•
MHIBH♡
•
☆☆☆
Keadaannya yang setiap hari kian membaik akhirnya diperbolehkan untuk pulang, Kanaya terus memandangi cincin yang tersematkan dijari manisnya didalam kamarnya. Di hari Nisa menyampaikan pesan terakhir dari Vernon untuk melepaskan cincin ini Kanaya bersikukuh tak mau melepaskannya."Vernon titip pesan ke gue sebelum dia meninggal. Dia suruh lo lepas cincin tunangan kalian dijari lo."
"Gue gak mau."
"Ini demi kebaikan lo."
"Tapi gue tetep gak mau lepas."
"Kenapa?"
Kanaya terdiam sejenak. "Biar cincin ini lepas karena kemauan gue."
Nisa pun mengalah, ia iyakan kemauan Kanaya.
Suara dari bel rumahnya yang berulang kali buat Kanaya risih berakhir dia mencoba turun dengan sedikit tertatih.
"Iyaa, sebentar." teriak Kanaya. Fitri sedang pergi warung sebab itulah ia yang harus bukakan pintu.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Kanaya."
Dirinya terlonjat kaget melihat sosok pemuda perawakan lebih tinggi darinya. Yang kini tengah tersenyum kearahnya.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Ada urusan apa?" ketus Kanaya setelah tau bahwa lelaki itu adalah Kai.
"Mau ngasih ini sebagai tanda permintaan maaf, ini saya –eee aku buat sendiri." Kai menyodorkan sekotak nasi biru dengan harapan tinggi.
Kanaya mengambilnya. "Terima kasih ..." lalu dikembalikan lagi. ".. Tapi gak perlu."
Kai terheran. "Aku udah maafin kamu tapi untuk terima makanannya, tidak." ujar Kanaya.
"Aku masuk, terima kasih udah mau capek-capek masak." dan Kanaya menutup pintu tanpa biarkan Kai bicara lagi.
Kai menatap pintu dengan nanar. Setidaknya ia mendapatkan maaf dari Kanaya meski masakannya ditolak.
Fitri yang kebetulan baru sampai dari warung melihat Kai berjalan membawa sekotak nasi ditangan nya ia panggil.
"Eh, Nak Kai." Kai jadi mendongak lalu menyembunyikan kotak tersebut ke belakang. Tapi telat karena Fitri sudah melihatnya lebih dulu.
"Assalamu'alaikum Bu," salam Kai yang menyalimi Fitri.
"Wa'alaikumussalam, kenapa balik lagi udah ketemu Kanaya nya?" tiba-tiba Kai garuk belakang lehernya.
"Udah kok Bu." jawabnya. Lantas Fitri mengangguk dan menarik lengan Kai untuk ikut masuk. Kai terkejut akibat Fitri yang menariknya tak bisa mengelak.
Fitri arahkan Kai untuk duduk di sofa, selagi Fitri ambil minum serta camilan untuk Kai. "Kamu tunggu sini dulu, Ibu mau masak." ucap Fitri usai taruh gelas juga camilan lalu tinggalkan Kai ke dapur.
Kai yang bingung pun lebih memilih mainkan gawainya.
Tak lama kemudian Kanaya turun kerumah tengah tempat Kai berada. Melihat lelaki itu buat Kanaya ingin mengurungkan niatnya menonton televisi, tapi Kai sadar kehadiran Kanaya pun menoleh pada gadis itu dan melemparkan seutas lengkungan di wajahnya.
"Mau nonton tv?" tanya Kai.
Kanaya mengangguk. "Tapi gak jadi." ucapnya lalu putar tubuhnya hendak pergi ke dapur.
"Kenapa gak jadi."
Kanaya mendengus lalu kembali menghadap Kai lagi. "Kan ada tamu." ujar Kanaya. Kai berdiri sedikit demi sedikit ia mendekat pada Kanaya.
"Masih anggap saya tamu," Kanaya mengerutkan dahinya.
"Apa sih gak jelas, kan emang tamu terus mau apa. Tuan rumah?" cetus Kanaya ditertawai Kai.
"Kalau bisa kenapa harus enggak,"
"Dasar, STRES!" celetuk Kanaya lalu pergi tinggalkan Kai menertawakan gadis itu yang semakin jauh dari pandangannya.
☆☆☆
Eomma eommaga~ jangan lupa tekan bintangnya☆
![](https://img.wattpad.com/cover/297112549-288-k779587.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] MHIBH - END✅
Fanfiction[SELESAI REVISI] "Tokoh utama tetap jadi tokoh terkuat yang tidak bisa digantikan" ❀❀❀ End : Jum'at, 05 Agustus 2022 Selesai revisi : Selasa, 06 Juni 2023 🏅1 - txtmoa 2022 #40 cerita 🏅1 - leanavvab 2023 #12 cerita 🏅162 - hijrah 2023 #16,1rb cerit...