K A I - On

9 5 2
                                    

MHIBH♡

☆☆☆


"Kai, minum yuk." ujar Diana yang gelendotan ditangan Kai sambil menonton film di televisi apartemen perempuan itu.

Sudah berkali-kali Kai mencoba untuk menolak ajakannya tapi disitu Diana punya 1001 cara untuk Kai ikut. Di situasi seperti ini buat Kai mati kutu. Hanya ada mereka berdua di dalam, apalagi Diana yang terus menggerakkan tangan di dadanya.

Jika kalian lupa, kelemahan diri seorang Huening Kai Kamal adalah sentuhan di dadanya.

Kai pun sudah berusaha menyingkirkan tangan usil itu dari dadanya, tapi Diana tetaplah Diana. Manusia keras kepala.

"Jangan aneh-aneh deh, Na. Aku di sini cuma nemenin kamu!"

Diana tertawa kecil. Ia dongak menatap Kai. "Aku enggak aneh-aneh, Sayang. cuman mau ajak minum doang, salah?" katanya kembali bermain di dada Kai yang berbalut kemeja putihnya.

Dahi Kai berkerut dan berhasil meloloskan nafasnya panjang. "Berhenti Diana, gak mungkin kamu enggak tau tentang —"

"Kamu yang ganti agama cuman gara-gara cewek muslim itu? Iya!" lagi-lagi Kai mengeluarkan nafasnya.

"Apa yang kamu harapin dari dia? Orangnya aja udah tunangan sama yang lain. Mending kamu sama aku aja."

Kai tercengang, seluruh badannya mendadak jadi panas. Tatapannya kosong ke depan menghiraukan ucapan Diana. Pikirannya kini kacau dan hanya tertuju pada satu orang, Kanaya.

"Punya Bir?" lontar Kai buat Diana terkejut tapi dibalik keterkejutan nya ada rasa senang.


☆☆☆


"Ver, lagi apa?" Kanaya hendak menghampiri laki-laki itu yang sudah hampir lima menit membelakanginya tangan Vernon menginstruksi agar gadis itu tetap di tempat.

"Diem disitu!"

Kanaya mendengkur. "Apaan sih,"

"Tunggu sebentar lagi..."

Ia pun nurut. Memperhatikan punggung Vernon yang lebar dengan seksama. Tidak tahu sedang apa, tapi terlihat sibuk. Kini keduanya tengah berada di taman bunga dan Vernon mengajaknya ke Taman Bunga Lestari.

Taman yang sudah masuk kedalam Wishlist nya sejak lama.

Hachi!

Mendengar bersin Vernon yang terus menerus buat Kanaya jadi khawatir. "Ver.. " panggil lembut Kanaya akhirnya Vernon pun membalikan tubuhnya dengan seikat bunga tulip putih di tangannya.

Senyum Vernon merekah. "Sorry... this is for you, Chajiya?" Kanaya hampir ingin tertawa tapi dia tahan karena tidak mau merusak suasana.

"Thanks, Darl." Kanaya menerima seikat bunga Tulip itu dengan bangga.

"Wahh!" Vernon meraba dada sebelah kirinya. "Can you stop call me 'Darl'?"

Kanaya mengernyitkan dahinya. "Loh?"

"You make my heart dag dig dug gak karuan!" gadis itu terkikik. Padahal sudah segenap bulan keduanya selesai mengadakan acara pertunangan resmi tapi laki-laki berdarah Amerika itu masih saja tidak bisa mengontrol aritmia jantungnya apabila Kanaya berada di dekatnya.

Hachi!

Hachi!

Hachi!

"Kamu sakit?" Vernon bergeleng lalu kembali mengajak Kanaya dengan menggandeng nya menuju lokasi selanjutnya.

"Pulang aja, yuk!" lontar Kanaya.

"Jalan-jalannya belom selesai, loh."

Kanaya tersenyum dengan tulus dan damai, dia mengusap punggung tangan Vernon dengan lembut. Matanya kini menatap kedua bola mata tajam laki-laki itu.

"Kesehatan kamu nomor satu. Ayo pulang, aku obatin alergi kamu sampai sembuh."

Hati Vernon menghangatkan. Dengan gemas dia menarik hidung pesek Kanaya sampai sang empu mengaduh. Dirinya bahagia bisa dipertemukan dengan gadis seperti Kanaya.

Ini lah jawaban yang ditunggu-tunggu dari setiap do'a yang selalu dia panjatkan di sepertiga malamnya.

"Bisa gak, sih. Kamu tuh jangan centil."

"Maksud kamu apa. Baginda Vernon, yang terhormat?"

"Jangan bikin hati gue ngerasa bangga punya lo, dan lo gak diperbolehkan centil sama gue pake kata-kata manis, gitu! Pokoknya gak boleh!"

Kanaya mendesis kemudian menarik kuping kanan Vernon. Dengan jahilnya lelaki itu mengeluarkan lidahnya taklupa dengan sengklek nya mengikuti tarikan Kanaya. "Gak jelas banget kamu."

Vernon tertawa lalu mengusap kepala Kanaya. "Jadi pulang?"

"Kayanya lebih baik aku aja yang pulang. Kamu stres soalnya!" ucapnya sambil berlalu tinggalkan Vernon.

"Chajiya, wait." teriak pemuda itu menarik perhatian pengunjung lain. Tapi dia hiraukan.

"CHAGIYA, Vernon."

"Apa sayang?"

Langkah kaki perempuan bergamis itu berhenti dan menatap nyalang pada Vernon yang lagi tertawa bahagia dibelakang dengan memegang perutnya. Ia senang karena sudah membuat gadisnya itu kesal.

Itu adalah salah satu aktifitas favorit nya khusus untuk Kanaya. Yaitu, mengerjainya.

☆☆☆


Ireon bireomeogeul sesang ಥ_ಥ

Edisi Candy kangen Vernon bareng Kanaya. Ada yang kangen mereka juga gak??

Komen ya!!!

Yg kngen aku angkat tangan, yg engga angkat kaki aja.

Yg kangen juga sama pasangan di PR sebelah, gebrak aja ges. Gpp😭👍🏻

[1] MHIBH - END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang