K A I - Good Bye!

9 5 0
                                    

MHIBH♡

Boleh minta vote gak? Dari awal aku gak pernah minta lebih sama kalian, aku cuma butuh vote. Sbnrnya dari awal gak mslh tapi makin ke sini jumlah views sama vote tuh jauh.

Sbntr lgi mau end kok.. Abis end gak akan ada bonus chapter apapun lagi.

☆☆☆


Hari yang sangat cerah dengan matahari yang terang bagai air yang segar menyirami bunga-bunga yang layu di halaman rumah.

Kali ini, gadis cantik yang akan menyandang gelar sebagai istri dari seorang laki-laki bernama Kai Kamal Huening sedang menunggu pemuda itu datang di ruang tamu.

Setelah berdiskusi dengan Kai semalam, mereka sepakat untuk mendatangi makam Vernon hari ini.

Suara ketukan dari pintu membuat dirinya harus membukakan nya. Menampilkan sebuah ciptaan Tuhan yang teramat indah untuk di pandang dengan kemeja yang tidak di kancingkan memperlihatkan kaos hitam nya dan celana jeans hitam.

Penampilan Kai selalu membuat Kanaya terpesona, bahkan seperti nya jika mereka benar-benar sudah sah menjadi sepasang suami-istri ia tidak tahan untuk tidak memuji bahwa laki-laki itu sangat sempurna.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikummussalam.."

Entah mengapa, setiap laki-laki itu mengucap salam hati nya berdebar sangat kencang.

"Ayo masuk, anggep aja rumah sendiri."

Kai terkekeh, masuk nya ke dalam sudah di sambut oleh sang ibu -Fitri- yang baru saja datang dari dapur langsung di salami oleh Kai dengan mencium punggung tangan Fitri.

"Assalamu'alaikum, bu.."

"Wa'alaikummussalam, eh. Ada urusan apa?"

"Mau ziarah bareng Yaya, Bu."

"Oh gitu, yaudah. Duduk dulu gih ibu mau ambilin minum sama camilan dulu di dapur."

"Mau Kai tolongin?" tawar nya yang langsung di sergah Fitri.

"Jangan, jangan. Udah kamu temenin Kanaya aja sana, ibu bisa sendiri. Lagian kamu kan di sini lagi jadi tamu."

"Minggu depan udah ijab kabul." Fitri tertawa membenarkan hal itu.

"Udah tunggu di ruang keluarga aja,"

"Di sini aja nemenin Ibu." ujar Kai memilih duduk pada bangku meja makan yang menghadap dapur.

Fitri hanya terkekeh dan fokus menyiapkan jamuan untuk calon menantunya itu. "Abis ziarah mau kemana lagi?" kata Fitri menyajikan jamuannya di hadapan Kai.

"Terima kasih, Bu." ucap Kai minum air es jeruk itu perlahan. "Gak kemana mana lagi, 'kan mulai besok Yaya harus di pingit." lanjutnya di angguki Fitri menyeret bangku lalu duduk dihadapan Kai.

"Kamu siap 'kan, Nak. Hadapin sifat dan sikap Kanaya yang selama ini belum kamu tahu?"

"Banget, Bu. Aku terima semua kekurangan dan kelebihan Kanaya karena Allah Ta'ala."

Tangan yang sudah tak kencang lagi mengusap pundak Kai sambil melayangkan senyuman tulus dan menenangkan. Kai baru tersadar bahwa senyum Ibu dan Kanaya sangat mirip dan itu yang membuat hati pemuda tampan itu bergetar.

"Masih mau diem di sini apa langsung berangkat?" instruksi Kanaya dari arah belakang buyarkan suasana di sana. Setelah berganti pakaian.

Kai melirik arloji nya, "Sekarang aja kali, ya? Takut ke sorean nanti pulang nya."

Keduanya menyalimi tangan Fitri. "Assalamu'alaikum." ujarnya berbarengan.

"Wa'alaikumussalam, pelan-pelan bawa motornya, Nak." jawab Fitri diakhiri titip pesan pada Kai.


☆☆☆




Sampai nya mereka di TPU, gadis cantik berkerudung itu memimpin Kai sampai pada gundukan tanah dengan nama yang tertulis di sebuah nisan membuat hati Kai menciut.

Keduanya berjongkok, kemudian berdoa  lalu menaburkan bunga dan siram air di atas gundukan tanah itu.

Selewat angin kencang datang di iringi dengan suara yang Kanaya kenal, "Aku bahagia, Nay. Selamat!"

Mata Kanaya mengedar kan sekitar nya, dan tepat! Di bawah pohon besar ada arwah Vernon yang tersenyum lalu hilang begitu saja bagai di terjang angin.

"Gue izin ambil lagi Kanaya dari lo, terima kasih udah jagain dia selama gue pergi."

"Selamat berbahagia di atas sana Vernon. Maaf pas pemakaman lo, gue gak datang." lanjutnya membuat Kanaya sedikit mengangkat ke dua ujung bibirnya ke atas.

"Kita pamit dulu, terima kasih udah pernah ngisi kekosongan hati sampai jadi taman bunga yang indah."

Perginya mereka berdua membuat Kanaya jadi emosional. Melihat itu Kai merangkul pundak Kanaya yang mulai menumpahkan tangisnya.

"Good bye."




☆☆☆




😄

[1] MHIBH - END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang