🌷-Jangan lelah untuk bertahan walaupun terkadang itu menyakitkan-🌷
Happy Reading
__________________Matahari mulai condong ke barat, menghujani pantai dengan cahaya keemasan yang lembut. Sinar matahari yang hangat menembus dedaunan pohon besar yang menjulang tinggi, menciptakan corak cahaya indah di atas pasir putih. Barsha melirik jam tangannya, jarum pendek sudah menunjuk angka tiga, menandakan waktu sudah sore. Dengan perlahan, ia merebahkan tubuhnya di atas hamparan pasir putih yang lembut.
Pohon besar itu menaungi Barsha dengan bayangan rindangnya, memberikan rasa teduh dan nyaman. Angin sepoi-sepoi berhembus, membawa aroma karang yang menyengat pada pancra penciuman gadis itu.Ia memejamkan mata, merasakan hangatnya pasir di bawah tubuhnya, dan menikmati suasana tenang di pantai sore itu.
Namun, suara samar-samar menarik perhatiannya. Seolah ada yang memanggil namanya dari kejauhan.
Barsha bangkit, menoleh ke arah sumber suara. Di kejauhan, terlihat perahu putih milik ayahnya sedang menepi. Perahu itu berukuran sedang, cukup besar untuk melaut, tetapi tidak terlalu besar sehingga mudah dipandu oleh satu orang.
"Ayah, gimana hasil tangkapan hari ini lancar?" tanya Barsha, napasnya terengah-engah karena berlari."Dapat Kak, tapi tidak sebanyak kemarin," jawab Pak Ali, suaranya menunjukkan sedikit kekecewaan, namun tetap mencoba terlihat optimis.
"Syukurlah kalau dapat, daripada nggak dapat sama sekali kan." Barsha berusaha menghibur sang ayah dengan kata-kata yang ia rangkai sendiri, walaupun dirinya juga merasa sedikit sedih karena hasil tangkapan hari ini terlalu sedikit tidak seperti hari-hari biasanya.
"Yaudah, kalau gitu ikannya ntar Ayah yang bawa ke Bi Tenah."
Barsha langsung berdiri, mengambil keranjang berisi ikan dari tangan Ayahnya."Eh nggak usah Ayah ... biar Barsha aja yang bawa, mendingan Ayah pulang istirahat aja. Bentar lagi mau sore juga, Ayah pasti capek," ujar Barsha sambil tersenyum lembut.
Ali tersenyum, matanya berbinar hangat. Di dalam hatinya, ia merasakan gelombang rasa syukur yang dalam. Barsha, anak perempuannya, adalah bukti nyata dari kasih sayang dan perjuangan yang ia dan istrinya curahkan selama bertahun-tahun. Setiap tetes keringat, setiap malam tanpa tidur, setiap kata-kata nasihat yang terucap, semuanya terbayar lunas dengan melihat Barsha tumbuh menjadi gadis yang kuat dan baik hati. Ia tak henti-hentinya kagum, melihat bagaimana benih kebaikan yang mereka tanam sejak kecil tumbuh menjadi bunga yang indah dan harum. Barsha adalah bukti nyata bahwa cinta dan kasih sayang mampu melahirkan pribadi yang luar biasa.
"Makasih ya Nak, ayah bangga punya anak kayak kamu," ujar Ali, suaranya bergetar menahan haru. Matanya berkaca-kaca, berusaha menahan air mata yang menganak sungai di pelupuknya.
Barsha terkekeh, "Ayah lebay banget sih, lama-kelamaan mirip kayak Ibu." Ia berusaha mengalihkan perhatian sang ayah dengan nada bercanda."Yaudah sana gih anter ikannya dulu sebelum kesorean," kata Ali, tersenyum lembut dan mengusap kepala Barsha dengan penuh kasih sayang.
"Yaudah Yah, Barsha berangkat dulu," ujar Barsha sambil mencium pipi Ayahnya sekilas, hatinya berbunga-bunga.
Ia melangkah cepat, keranjang ikan di tangannya terasa ringan. Kata-kata manis Ayahnya masih terngiang di telinganya,Uang merah di genggamannya terasa hangat, namun bagi Barsha, ucapan sayang Ayahnya jauh lebih berharga.

KAMU SEDANG MEMBACA
BUMIGORA
Teen FictionBumi, seorang pria yang pernah mengalami patah hati ketika kekasihnya meninggal lalu bertemu dengan sesosok seorang wanita yang membuat hatinya berdebar kembali. Namun, dalam perjalanan mencari kebahagiaan, Bumi harus memutuskan apakah dia akan memb...