Happy Reading
_____________________Barsha, dengan cekatan, merapikan bantal-bantal sofa dan menata ulang beberapa buku yang berserakan di meja. Selesai merapikan ruang tamu, Barsha beranjak ke dapur. Aroma rempah dan minyak goreng yang harum menyeruak di udara, menandakan ia sedang mengolah cemilan ringan untuk teman-temannya.
Pak Ali, yang baru saja pulang dari pantai, mendengar suara ongsengan wajan dari arah dapur. Ia mengerutkan kening, penasaran dengan apa yang sedang dimasak oleh putrinya. Dengan langkah santai, ia mendekati sumber suara dan mengintip dari ambang pintu, mencoba melihat apa yang sedang terjadi di dapur.
Lelaki paruh baya itu menatap binggung ke arah Barsha yang sedang sibuk memasak. "Nak, tumben banget masak di jam segini?" tanya Ali.
Barsha menoleh ke belakang dan mendapati sang ayah berdiri di ambang pintu. Ia tersenyum simpul. "Eh, Ayah udah pulang. Mau Barsha buatin kopi nggak, Yah?" tanya Barsha..
"Nanti aja, terus itu masak di jam segini kenapa?" tanya Ali, suaranya menunjukkan rasa keingintahuan.
"Oh ... ini buat teman-teman Barsha, Yah. Rencana nya nanti sore mereka mau kesini."
Ali manggut-manggut mendengar perkataan Putrinya.
"Kalau gitu Ayah mampir ke swalayan dulu ya, mau beli minum buat teman-teman mu." Barsha mengangguk kepalanya.
***
Gelak tawa dan suara riuh rendah menggema dari ruang tamu, menandakan suasana yang hangat dan menyenangkan menyelimuti mereka. Sudah hampir dua jam lebih mereka berada di sana, menikmati waktu bersama.
Tiara, yang asyik menyelami dunia film kesukaannya di laptop, tak menyadari Akmal sedang melahap habis cemilan yang terhidang di atas meja. Ketika ia ingin menikmati kue favoritnya, matanya celingukan mencari kue yang ia taruh di piring khusus. "Loh, kue nya kemana?" gumamnya heran, mencari-cari kue yang hilang.
Akmal, yang tak ingin ketahuan dan tak ingin mendengar celotehan Tiara, bergegas berpura-pura menerima telepon. Ia beranjak dari sofa dengan senyum canggung, mencoba menghindar dari pertanyaan Tiara yang pasti akan mengiringi hilangnya kue itu.
"Halo? Iya, bentar lagi sampai," gumamnya sembari menjauh dari Tiara, berharap gadis itu tak mencurigai apapun.
Barsha menunjuk sebuah kaset dengan sampul bergambar band rock era 80-an, warnanya pudar dan sedikit kusam, tapi tetap terlihat keren di matanya.
"Ini kaset kesukaan Ayah gue waktu muda," ujarnya sambil tersenyum, suaranya lembut seperti alunan musik dari kaset itu sendiri.
"Katanya, dulu Ayah sering banget dengerin ini sambil ngerjain tugas kuliah."
Riko, yang selama ini hanya mengenal musik digital, terlihat sangat penasaran dengan kaset-kaset jadul itu. Ia mengamati dengan saksama, jari-jarinya menyentuh permukaan kaset yang kasar, seolah-olah ingin merasakan kembali masa lalu yang terukir di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
BUMIGORA
Teen FictionBumi, seorang pria yang pernah mengalami patah hati ketika kekasihnya meninggal lalu bertemu dengan sesosok seorang wanita yang membuat hatinya berdebar kembali. Namun, dalam perjalanan mencari kebahagiaan, Bumi harus memutuskan apakah dia akan memb...