Hai!!!
Aku harap kalia vote ya dan komen.
Aku suka banget kalau kalian komentar. Aku suka baca komentar kalian.
Komentar dan vote kalian itu buat aku semangat buat bikin cerita ini.
Jadi jangan diem aja nggak komen dan nggak vote.
Kalian bisa komen unek kalian tentang alur ceritanya.
Atau nggak bisa komen dengan "Author cantik"
Aku tunggu vote dan komentar kalian.
Kalau mau cepet update kalian ya harus vote dan komen.
______________________________________
Normal pov...
Karina pagi ini sedang sibuk berkutat di dapur. Setelah sholat subuh Karina langsung menyibukkan diri di dapur dengan alat-alat masak dan bumbu-bumbu dapur.
Keadaan ndalem sedang sangat sepi. Buya Fariz sedang ada jadwal di pondok putra dan Umi Dila ada jadwal di pondok putri. Kalau Gus Ali, dia ada jadwal isi kajian gabungan kelas diniyah 3 di masjid pesantren.
Saat asyik memasak Karina dikejutkan dengan. "Assalamualaikum Ning Karina."
"Waalaikummus salam." Karina menjawab dengan terkejut.
Didepan Karina ada 4 santri Wati yang lebih muda dari dia. Mereka berempat adalah abdi ndalem barat. Di ndalem barat total ada 8 abdi ndalem. 4 santri putri dan 4 santri putra.
Karina tersenyum melihat 4 abdi ndalem didepannya. "kalian mau bersih-bersih?"
"Iya Ning." Jawab santri dengan kerudung hitam.
"Kamar Gus Ali nggak usah dibersihin. Di keranjang ada baju kotor, tolong dicuci."
"Bajunya Gus Ali, ning?" Tanya santri berkerudung coklat dengan cengok.
Karina terkekeh pelan. "Bukan baju Gus Ali, tapi baju aku Mbak Shafa." Kata Karina pada sentri kerudung coklat yang ia panggil dengan panggilan Mbak Shafa.
"Kalau baju Gus Ali nanti biar di cucu kang-kang abdi ndalem, bukan mbak-mbak." Sambung Karina dengan terkekeh.
"Hehehe... Iya ning."
"Kami permisi mau bersih-bersih Ning." Ucap santri yang berkerudung biru.
"Iya mbak, silahkan."
"Assalamualaikum Ning."
"Waalaikummus salam."
Karina tidak perlu mengenakan cadar atau penyamaran lainnya saat di ndalem barat. Bahkan ia bebas berkeluyuran tidak menggunakan hijab di sini. Kecuali ke ruang tamu. 8 abdi ndalem barat adalah orang-orang yang dapat dipercaya dan sangat amanah. Mereka berdelapan tidak akan memunculkan siapa Karina sebenarnya.
Karina lanjutkan acara memasaknya. Hari ini dia membuat sarapan nasi goreng, jus peras jeruk, wedang jahe untuk kedua mertuanya, dan telur mata sapi request-an sang suami semalam yang ingin makan telur mata sapi.
"Kanga! Kang!" Karina memanggil salah satu santri putra yang menjadi abdi ndalem yang kebetulan lewat dapur.
""Iya Ning." Kang santri itu langsung menghampiri Karina sambil menunduk.
"Ini wedang jahenya tolong kasih ke Buya Fariz ya."
"Iya Ning." Si kang santri terus menunduk. Setelah itu kang santribpamit pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Huriyah ✓END
Fanfiction(Spinoff Assalamualaikum My Destiny) Tentang cinta sejati seorang Gus Afrizal Ali Nata Al-Alawi. Kisah ini di mulai dari mata yang jatuh cinta melihat santriwatinya. Yang berlanjut pada perpisahan sebelum mengungkapkan sebuah rasa. Gus Afrizal Ali N...
