K A I - Lolos

14 5 0
                                    

MHIBH♡

☆☆☆

Kanaya sudah tampak terlihat rapi dengan style gamisnya dan juga kerudung plisket putih. Setelah kejadian tadi siang ditragedi kue jatuh Vernon mengatakan malam ini dirinya akan mengajak Kanaya keluar.

Ia menuruni satu persatu anak tangga menghampiri Ibu dan Ayahnya yang asik berbincang-bincang dengan Vernon diruang tamu.

"Kapan sampai?"

Seluruh atensi tertuju pada Kanaya. Ibu dan Ayahnya tidak pernah merasa tidak kagum dengan kecantikan anak semata wayangnya itu.

Vernon tersenyum. "Dari tadi," katanya lalu beranjak mendekat. Fitri juga Hardi terkesima pada keduanya, jika dilihat-lihat mereka tampak serasi ketika bersanding. Kanaya mengangguk.

"Ini tebakan Ayah aja atau kalian memang janjian pake warna baju sama?" ucap Hardi menangkap gamis Kanaya yang berwarna cream dan kemeja Vernon yang senada.

Mereka tersadar dan saling tunjuk. "Kok iya?" katanya bersamaan. Hardi dan Fitri tertawa.

"Kalau kata orang jaman dulu, Berarti jodoh." sambung Fitri.

"Bisa jadi, Tante." Vernon dilempari tatapan tajam oleh Kanaya justru tertawa disusul Hardi dan Fitri.

"Permisi ... " kini semuanya berhenti ketawa kemudian menoleh kearah daun pintu.

"Kai?" panggil Hardi dianggukinya.

Tatapan Vernon berubah menjadi datar. "Ini orang sebenarnya mau apa." katanya dalam hati.

"Sini," ajak Hardi dengan mengibas tangannya. Kini pemuda jangkung itu sudah berada disisi kiri Kanaya, Vernon masih menatapnya tidak suka. "Ada apa? tumben main kesini." lanjut Hardi lagi.

"Om, Tante, kita mau pamitan." tukas Vernon menyela Kai.

"Oh iya, iya." keduanya menyalimi tangan Hardi dan Fitri.

"Hati-hati ya," pesan Hardi kemudian diangguki dan diacungi kedua jempolnya oleh Vernon.

"Pulangnya jangan malem-malem." timpal Fitri.

"Siap! Tante, Om."

"Assalamu'alaikum." ucap salam dari keduanya.

"Wa'alaikummussalam." jawab salam Hardi dan Fitri bersamaan.

"Tante, Om. Saya mau susulin mereka. Permisi," kata Kai dengan beranjak dari duduknya.

"Lho!? Gak minum dulu Kai?" Kai bergeleng lalu segera menyusul Vernon dan Kanaya.

"Saya ikut." ujar Kai dari arah belakang. Kanaya dan Vernon menoleh bersama kemudian saling melempar tatapan.

"Gue cuman bawa motor, jadi gak bisa." ketus Vernon menaiki motornya.

"Pakai mobil saya." terdengar dari nadanya yang memaksa akhirnya Vernon mengiyakan secara terpaksa. Kanaya sendiri menjadi pihak yang kebingungan buka suara.

"Sebentar, ini kalian kenapa sih saling kenal?"

"Enggak." jawab Vernon dan Kai bareng. Kanaya berhela nafasnya dan menatap kedua laki-laki berdarah campuran itu bergantian.

Vernon menyalakan mesin motornya, lalu menarik Kanaya menyuruhnya ikut naik dan menjalankan motornya meninggalkan Kai.

Gercep juga Kai masuk kedalam mobilnya lalu mengejar motor Vernon.

Hardi dan Fitri yang ternyata mengintip dari balik jendela terkekeh melihat anaknya menjadi rebutan 2 lelaki berdarah negara asing itu.

Melalui kaca spion motor Vernon mendapati mobil hitam yang terus mengikutinya. Ia tahu itu adalah Kai. Vernon menarik kedua tangan Kanaya agar melingkar diperutnya. Sengaja, demi membuat laki-laki itu panas.

"Sorry Nay, kayanya gue harus bawa lo ngebut."

"Kenapa?" balas Kanaya sedikit berteriak. Bukan menjawab Vernon malah menarik gasnya. Pelukan Kanaya semakin erat kini gadis itu menenggelamkan wajahnya pada punggung Vernon. Dan itu berhasil buat Kai semakin mendecak sebal

"Gue masih mau hidup!"

"Ya Allah, tolong selamatkan hambamu yang satu ini."

"Kalau aku mati dijalan tolong kasih tiket masuk surga yang VVIP."

"Shit, apa-apaan." Kai semakin menginjak gasnya mengejar motor Vernon yang hampir kehilangan jejak.

Vernon pun tidak mau kalah dia mengalihkan jalan untuk mengecoh Kai.

Kai meminggirkan mobilnya, kemudian ia pukul stirnya dengan kesal sebab kehilangan jejak Vernon dan Kanaya. "Sialan!" geramnya.

Dering ponsel Kai bergetar membuyarkan semuanya. terpampang namanya dilayar membuat Kai semakin kesal. Akhirnya ia angkat meskipun malas

"Hallo."

"...."

"Iya, iya, tungguin disana." setelah menutup panggilan, Kai memutar balik arah mobilnya.

✩✩✩

[1] MHIBH - END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang