K A I - Bakso

7 4 0
                                    

MHIBH♡

☆☆☆

Selama tayangnya film, gadis berkerudung warna abu-abu itu sangat menikmatinya walaupun ia sedikit takut saat Jumpscarenya tiba.

Vernon melirik Kanaya sebentar ia sedikit terkekeh saat melihat ekspresi gadis itu ketika hantunya keluar. Kanaya memang tidak berteriak tapi justru ia mencengkram kuat lengan jaket Vernon.

Selesainya film sedikit Kanaya meregangkan otot pundaknya seraya berjalan keluar.

"Makan dulu, yuk ... "

Kanaya menganggguk. "Boleh,"

"Dimana?"

"Ikut apa yang di rekomendasi in aja."

"Makan di pedagang kaki lima, mau?"

"MAU BANGET!!" pekik gadis itu dengan antusias. Kanaya sangat menyukai makanan yang jual di pinggir kota. Seperti Bakso, Mie Ayam, Pecel Lele, Soto Daging, dll.

Selain rasanya enak, harga nya juga terjangkau.

☆☆☆

Sampainya di warung bakso solo, dan memesan. Gadis itu menghampiri Vernon yang sudah duduk di bangku ujung. "Pojok banget."

"Mau pindah aja?" tawar Vernon yang di gelengi kepala oleh Kanaya. Ia menggeleng tapi Vernon yang peka langsung beranjak dari duduknya.

"Mau kemana?" tanya Kanaya.

"Pindah aja yuk, kasian lo pasti nanti gerah."

Kanaya terkekeh, ia menarik tangan laki-laki itu agar kembali duduk. "Gapapa, ada kipas angin juga." gadis itu menunjuk sebuah kipas angin yang bergantung tak jauh dari mereka.

Tapi rasanya sama saja tidak terasa apapun. Akhirnya Vernon mengiyakan saja.

Pesanan datang membuat perut Kanaya sudah tidak tahan lagi berdemo meminta makananpun segera menuangkan sambal sebanyak mungkin membuat Vernon membelalakan matanya tak percaya.

Hey! Bagaimana kalau nanti Kanaya sakit. "Astaga Nay, sambelnya jangan banyak-banyak."

"Lagi pengen maraton," ungkapnya terus menuangkan sambel, saos, dan sedikit cuka.

"Sini tuker saja sama punya aku." ucap Vernon yang menukarkan mangkok miliknya.

"Janganlah, ini pedes banget." ujar Kanaya menukarnya kembali. Tetapi Vernon yang kekeh gak akan biarin Kanaya sakit menuangkan sedikit sambal dimiliknya lalu ditukar lagi.

"Yang aku juga sama aja pedesnya." kata Vernon. Kanaya sudah kesal akhirnya membiarkan Vernon makan miliknya.

"Awas aja kalau nanti ngeluh kepedesan." tubuh Vernon tentu sudah panas dingin melihat kuah baksonya yang teramat merahnya sampai bulu kuduknya merinding.

"Baru liat kuahnya aja udah panas dingin, mending tukeran lagi aja." lanjut Kanaya ditegas oleh Vernon.

"Kalau kepedesan tinggal minum doang. kamu makan yang itu aja," tutur Vernon yang diangguki Kanaya.

"Okey, selamat makan." Kanaya yang sudah melahap baksonya sedangkan Vernon masih mengumpulkan tekad memakannya. Perlahan ia coba kuahnya yang memang sekali coba tidak akan terasa pedasnya, melihat reaksi Vernon terus makan baksonya tidak seharapan Kanaya.

Dia kira Vernon akan kepedesan atau semacamnya, ternyata dia lebih kuat dari apa yang ia kira.

"Gak pedes?" tanya Kanaya khawatir.

"Nggak, malahan ini mantap banget."

"Huh?"

Vernon terkekeh, rasa pedas dilidahnya ter minimalisir dia sekalipun kaget karena bisa tahan pedas level cewek yang mungkin 97/100 cowok didunia ini gak akan bisa tahan.

"Kaget banget kayaknya," ucap Vernon.

"Boleh jujur?" Vernon manggut-manggut balasnya. "Itu sambel setengah dari tempatnya ditambah saos cabe, beneran gak bikin pedes?!"

Vernon tersenyum sesekali sedikit kepedasan "Boleh jujur juga?" tanya balik Vernon digiliri anggukan Kanaya.

"Jujur, ini tuh pedes banget, banget, tapi ... ini sama sekali gak begitu pedes waktu masuk mulut." Kanaya terbelalak.

"Kalau pedes kenapa gak bilang dari tadi?"

"Eemmm ... Kenapa ya ..."

"Iih," Kanaya bergidik.

"Kenapa?" tanya Vernon diakhiri kekehan kecil.

"Sieuun," ungkap jenaka Kanaya gunakan bahasa sunda.

"Apa itu 'Sieun' ?"

"Saranghaeyo~" tuturnya memberikan sign love Korea pada Vernon.

"Sarang beoo~"

☆☆☆


Efek udh lama gak nulis karna syibuk ampe mentok wkwk

[1] MHIBH - END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang