"Lelah, hanya di rasakan oleh seseorang yang sudah merasa putus asa akan suatu usaha yang selama ini sudah ia perjuangkan." -Bumigora Prameswara🌷
Happy Reading
____________Adit memutar-mutar putung rokok di antara jari telunjuk dan tengahnya, mencoba menenangkan diri dengan gerakan itu. Ia menghembuskan asap itu lalu mengisapnya kembali, menikmati sensasi hangat yang menyerbu tenggorokannya. Sedangkan Reza dan David, asyik bermain ponsel genggam miliknya.
Kini ketiganya, sedang berkumpul di markas mereka, sebuah Tempat di mana ke lima cowok itu selalu berkumpul untuk membicarakan sesuatu hal yang penting atau sekedar mencari pelarian. Markas itu menjadi rumah kedua mereka setelah rumah orang tua masing-masing, tempat di mana mereka bisa berbagi cerita atau berbagai hal lainnya.
"Kalian ngerasa nggak sih ... semisalnya kelompok kita nggak kayak dulu lagi?" ucap Adit membuka obrolan membuat Reza dan David menoleh ke arah Adit.
David tampak berfikir sejenak. "Maksud lo?"
"Semenjak tragedi satu tahun yang lalu, hubungan Aksa dan Bumi nggak kayak dulu lagi lagi, walaupun ... mereka sekarang tinggal satu rumah karena nyokap dan bokap Aksa yang lagi perjalanan bisnis ke luar negri, tapi menurut gue mereka kayak nggak akur."
"Apa yang lo bilang ada benarnya juga, gue ngerasain hal yang sama," ujar Reza sembari melirik ke arah kedua cowok di hadapannya itu.
"Terus apa yang harus kita lakuin biar mereka kayak dulu lagi? Nggak mungkin kan ... bakalan ngebiarin mereka begini terus!" tegas David.
Tak ada yang dapat menjawab pertanyaan David, mereka kini berada di ambang kebingunggan. Hingga suara mesin knalpot motor seseorang di luar sana membuyarkan lamunan ketiganya.
"Ada kabar terbaru?" tanya Adit di saat melihat Bumi berjalan ke arah mereka di balas gelengan oleh sang empu.
"Sampai kapan lo bakalan cari pelaku itu?" Jujur saja, Reza merasa apa yang di lakukan oleh Bumi selama satu tahun terakhir ini untuk mencari sosok yang sudah mencelakai Adel sekaligus penelfon misterius pasca kejadian penabrakan yang mengakibatkan Adel terbaring di bangkar sekaligus menjalani masa kritis selama dua hari di rumah sakit, terlihat sia - sia.
Sampai gue sendiri yang ngepastiin pelaku mati di tangan gue!" suara Bumi terdengar dingin dari sorot mata lelaki itu terlihat dendam sekaligus luka yang amat mendalam yang selama ini berusaha ia pendam.
"Gue ngerti Bim, tapi... lo nggak capek harus ngelakuin hal yang sama setiap harinya?" timpa Adit, suaranya mencoba menenangkan Bumi yang terlihat amat terpuruk dalam rasa dendamnya.
"Dalam hidup gue kata itu nggak ada Dit, kata yang barusan lo ucapin itu nggak bisa menggambarkan perasaan gue selama ini! Lelah, hanya di rasakan oleh seseorang yang sudah merasa putus asa akan suatu usaha yang selama ini sudah ia perjuangkan! Tapi, bagi gue, lelah mencari keadilan untuk Adel itu nggak akan!
Adit seketika diam membisu, begitupun dengan David dan Reza. Mereka, merasa putus aja menghadapi sifat keras kepala Bumi dan sikap nya yang apabila sudah membuat keputusan, seburasaha apapun mereka berkata tidak, keputusan tetaplah keputusan dan tak bisa diganggu gugat tanpa perlu di bantah, Bumi akan tetap bersikukuh dengan apa yang keputusan yang telah di ambil.

KAMU SEDANG MEMBACA
BUMIGORA
Teen FictionBumi, seorang pria yang pernah mengalami patah hati ketika kekasihnya meninggal lalu bertemu dengan sesosok seorang wanita yang membuat hatinya berdebar kembali. Namun, dalam perjalanan mencari kebahagiaan, Bumi harus memutuskan apakah dia akan memb...