K A I - Nisa!

11 5 0
                                    

MHIBH♡

Vote ayo!!!!

☆☆☆

3 Bulan kemudian..

02.03

Siang tadi, bukanlah hari keberuntungan bagi Kanaya laporan praktikum nya yang sudah ia kerjakan dari jauh-jauh hari ternyata tidak terbawa, alhasil dosen nya memberikan tugas lagi sebagai hukuman.

Sudah berkali-kali ia menguap, memijat pundak nya untuk mengusir kantuk, membuat teh hangat, minum air hangat. Namun, tetap saja rasa kantuk itu tak kunjung hilang.

Melirik sekilas pada jam dinding yang menunjukan pukul 2 pagi membuatnya mengusak rambutnya frustrasi. Dengan mata lelah ia tetap menyelesaikan nya.

Dengan kekuatan Buroq akhirnya semuanya telah selesai, ia menghela nafas panjang. Bagian Finishing adalah menyimpan file nya. Ia harus teleti—takut jika nanti ternyata tidak tersimpan. Bisa kacau!

Gadis itu meregangkan otot-otot nya, lalu berucap. "Alhamdulillah." dan berjalan ke arah kasur tanpa membereskan barang-barang di meja terlebih dahulu.

Matanya mulai terpejam.

Sebuah alarm berbunyi membuat gadis yang baru saja tidur satu jam lalu menunda alarm nya. Kenapa pula ia lupa mematikan alarm nya pagi ini.

Sudah lima menit Kanaya melanjutkan tidur, alarm dari ponsel nya kembali berdering.

"Sebentar lagi, masih mau tidur. Baru tidur satu jam, lima menit lagi deh!" ucap nya dengan mata tertutup. Semoga saja negosiasi nya di terima oleh- Nya.

Dirinya kembali menutup mata, namun Tuhan mengambulkan ucapan Kanaya, lima menit berlalu dan kini matanya menjadi segar seketika.

"Ayo tidur lagi, Nay!" sudah berulang kali dirinya berusaha untuk kembali tertidur. Tapi tidak bisa, semakin ia menutup mata maka matanya akan semakin segar seperti terkena air.

Ia pun menduduki dirinya. Sekilas melirik jam, menghela nafas lalu segera pergi ke kamar mandi dengan lunglai.

Kanaya menabrak tembok sebab dirinya berjalan tanpa buka mata. "Aduh, Siapa lagi yang jail taro tembok di sini!"

"Ah, bodoamat!" sedikit tak menghiraukan, Kanaya masuk ke dalam kamar mandi. Ia mulai menggosok gigi serta cuci muka nya, ia pun mengambil air wudhu.

☆☆☆

Kanaya mencoba untuk tidur didalam kelas tapi seseorang itu, Nisa. terus menjailinya dengan bulu Ayam ke hidungnya.

"Ish, diem dong!" ucap Kanaya mengibaskan tangannya tanpa buka mata, Nisa pun terkikik tak bersuara. Lalu ia menggulung kertas kearah telinga Kanaya.

"WOY BANGUN MASIH PAGI."

"NISAAAA!!" sahut Kanaya sebab kupingnya terasa pengang akibat suara teriakan Nisa.

Oknumnya sama sekali tidak merasa bersalah justru dirinya tertawa bahak-bahak untungnya kampus masih agak sepi.

"Heh bangun lu, masih pagi gak baik tidur jam segini nanti jadi penyakit."

"Tapi ngantuk banget ini serius dah, denger ya gue semalem itu tidur cuman 1 jam!" Kanaya mengacungkan jari telunjuk dan kembali menaruh kembali kepalanya atas meja. Dirinya benar-benar mengantuk sampai kepalanya pening.

"Ngapain?"

"Ngerjain hasil laprak gue yang kemarin ketinggalan. Pak Butong minta di revisi sama diperbanyak lagi bab nya."

Nisa geleng kepala. "Nasib, nasib."

"Dah ah jangan berisik!"

"Iye iye, btw tunangan lo apa kabar." Kanaya mengibaskan tangannya.

"Gak tau apa gak ada,"

"Gak tau," jawab Kanaya dengan mata terpejam.

"Oohh, gue keluar dulu," mata dan tubuh Kanaya berikan respon cepat ke saraf otaknya. Ia mencekal tangan Nisa.

"Mau kemana, mau ngapain?"

"Cari sarapan, mau ikut lo?" pegangan Kanaya mengendur.

"Oh kirain mau telepon Vernon."

Nisa pun mendecih. "Gr."

"Awas lo ya kalo sampe ketahuan sama gue langsung cekek."

"Ngeri bos. Lagian ngapain juga gue nelepon dia."

"Kasih kabar gue ke dia." jawab Kanaya percaya diri.

"Ngarep lo! udah ya kalo lo tahan gue terus bisa gak jadi sarapannya." Kanaya melepaskan pegangannya. Biarkan Nisa keluar agar dia bisa melanjutkan aksi rahasia sebelum bel masuk.

Nisa melihat kebelakang setelah sedikit menjauh dari pintu kelasnya. Ia merogoh ponsel lalu menelpon Vernon.

"Halo."

"..."

"Ini Ka—"

Benda persegi panjang itu direbut seseorang. Nisa memutar badan terkejut, ia menutup mulutnya.

"Nay!" seru Nisa melihat postur Kanaya dibelakangnya yang memegang handphonenya sambil tersenyum.

☆☆☆

[1] MHIBH - END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang