Bumi, seorang pria yang pernah mengalami patah hati ketika kekasihnya meninggal lalu bertemu dengan sesosok seorang wanita yang membuat hatinya berdebar kembali. Namun, dalam perjalanan mencari kebahagiaan, Bumi harus memutuskan apakah dia akan memb...
Mentari sore menyapa pantai dengan hangat, menyapa Barsha yang sedang membantu ayahnya merapikan jaring dan keranjang di tepi dermaga. Aroma laut asin bercampur dengan bau ikan segar, menjadi aroma khas yang sudah melekat erat pada dirinya.
Setelah merapikan alat-alat, Barsha menuju kedai Bi Tenah, menghantarkan hasil tangkapan hari itu. Kedai itu berada di ujung jalan sepi, dekat dengan dermaga nelayan. Aroma ikan goreng dan kopi menyebar di udara, menarik perhatian Barsha.
Jarum jam menunjukkan pukul tiga sore. Barsha bergegas menuju kamar mandi, mencuci kotoran dan bau asin yang menempel di tubuhnya. Hari ini adalah hari terakhir latihan untuk kegiatan class meeting yang akan berlangsung minggu depan.
Setelah bersiap, Barsha menuju halaman rumah berniat memanaskan sepeda motornya. Namun, sialnya, saat ia hendak menyalakan mesin, motor tua itu tiba-tiba mengeluarkan suara yang membuat siapa pun di sekitarnya terkejut.
Barsha mengerjap kaget, tangannya terangkat mengelus dadanya. Ia menatap motor tua itu dengan tatapan bingung. Sembari mencoba mencari sumber suara, ia mendekatkan wajahnya ke knalpot. Tiba-tiba, asap hitam mengepul keluar dari sana, menghitamkan wajahnya.
Ia terbatuk, tangannya sibuk mengibaskan asap yang mengepul di sekitar wajahnya, “Huk---- huk, duh, motor ini ada masalah apaan lagi sih? Padahal baru kemarin diperbaiki!” gerutunya kesal. Barsha bangkit, berjalan memutari motor tua itu, berusaha mencari letak kesalahannya. Namun, nihil. Ia sama sekali tak menemukannya. Lebih tepatnya, ia tak tahu apa penyebabnya.
Ayahnya sedang tidak di rumah, membuat Barsha sedikit kesulitan. “Mana, Ayah pulang sorean lagi,” gumamnya, menatap motor yang masih mengeluarkan asap dengan wajah bingung.
Ia menggaruk tengkuknya, meskipun tak gatal, sembari memikirkan cara untuk berangkat ke sekolah. Sebuah ide kemudian terlintas di benaknya. Ia memutuskan untuk meminta Tiara untuk berangkat bersamanya, karena ia ingat Tiara sore ini gadis itu menuju sekolah dengan motornya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Barsha menghembuskan napas perlahan, sembari membaca ulang pesan yang baru saja dikirimkan Tiara. Sekarang, dengan siapa ia harus berangkat ke sekolah? Tidak mungkin ia melewatkan latihan hari ini, karena ia sudah memberi tahu Tiara untuk meminta izin kepada Pak Satya bahwa ia akan terlambat.
“Hmm ... apa gue minta tolong Riko aja ya?”batinnya.
“Tapi ... gue nggak banget kalau tiba-tiba minta bantuan.”