Damiane sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan Airlea sebagai istri Damiane sibuk menemani Beatrice yang masih belum ingin kembali ke istananya. Raicia berasa di acara minum teh yang sebenarnya adalah acara minum teh berkedok perjodohan. Usia Raicia yang sudah memasuki usia menikah, membuatnya banyak dikenalkan oleh orang-orang yang ingin menjalin hubungan dengan keluarga Alverd. Tetapi, Damiane sendiri punya seleksi khusus.Airlea dan Beatrice masih diam di taman, menikmati waktu siang dengan bersantai di balkon kamar Airlea, sekedar bercerita dan mendengarkan cerita. Airlea menatap Beatrice dengan antusias, dia menceritakan semua hal tentang persahabatannya dengan Damiane, disamping tugasnya untuk meluluhkan Damiane, Airlea tidak bisa mengelak jika dia suka karakter Beatrice sebenarnya. Beatrice yang notabene seorang pemeran utama dan juga putri yang tangguh, dia keren di mata Airlea. Jadi, semua cerita Beatrice terasa menarik, meskipun begitu tak memungkiri jika selama ini Beatrice agak menyebalkan mengganggunya dan Damiane dengan atas nama persahabatan.
"Ah, apa kau tahu aku dan Damiane memiliki tempat rahasia, biasanya di sana kami duduk di tepian kolam dan bercerita tentang banyak hal. Apa kau mau ke sana?" tanya Beatrice di akhir kalimat.
Airlea diam, tempat rahasia yang diceritakan di novel, tempat indah yang Raicia sendiri tak tahu di mana meskipun dia yang mengurus kediaman. Tempat itu adalah tempat yang menjadi awal pertemuan Duke dan Duchess terdahulu yang artinya tempat pertemuan mendiang ayah ibu Damiane.
"Hari sudah akan sore, saya akan melihat sebentar dengan Anda. Karena saya juga harus memasak makan malam untuk Damiane," kata Airlea dengan suara lembut dan tenang.
***
Mereka tiba di sebuah tempat setelah melewati pagar tanaman yang ternyata merupakan pintu rahasia. Airlea melihat sebuah tempat terindah di novel ini. Kolam biru yang cahaya matahari sendiri tembus hingga ke dasarnya. Bening dan indah. Teratai berwarna merah muda dan putih menghiasi sebagian kolam. Pohon rindang di tepi kolam yang terawat menambah kesan sejuk.
"Wah," ucap Airlea yang terkagum. Tidak ada kalimat lain yang terucapkan selain itu.
Mereka mendekati kolam. Airlea menyentuh airnya yang menyejukkan. Senyuman perempuan berambut putih tersebut terbit dengan sangat indah.
Airlea sibuk bermain dengan air biru itu.
Byur!
Suara air yang begitu keras dari sisi kanannya mengejutkan Airlea. Jelas terlihat sekarang ini Beatrice sedang kewalahan di dalam kolam. Putri itu tenggelam.Tanpa pikir panjang Airlea terjun. Dia berusaha menyelamatkan Beatrice. Kolam yang semula tenang berubah menjadi penuh gelombang. Airlea sibuk menarik tangan Beatrice untuk membawanya ke tepian. Tapi saat tangan itu berhasil diraih, sebuah benda tajam mengikis lengannya membuat Airlea berteriak kesakitan dan tangan kanannya melemah.
Tak menyerah, meskipun terluka Airlea berusaha menyelamatkan Beatrice. Tetapi, setelah tangan benda tajam yang entah darimana itu menusuk bagian kakinya hingga kekuatan Airlea untuk berenang melemah.
Sampai kemudian suara seseorang yang memasuki kolam dan menarik Beatrice membuat Airlea bernapas lega. Orang itu menarik Beatrice ke pinggiran kolam. Sedang Airlea berjuang naik dan menghampiri keduanya.
"Yang Mulia Putri!" teriak Airlea mendekati Beatrice dan Damiane yang merupakan sang penyelamat.
"Menyingkir!" bentak Damiane pada Airlea yang hendak mendekati Beatrice.
Seketika Airlea mematung. Dengan langkah terseok-seok perlahan dia menjaga jarak. Setelah usaha membangunkan Beatrice gagal. Damiane langsung menggendongnya, tetapi kemudian Airlea mencekal.
"Aku bisa menolong! Kita harus mengeluarkan air yang masuk ke pernapasannya terlebih dahulu."
Damiane menatap Airlea sejenak, kemudian meletakkan Beatrice di atas rerumputan, ketika itu barulah Airlea melakukan CPR. Sampai kemudian Beatrice memuntahkan air yang ada.
Airlea tersenyum lega saat Beatrice sadar. Perempuan itu menoleh ke arah Damiane dengan senyuman yang sama.
"Anda bisa membawa Yang Mulia putri sekarang," ujar Airlea.
Akan tetapi, saat ini fokus Damiane tidak lagi pada Beatrice melainkan istrinya yang ternyata terluka.
"Tuan, kita harus segera membawa Yang Mulia Putri!" seru Airlea yang menyadarkan Damiane. Damiane menggendong Beatrice dan Airlea mengikuti dari belakang dengan langkah tertatih.
TBC
Jan lupa komen votenya. Biar semangat, hehe. Kalau bukan pembaca yang kasih semangat siapa lagi? Ayang? Saya ga punya, jadi ya gimana. Ya kalian yang kasih semangat:v
😒: Ngomong apa sih, Ry?
KAMU SEDANG MEMBACA
DO YOU HATE ME DUKE? [SELESAI]
Fantasy*Bukan Novel Terjemahan* *Karya orisinil* *Yang plagiat bisulan lima tahun* [29/12/22 (2# in Atagonis)] [30/12/22 (#9 in Fantasi)] [30/12/22 (#1 in Tragedi)] [31/12/22 (#2 in fantasi)] [31/12/22 (#1 in Putri)] [1/1/23 (#1 in Duke)] [1/1/23...