Prolog: Kematian & Reinkarnasi

4K 284 76
                                    

Hendra POV

28 Mei 2030 

Kantor PT Pindad Hutama Karya, Ruang Produksi

berrrrr tang! bermmmmmmm!

      Suara mesin pabrik memenuhi seisi ruangan dengan suara kerasnya, mesin-mesin itu sedang mengolah limbah besi dan baja yang nantinya digunakan untuk pembuatan senjata. Adapula mesin-mesin yang mencetak desain senjata maupun peluru, bahkan ada yang sampai digunakan untuk perakitan otomatis komponen senjata yang diperlukan. Meski banyak mesin yang digunakan, peran pekerja manusia masih diperlukan untuk memastikan kelayakan senjata tersebut dengan cara mengujinya. Selain berisik, ruangan itu juga panas akibat aktivitas mesin yang terus bekerja. Meski begitu, ada ruangan khusus untuk para pekerja yang ingin menyejukan badan.

"Lapor! senapan serbu ini tidak tahan bila terkena air dan daya tembakannya lemah!"Ucap beberapa pekerja yang sedang memperhatikan senjata yang ia pegang

"Pisahkan dari senjata yang layak dan leburkan saja senapan itu!"Jawab seorang pria muda dengan lantang

"Baik pak Hendra!!!"Pekerja itupun segera memisahkan senjata itu dan memeriksa senjata lainnya

"Lapor! turret pada tank badak mengalami kemacetan!"

"Periksa kembali dan pastikan penyebab macetnya! bila tidak bisa diperbaiki leburkan dan buat ulang!"

"Ba-baik!"

"He..... Para pekerja baru ini memang masih perlu diarahkan yah"Gumam Hendra yang melihat para pekerja baru masih kesulitan berinisiatif apa yang perlu mereka lakukan. 

        Hendra Wijaya Kusuma adalah seorang pria muda berusia 25 tahun dan bekerja sebagai Kontraktor dan Pembuatan teknologi persenjataan di Indonesia dengan jabatan manajer dan ketua pengembangan teknologi terutama persenjataan di PT Pindad dan Di PT Hutama karya.
Banyak orang yang menganggapnya luar biasa terutama rekan kerja dan atasannya, ini dikarenakan ia memiliki banyak keahlian dan memiliki besar iq yang luar biasa yakni 200. Bakatnya yang luar biasa membuat pemerintah Indonesia segera memanfaatkan bakat Hendra dengan imbalan yang besar.

       Namun bagi Hendra sendiri menjadi orang yang cerdas tidaklah terlalu bagus, karena bagi orang awam orang cerdas akan paham akan semua hal, yang padahal bisa saja orang tersebut hanya ahli dalam 1/2 hal saja. Dan Hendra merasa bahwa menjadi bawahan tidaklah enak, meski secara teknis dia adalah manajer, namun CEO dan Pemerintah masihlah atasannya., ia ingin masuk dalam dunia politik. namun ia tahu iklim politik Indonesia tidak cocok dengannya, dan belum lagi masalah media berita yang mulai tidak netral atas berita yang mereka sebarkan.

"Sudah 3 hari aku tidak pulang kerumah karena pekerjaan ini."Keluh Hendra dalam hatinya yang sambil memegang kertas cetak birunya dan bersandar di pagar dekat sana.

"Kuharap aku yang menjadi pemimpin sebenarnya, dimana aku hanya perlu memberi perintah dari balik meja juga menjadikan negeri itu kuat dan sejahtera. Haha, kurasa itu tak mungkin"Hendra terkekeh setelah berimajinasi liar menjadi seorang presiden bahkan raja yang menjadikan negerinya menjadi negara yang kuat dalam berbagai aspek.

Tak lama kemudian, seseorang menepuk bahunya dan ia menoleh ke belakang

"Kerja bagus Hendra, pekerjaan kita sepertinya menjadi lebih efisien. Pasti merepotkan mengarahkan para pekerja baru"Ujar Galang yang merupakan rekan Hendra

"Terimakasih atas pujiannya, tapi aku lebih membutuhkan waktu libur dibandingkan pujianmu itu"Jawab Hendra dengan bercanda membuat Galang tertawa

"Hahaha yah kurasa kau memang perlu liburan. Dan itulah hal lain yang mau kusampaikan, jadi pemerintah memberikanmu liburan selama 2 minggu penuh. Namun, setelah itu kau akan dipindah tugaskan ke Papua untuk memantau perkembangan dan keefesienan pabrik senjata di sana selama 2 bulan, dan dalam waktu itu juga usahakan menyelesaikan desain tank terbarumu"Ujar Galang sambil memberikan beberapa surat yang telah ia cetak

System: membangun kerajaan( Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang