ide pada benaknya. "Gue izin ke UKS bentar ya, mau minta obat nyeri," ujar Barsha sembari memijat pelipisnya.
"Ntar Gue izinin, mendingan lo buruan ke UKS, nanti pingsan lagi," ucap Tiara khawatir.
Gadis itu bangkit dari kursinya lalu meninggalkan kelas, namun bukannya menuju ruang UKS, Barsha malah nyasar berjalan-jalan melewati lorong demi lorong kelas. Sebenarnya, izin ke ruang UKS hanyalah alasan semata. Ia terpaksa berpura-pura agar dapat keluar kelas untuk mencari siswi yang ia lihat di toilet kemarin.
Pikiran Barsha tak merasa tenang apabila dirinya tak mengetahuinya hal apa yang sebenarnya sudah menimpa gadis itu kemarin yang membuat sekujur tubuhnya basah kuyup.
Barsha menoleh ke kanan dan kiri untuk melihat satu-persatu wajah para murid yang terlihat dari luar jendela kelas. Namun langkah Barsha terhenti disaat seorang siswi berlari disampingnya, melihat wajah sekilas gadis tadi sontak ia pun mengikuti kemana arah gadis itu pergi.
Barsha menyerngitkan dahinya ketika melihat siswi itu melewati sebuah lubang berukuran cukup besar yang tersembunyi di dalam semak-semak samping pagar sekolah.
Barsha membuntuti siswi itu dengan hati yang berdebar. Setiap langkahnya menggungah rasa ingin tahu yang terdalam dalam dirinya, ingin tahu apa yang menjadi tujuan gadis itu sampai-samapi nekat meninggalkan sekolah lalu kabur melalui jalan rahasia.
Hingga sosok gadis itu hilang pada pandangan mata Barsha bagaikan sudah lenyap ditelan Bumi. "Duh, kemana pergi nya sih," batin Barsha sembari melihat sekeliling.
BRUAKK!!!
Terdengar suara hantaman yang cukup keras berasal dari kejauhan. Dalam keheningan pagi yang terasa sunyi, Barsha berjalan mengendap mencari arah suara tersebut berasal.
Dari kejauhan terlihat beberapa orang mengenakan seragam khas yang sama seperti yang digunakan olehnya. Barsha pun berjalan ke tempat orang-orang tersebut, namun alangkah terkejutnya Ia disaat melihat siswi yang barusan saja ia ikuti sudah terkapar lemas dengan kondisi sekujur tubuh yang sama persis yang ia temukan seperti pertama kali.
"Kali ini lo bisa lolos karena apa..Hah?!" teriak seorang siswi berambut ikal dengan make-up yang teramat tebal menempel diwajahnya.
"Gue...gue bisa melarikan diri sendiri," lirih gadis itu ketakutan.
"Awas aja lo kalau berani ngaduin masalah ini ke guru kalau nggak habis lo sama gue...Inget itu!!" Dengan segan Ia menampar wajah gadis tak berdaya itu dengan kasar, setelah puas memukul korban ia pun pergi bersama kedua temannya meninggalkan korban tanpa merasa iba.
Ingin rasanya Barsha berlari ke arah siswi yang sedang merintih kesakitan itu, menolong dan memapah tubuh mungil itu ke ruang UKS lalu menuntun nya menuju ruang BK setelah itu mengungkap segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMIGORA
Teen FictionBumi, seorang pria yang pernah mengalami patah hati ketika kekasihnya meninggal lalu bertemu dengan sesosok seorang wanita yang membuat hatinya berdebar kembali. Namun, dalam perjalanan mencari kebahagiaan, Bumi harus memutuskan apakah dia akan memb...