Rencana Pembunuhan II

45.6K 5K 99
                                    


Semuanya hanya sandiwara, dari mulai Damiane yang sengaja mendekati dan sedikit manja dengan Airlea, Beatrice yang menginap di sini hanya untuk melancarkan aksi mereka sebenarnya. Dan kaisar negeri Almer yang memiliki andil besar.

"Kita akan membunuh putri tercinta mereka di hadapan mereka saat waktunya tiba," ujar Kaisar Almer——Wenderain Del Adrianne. Seorang perempuan tangguh yang dihormati. Seorang ibu yang membesarkan negara Almer dan anaknya.

***

Kali ini Airlea menyiapkan makanan lagi untuk Damiane, tumis bayam lagi. Sebab mereka sudah mendapatkan bahan masakan itu lagi. Airlea dengan senang menyajikan masakan itu, sudah dua minggu sejak kejadian tenggelam di kolam, Beatrice masih di sini sebagai bentuk pemberontakan karena tidak mau dijodohkan, setidaknya itu yang Airlea tahu.

"Katakan jika rasanya tidak enak," ucap Airlea.

Damiane menatap Airlea yang sedang menyendok nasi dan bayam. Kalimat Airlea tak pernah dilupakan kala menyuapi Damiane. Selalu berkata seperti itu, padahal tidak pernah sekalipun masakan Airlea terasa tak enak, selalu enak bagi Damiane.

"Masakanmu selalu enak," ucap Damiane. Kali ini bukan sandiwara, bukan kebohongan tapi kenyataan.

"Nanti malam, saya ingin berbicara serius kepada Anda," ucap Airlea.

Damiane mendapati Airlea kembali berbicara formal sehari setelah kejadian itu, dia cuma sesaat saja berbicara formal kepadanya.

"Datang saja ke kamarku," balas Damiane yang sontak membuat Airlea terkejut.

***

Malam tiba, Airlea berjalan dengan gaun tidurnya menuju kamar Damiane.

"Tuan," panggil Airlea saat sudah di depan kamar Damiane. Pintu terbuka sesaat kemudian, bisa Airlea lihat dengan kedua matanya penampilan Damiane yang berbeda.

Pria itu mengenakan pakaian tidur yang memperlihatkan otot dadanya. Refleks Airlea mengalihkan pandangan.

"Masuk," kata Damiane.

Airlea melangkah masuk dengan langkah ragu. Ketika sudah masuk pintu kamar ditutup oleh Damiane dan membuatnya terkejut. Airlea menoleh ke arah pintu yang sudah rapat.

"Damiane?" panggil Airlea.

Damiane semakin mendekat ke arah Airlea. Hingga embusan napas hangat Damiane menyapu wajah Airlea. Perempuan itu menatap netra emerald Damiane yang begitu tenang.

Sampai kemudian Damiane mulai mengecup bibirnya.

***

Airlea masih tidak percaya apa yang terjadi malam tadi. Damiane dan Airlea resmi menjadi suami istri sebenarnya. Setelah tiga bulan lamanya, Airlea berhasil. Setelah ini hati Airlea semakin yakin jika Damiane sudah jatuh cinta juga.

Senyuman Airlea terbit saat ingatannya memutar detail kejadian tadi malam. Damiane mungkin pria dengan sifat dingin dan terlihat kejam, tetapi sebenarnya Damiane adalah pria manis yang lucu saat sudah jatuh cinta.

"Gue yakin sih, Damiane pasti nggak akan bunuh gue," ujar Airlea percaya diri.

Jika saja Airlea tahu, ada rencana lain yang juga sedang berjalan selain rencananya.

***

Damiane diam di tempat duduknya. Ruang kerja itu temaram kali ini. Yosh masuk bersama Beatrice dan Raicia.

"Bagaimana tadi malam?" tanya Raicia.

"Rencana berjalan lancar," balas Damiane.

Beatrice tampak tersenyum kecut, terlepas dari apapun yang terjadi perasaannya terhadap Damiane itu nyata.

"Tapi ada yang aneh," ucap Damiane.

Kepalanya kembali ingat tentang tadi malam. Bagaimana dia melihat tubuh mungil Airlea terdapat beberapa bekas luka. Bahkan Damiane yang seorang komandan ksatria saja merinding melihat bekas luka di punggung kecil Airlea.

"Dia putri kesayangan mereka, apakah itu benar?" Pertanyaan Damiane membuat ketiga orang yang ada di hadapannya bingung.

"Maksudmu?" tanya Beatrice.

"Beaty, kau sendiri seorang putri bukan? Bagaimana perawatan seorang putri seharusnya kau tahu, kulit seorang putri selalu dipastikan tidak ada cacat barang sedikit. Raicia saja begitu."

Damiane diam sejenak, bangkit dari duduk, melangkah menuju jendela. "Tapi Airlea berbeda, melihat taman penuh bunga indah yang biasa untuk putri kerajaan dia sudah sangat senang, memakan tart yang bagi putri Count itu hal biasa baginya sangat luar biasa, lantas punggung kecilnya. Apakah mungkin putri kesayangan punggungnya akan ada banyak bekas luka, bekas luka yang bahkan hampir menutupi seluruh bagian."

Raicia terdiam, dia merenungkan setiap kalimat Damiane. "Benar, dia selalu bahagia untuk banyak hal kecil."

"Apakah mungkin dia putri kesayangan? Kudengar mereka punya dua putri, yang satu adalah yang selalu sakit."

"Putri yang sakit itu tidak mungkin putri kesayangan, jika bukan Airlea siapa lagi? Buktinya dia yang dipilih untuk ke sini," ucap Beatrice.

"Jika kalian punya kalung termahal dan ada seseorang yang meminta kalung itu, apakah kalian benar akan memberikannya? Padahal orang itu adalah orang asing?"

Pertanyaan Damiane berhasil membuat mereka semua bungkam.

"Menurutmu dia palsu?"

Damiane hanya menggedik bahu. Tidak bisa memastikan lebih untuk sekarang selain memastikannya dengan melakukan penyelidikan lebih dalam lagi.

TBC

Double up yee😌

DO YOU HATE ME DUKE? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang