Hai!!!
Aku harap kalian vote ya dan komen.
Aku suka banget kalau kalian komentar. Aku suka baca komentar kalian.
Komentar dan vote kalian itu buat aku semangat buat bikin cerita ini.
Jadi jangan diem aja nggak komen dan nggak vote.
Kalian bisa komen unek-unek kalian tentang alur ceritanya.
Atau nggak bisa komen dengan "Author cantik"
Aku tunggu vote dan komentar kalian.
Kalau mau cepet update kalian ya harus vote dan komen.
______________________________________
Normal pov...
Di pagi hari di hari Minggu yang cerah ini terlihat sepasang suami istrinya masih bergelung dengan selimut setelah shalat subuh.
Pasangan itu masih nyenyak tidur dengan saling mendekap di bawah selimut yang hangat. Suasana kamar semakin mendukung dengan lampu yang mati dan tirai gorden yang masih tertutup menghalau sinar matahari pagi.
"Ceklek."
Masuk 5 anak kecil dengan mengendap-ngendap menuju ranjang. Kelima anak itu saling melirik seperti membuat rencana.
4 anak dari 5 anak itu naik ke ranjang dengan pelan, sedangkan anak kelima hanya melihat kelakuan 4 anak lainnya dengan malas.
4 anak itu dengan kompak melompat-lompat di atas ranjang sambil berteriak. Seperti dibawah ini nih teriakan teriakan empat anak itu.
"Uncel banun!!!"
"Uncel!!! Ada banjil!!!"
"Uncel!!! Gempa!!!"
"Aunty Karina!!! Kebakaran!!!"
"Tolong!!! Uncel... Shaka gak bisa belenang!!! Banjil!!!"
"Uncel!!!! Ada Cunami!!!"
Gus Ali dan Karina yang terusik segera bangun dengan wajah kesal.
"Kalian!! Ini masih pagi!!" Omel Gus Ali dengan wajah bantal dan mata yang belum sepenuhnya terbuka, khas orang baru bangun tidur. Ke empat keponakannya itu tidak menggubris omelannya dan malah berhambur memeluknya.
"Uncel ayo jalan-jalan lagi." Ucap Syilla yang memeluk leher Gus Ali.
"Nggak!"
"Ayo uncel." Afkar memohon
"Ayo uncel!" Shaka mengeluarkan wajah memelasnya.
"Nggak!" Gus Ali menolak dengan tegas.
4 keponakan Gus Ali itu melepas pelukan mereka dan menatap penuh permusuhan pada Gus Ali.
"Aunty bujuk uncel ya. Kita udah janji sama Kak Tama mau ajak Kak Tama jalan-jalan." Shaka memohon dengan menunjuk satu anak tadi yang diam saja.
Karina terdiam saat melihat anak yang ditunjuk oleh Shaka. "Dia?"
"Dia Tama sayang. Salah satu santri di sini. Tama lebih tua satu tahun dari para bocil ini dan mereka satu kelas yaitu kelas 1 di SD Pratama." Ucap Gus Ali yang turun dari ranjang.
Anak laki-laki bernama Tama itu tersenyum manis pada Karina. "Salam kenal ning. Aku Tama."
Karina menampar dirinya sendiri karena tidak percaya dengan yang dia lihat dan dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Huriyah ✓END
Fanfiction(Spinoff Assalamualaikum My Destiny) Tentang cinta sejati seorang Gus Afrizal Ali Nata Al-Alawi. Kisah ini di mulai dari mata yang jatuh cinta melihat santriwatinya. Yang berlanjut pada perpisahan sebelum mengungkapkan sebuah rasa. Gus Afrizal Ali N...
