Chapter 1 : Telat

351 7 0
                                    

Kaki kecil itu terus berlari kencang, bahkan nafasnya pun tak beraturan seragam sekolahnya berantakan.

Dengan tujuannya hanya satu satu, masuk ke dalam sekolah tepat waktu sebelum gerbang sekolah di kunci, nama gadis itu adalah Hanaya Putri Dahayu di panggilnya Hana dia kelas 1 SMA nama sekolahnya SMA Harapan Kita.

"5 menit lagi gerbang di tutup" teriak penjaga sekolah.

Teriakkan penjaga sekolah itu membuat murid² yang masih berlari untuk bisa melewati gerbang sekolah pun menjerit dan mempercepat larinya, Hana yang tertinggal belakangapun semakin mempercepat langkah lari nya.

Namun sayangnya Hana tertinggal, gerbang sekolah tertutup rapat dan di kunci oleh penjaga sekolah, seketika memori tentang ruang bk dan di ceramahi selama 2 jam hinggap di kepala Hana yang memang langganan keluar masuk ruang bk karena ada saja ulahnya.

Hana yakin tak mungkin merayu pak penjaga sekolah dengan sebungkus batagor hanya agar di bukakan gerbang sekolah yang sudah terkunci.

Tiba² ide muncul di kepalanya, Hana berlari kearah samping sekolah yang terlihat dinding batas sekolah, bibir Hana tersenyum miring.

"Rejeki anak sholehah"

Yah Hana akan memajat pagar yang terbuat dari dinding tembok itu, masalah manjat memajat Hana adalah ahlinya karena dia sering memanjat dinding ini saat bolos pelajaran olahrga hanya buat beli semangkuk bakso yang menggoda di perutnya atau aksesnya kabur dari kejaran guru bk, untungnya dinding ini tak terlalu tinggi.

Hana mulai eksekusi, pertama² melempar tasnya masuk lalu langkah kedua mulai menaikan sebelah kaki di atas dinding tembok saat Hana ingin mengangkat kaki satunya lagi dan melompat.

Pemandangan aneh terjadi, entah sejak kapan Pak Jamal yang berkumis dengan perut buncit dan kepalanya tanpa rambut alias bot- oke cukup.

Pak jamal adalah guru matematika terkenal killer sekaligus wali kelasnya dengan wajah kaget dan tangan yang memegang selang air, melihat itu Hana bisa menebak dengan tepat kalau pak guru ini sedang menyiram bunga, muka garang tapi suka hal yang manis², mata Hana menangkap ehem tasnya bersarang di leher pak jamal.

"Mampus lu Hana" ucapnya pelan pada dirinya sendiri saat melihat pemandangan itu, mata Pak Jamal menatap garang kearahnya mambuat Hana cengengesan canggung karena sepertinya aksinya di ketahui di tambah pak jamal pasti tahu kalau dirinya ini telat.

"Pak liat, langit di atas hari ini keliatan cantik banget jadi saya cuman mau ngeliat langit ajah pak" ucap Hana ngawur, pikir Hana adalah yang penting selamet dahulu dari pak guru yang di depannya ini.

Hana mulai turun dari dinding tembok itu dengan loncat, untungnya tepat sasaran berpijak di tanah. Hana segera mengambil tasnya yg masih tersangkut di leher pak jamal yang masih menatapnya sangat tajam sekali.

"Maaf pak, saya pergi masuk kelas dulu, selamat pagi pak. Bunga mawarnya cantik banget pak" ucap Hana mencoba basi-basi dan akhirnya kabur dengan berlari kencang.

"Hanaya Putri Dahayu, kemari dan ikut bapak ke ruang BK sekarang juga"

Nah loh teriak Pak Jamal membahana yang bahkan hafal nama lengkapnya, mendengar itu membuat Hana semakin mengencangkan larinya seperti angin topan, dan di belakangnya Pak Jamal sudah mengejar dengan wajah merah menahan amarah nya.

Mata Hana meliar mencari tempat untuk bersembunyi namun nihil, sesekali Hana mendorong orang lewat untuk memberi ruang berlari dari kejaran Pak Jamal.

"Siapapun bantu bapak tangkap bocah itu, nanti bapak kasih kalian uang 50 ribu bagi behasil " teriak pak Jamal yang mulai kelelahan berlari

Hate Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang