[SELESAI REVISI]
"Tokoh utama tetap jadi tokoh terkuat yang tidak bisa digantikan"
❀❀❀
End : Jum'at, 05 Agustus 2022
Selesai revisi : Selasa, 06 Juni 2023
🏅1 - txtmoa 2022 #40 cerita
🏅1 - leanavvab 2023 #12 cerita
🏅162 - hijrah 2023 #16,1rb cerit...
Vernon kembali datang ke Caffe. Ia mengetuk-ngetuk jarinya guna menyadarkan Kanaya yang sedang sibuk dengan membelakanginya. Sedikit berdeham. "Mbak, saya mau pesan." ujarnya yang merubah suaranya seperti bapak-bapak.
"Iya pak, ingin pesan a-pa?" Vernon tertawa melihat wajah gadis itu yang seketika berubah cemberut.
"Mau apa lagi?" cetus Kanaya.
"Waduh, galak amat neng. Mau ngalahin Customer service di Karen's Dinner?"
"Kami tidak melayani Customer yang hanya modus."
"Dan saya tidak ingin dilayani oleh Waiters yang seperti anda." balas sengit Vernon.
"Oke, e-Fan! Fan!" panggil Kanaya pada Fandi -temannya- yang kebetulan lewat.
"Iya?"
"Bantu gw layanin dia,"
"Beres." ucap Fandi mengacungkan jempol nya. Vernon terasa bingung. Kanaya pergi kebelakang membiarkan Vernon.
"Ingin pesan apa ya, Kak?" sepintas ide hadir dibenak Vernon. Ia membisikkan hal yang istimewa pada Fandi. Langsung diacungi jempolnya.
Fandi pergi menyusul Kanaya yang tengah membuang sampah. "Nay, Nay ... Ayo ikut gue pak bos lagi marah."
"HAH? YANG BENER?!"
"Beneran!"
Kanaya pun buru-buru masuk kedalam yang ternyata sudah gelap didalam, semua jendela tertutup. Membuat ia tidak bisa melihat apapun.
Berjalan sambil meraba dinding untuk sampai saklar lampu. "Fandi, Mbak Meta, Ka Feli?" panggilnya. "Ini orang pada kemana sih." gerutu Kanaya sampai menabrak tubuh seorang yang perawakan pria.
"Fandi? Ini lo apa bukan?" tangan kecil Kanaya meraba setiap inci dari wajah pemuda dihadapannya. Tepat dibagian hidung Kanaya berkata. "Ini mah bukan Fandi, mana ada Fandi idungnya mancung kaya ikan curut."
Pemuda bernama Fandi sudah menahan geramannya diujung sana. Mbak Meta yang disisinya mengintruksi Fandi agar tidak meluarkan suara apapun.
Laki-laki yang kini tengah Kanaya raba dalam keadaan masih gelap merasa suhu tubuhnya memanas. Berusaha untuk menahan gejolak-gejolak aneh didalam dirinya dan menelan salivanya. Didalam ruangan yang gelap seperti ini laki-laki mana yang pikirannya tidak berkeliaran. Ia pun mundur beberapa langkah lalu menyalakan lampu Cafe.
Seketika semuanya bersorak. "SUPRISE!!"
Kanaya menoleh kearah di mana Mbak Meta, Fandi, Ka Feli, dan Vernon berdiri. Jika Vernon atau Fandi disana. Lalu yang daritadi dia pegang itu siapa?
Melirik kekanan yang akhirnya terkejut sepenuhnya. Laki-laki yang tadi ia pegang adalah seorang Kai Kamal Huening. Kanaya menutup mulutnya.
Menatap Vernon dan Kai secara bergantian. Diujung sana ada Vernon yang tersenyum tulus kearahnya. Disampingnya ada Kai menatapnya tanpa ekspresi.
Sampai Vernon menghampirinya dengan kue ditangannya. "Happy Birthday Gurl." terpatri senyuman bahagia diwajah Kanaya. Merasa jengah Kai pergi memesan dilayani Feli.
"Let's to make a wish." Kanaya memejamkan matanya lalu mengusap kedua telapak tangannya pada wajah.
"Tiup lilinnya!!" bukan ditiup, melainkan Kanaya berusaha untuk mengibaskan tangannya agar lilinnya mati. Vernon tertawa sedikit karena lilinnya tidak mati-mati.
"Sebentar," ucap Kanaya yang membawa kuenya kebelakang. Entah mau berbuat apa. Kembalinya dia, diatas kue sudah tidak ada lilinnya.
"Lilinnya diapain?" tanya Vernon begitu melihat lilin diatas kue yang hilang.
"Hehehehe." balas Kanaya terkekeh. Vernon hanya geleng-geleng kepala.
"POTONG KUENYA!" teriak Fandi sudah tidak sabaran. dengan sengaja Kai menabrak bahu Kanaya begitu keras kemudian berlalu begitu saja sehingga kue ditangannya jatuh kelantai.
Bukan ia membencinya, melainkan dirinya tidak suka jika Kanaya menerima sesuatu dari Vernon. Ia merasa panas melihatnya. terlebih lagi saat Kanaya melemparkan sebuah senyuman manis pada laki-laki itu. Sungguh, ia tidak suka.
"Yaah ... " Kanaya menatap kue nya yang sama sekali belum dimakan sudah jatuh. Fandi, Mbak Meta, serta Feli. melebarkan mulutnya.
"Woy! Punya etika gak lo!" teriak Vernon yang menghentikan langkah Kai.
Kai membalikan tubuhnya kemudian tertawa renyah. "Gak ada."
"Cepet minta maaf!" ucap Vernon yang sudah menaikan suaranya beberapa oktaf. tetapi, Kai bersikap acuh tak acuh pada Vernon lalu melenggang pergi dari area Cafe.
"DASAR BANCI!!"
☆☆☆
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kai : jangan pernah gitu lagi, paham? Candy : iya pak, siap salah😭 *abis itu pingsan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Candy : lho, kok gak dipake bajunya? Kai : kenapa? Masalah? Candy : siap salah lagi, Pak