K A I - She's left

8 6 2
                                    

MHIBH♡

☆☆☆


Setelah rombak kamarnya semalam, Kanaya menemuk sekotak yang sudah berdebu di dalam kolong kasur.

Kanaya ingat siapa yang memberikan ini, dan hari ini dia berniat untuk menemui Kai. Selama di perjalanan menuju gedung fakultas Ekonomi tak ada hentinya gadis itu mengembangkan senyumnya dengan membawa paper bag.

Hari ini juga Kanaya ingin bolos dari mata kuliah, maka dari itu dia bisa ada di sini. Fakultas Ekonomi. Dimana semua orang berusaha mengitung Laba, Keuntungan, dan perpajakan.

Saat melewati parkiran tak sengaja Kanaya melihat siluet Kai. Perlahan dia berjalan mendekat guna memastikan. Semakin dekat suara nya semakin jelas dan perawakannya.

Ada Diana, di sana.

"Pergi, ya." ucap Diana mencium bibir Kai singkat. Kanaya masih diam di tempat, tangannya mengepal dan matanya mulai memanas.

Kanaya berusaha mengatur nafasnya supaya dadanya tidak sesak. Lagi-lagi dirinya harus di kecewakan oleh laki-laki itu.

Sialan!

Seharusnya dia tidak ke sini lagi, apalagi hanya untuk bertemu dengan Kai. Tak mau berdiam saja dan ingin cepat pergi Kanaya jalan dengan pelan.

"Kai ..." panggil Kanaya kini sudah tepat berada di samping laki-laki itu. Dia melemparkan senyumnya pada Diana yang sedang meliriknya sinis.

Dadanya semakin sesak.

"Nay? Kenapa engga bilang kalau mau kesini?"

Mata merah Kanaya beralih pada Kai. Hatinya sakit. Ini semua berawal dari dia buka kotak itu, sehingga cintanya pada laki-laki brengsek ini hadir kembali.

"Sengaja, cuman mau ngasih. Ini ... " jeda Kanaya kasih paper bag itu. "Maaf ... udah lupain ... tentang kita." ujar Kanaya dengan senyum yang masih bertahan itu.

Dahi Kai mengerut begitupun dengan Diana. "Maksud kamu?" tanya Kai.

"Ada hadiah kecil yang dulu pernah kamu kasih, sekarang aku kembaliin. Terima kasih udah nepatin ucapan meski bukan tendangan, tapi lewat tamparan hati. Aku pergi, semoga kalian bahagia." kata Kanaya menatap Kai dan Diana bergantian kemudian pergi dengan deras air mata.

Diana hanya menatap kepergian Kanaya dengan senyum menang.

Kai mengejar Kanaya. "KAI! NGAPAIN KAMU KEJAR. DIA BENER-BENER UDAH PERGI." teriak Diana dihiraukan Kai.

"Kanaya." Kai menahan tangan Kanaya. Tapi gadis itu tidak membalikan tubuhnya, belakang tubuhnya terlihat bergetar. Perlahan Kai maju yang kini sudah berhadapan.

"Kenapa malah pergi?" tak Kanaya jawab.

"Mau gue sama Diana beneran nikah?" Kanaya masih tak bergeming.

"Yaya ..."

Kanaya langsung mengangkat wajahnya yang basah karena menangis dan matanya merah juga sisa jejak air mata di pipinya, wajahnya sudah kacau tapi dia menatap Kai.

Kai tersenyum. "Yaya dulu galak, pernah maksa, nendang, lempar batu kecil, terus jewer telinga orang. Sekarang, cengeng. Ini beneran Yaya, bukan sih?"

"Niat samperin sebenernya buat minta maaf atau ngejek?" cerca Kanaya tidak terima dirinya di ejek waktu suasana hati yang lagi jelek.

"Ngejek," Kai noel hidung Kanaya. "Yang banyak salah 'kan, Lo."

"Lo kali!"

"Engga ngerasa, tuh."

"Iya deh yang paling gak punya salah." Kanaya berlalu begitu saja.

Kai terkekeh lalu kembali ngejar Kanaya dan saling berhadapan lagi. "Gue minta maaf atas kesalahan yang pernah gue buat. Mulai dari yang lo liat di ruang kerja gue, waktu gue pergi, dan. Terutama buat tadi. Diana bakal balik ke Korea buat nerusin karirnya. Ciuman tadi ..."

"Salam perpisahan?" terka Kanaya.

"Semacam itu, mungkin."

Kanaya sudah buang nafasnya lagi. "Kalau mungkin itu tandanya ragu." ucapnya dan jalan lagi.

"Dia beneran bakalan pergi dari kehidupan kita, Sayang."







☆☆☆








Ihiyyy, hows youre day, guys. Capek, ya??? Iya gpp.. Aku paham kita jalanin semuanya pelan-pelan,ya...

Kalau kata Joshua. Tomorrow is a brand new day!

Sbnrnya bukan tomorrow di katanya, tapi Today.

Aku pake tomorrow karena kita baru mau jalaninnya besok, bukan hari ini😌

Hongranghae❤

[1] MHIBH - END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang