Bab 19

3.2K 287 44
                                    

Hai!!!

Aku harap kalia vote ya dan komen.

Aku suka banget kalau kalian komentar. Aku suka baca komentar kalian.

Komentar dan vote kalian itu buat aku semangat buat bikin cerita ini.

Jadi jangan diem aja nggak komen dan nggak vote.

Kalian bisa komen unek kalian tentang alur ceritanya.

Atau nggak bisa komen dengan "Author cantik"

Aku tunggu vote dan komentar kalian.

Kalau mau cepet update kalian ya harus vote dan komen.


















Normal pov...

"Menjadi istri kedua itu tidak akan membuat perempuan menjadi rendah."

"PROK!! PROK!! PROK!!" Karina menepuk tangannya tiga kali.

"Perkataan yang bagus." Ujar Karina sambil tersenyum devil.

"Saya pikir istri pertama Gus Ali itu orangnya sholihah, mengerti agama, dan beradab, tapi-"

"Sorry. Bukan istri pertama, tapi istri Gus Afrizal Ali Nata Al-Alawi satu-satunya!" Karina memotong perkataan Ning Luaina.

"Gue emang minus adab dan ilmu agama, tapi gue punya logika, hati, dan harga diri. Gue juga tahu kalau maksa nikah sama pria beristri itu salah!!" Sambung Karina sambil menatap tajam Ning Luaina.

"Izinkan kami menikah Karina. Kamu bisa fokus mengejar karirnya dan aku akan mengurus Gus Ali dengan segenap cintaku."

"Siapa lo ngatur-ngatur rumah tangga gue? Kalau si Gus bangsat itu nikah sama lo, dia bakal masuk penjara!!" Karina membalas dengan senyum devil.

"Psikopat kayak Karina dilawan." Ucap Gus Hanan yang menonton pertikaian antara istri sah dan calon istri ke dua dari kejauhan. Ia menonton bersama tiga saudara sepupunya yang lain.

"Apa maksud kamu? Aku nggak percaya."

Karina mendekatkan wajahnya pada telinga kanan Ning Luaina. "Terserah lo Luaina Az-Zahra." Karina berucap tepat di telinga kanan Ning Luaina.

"Sampai kapanpun lo nggak akan bisa jadi istri Gus Ali. Cuman gue istrinya dan lo nggak usah mimpi. Kalau jatuh sakit!" Bisik Karina tepat di telinga kanan Ning Luaina.

Ning Luaina langsung mendorong Karina. "Santai dong, gak usah main fisik."

"Nak, tolong restui pernikahan suami kamu." Ucap Umi Farida ibunda Ning Luaina.

"Tidak akan!!" Ucap Karina lantang dan tegas.

"Saya tidak akan ikhlas dan ridho suami saya menikah lagi!!" Sambung Karina.

"Pria lajang di luaran sana banyak, tapi kenapa memilih suami orang?!" Kata Karina dengan sinis sambil menatap keluarga Ning Luaina tajam.

"Kamu-" ucapan Ning Luaina berhenti karena dari speaker masjid terdengar suara aqad nikah menggunakan bahasa Arab.

Ning Luaina tersenyum mendengar ayahnya mengucapkan lafal ijab. "Dengar Karina. Walau kamu tidak setuju Gus Ali tetap menikahiku." Kata Ning Luaina dengan percaya diri.

Setelah lafadz ijab akan dijawab lafadz qabul oleh pengantin laki-laki.

"Lo yakin itu suara suami gue?" Kata Karina dengan mencengkram kuat tangan Ning Luaina saat sadar siapa yang sedang mengucap qabul atas dirinya.

"LEPAS!!" Teriak Ning Luaina.

"Gak akan gue lepas sekarang!"

Terdengar kata "Sah." Dari dua saksi. Ning Luaina lemas mendengar itu. Sedangkan Karina tersenyum sedang bersama dengan Arif kakaknya dan Ning Wawaf kakak iparnya. Sedangkan para santri dan rombongan yang ikut dengan mempelai perempuan syok melihat layar LCD.

My Huriyah ✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang