Bab 36

4.4K 247 7
                                    

Hai!!!

Aku harap kalia vote ya dan komen.

Aku suka banget kalau kalian komentar. Aku suka baca komentar kalian.

Komentar dan vote kalian itu buat aku semangat buat bikin cerita ini.

Jadi jangan diem aja nggak komen dan nggak vote.

Kalian bisa komen unek kalian tentang alur ceritanya.

Atau nggak bisa komen dengan "Author cantik"

Aku tunggu vote dan komentar kalian.

Kalau mau cepet update kalian ya harus vote dan komen.










Normal pov...

Bandung

Hari ini Gus Ali dan Gus Yanan suka sekretaris mereka masing-masing pergi ke Bandung untuk melihat perkembangan proyek yang ada di sana.

"Semua akan selesai sesuai dengan rencana tuan." Kata orang proyek.

"Bagus."

Tiba-tiba Gus Yanan mendapat telepon. Ia segera pamit untuk menjawab telepon.

"Assalamualaikum, abi."

"Waalaikummus salam. Kasih tahu Ali kalau Karina mau melahirkan, sekarang udah pembukaan 5. Suruh ke rumah sakit Pratama sekarang."

"Iya bi. Yanan tutup, assalamualaikum."

Gus Yanan langsung menghampiri Gus Ali yang sedang asyik mengobrol bersama orang-orang di proyek.

"Karina mau lahiran. Buruan ke rumah sakit Pratama. Kereta abi udah pembukaan 5." Gus Ali yang mendengar bisikan Gus Yanan pun terkejut, panik, khawatir, dan cemas. Semuanya menjadi satu.

"Saya harus segera kembali ke Jakarta. Kalian bisa membahas lebih lanjut bersama Tuan Anan (Gus Yanan) yang lebih paham tentang proyek ini. Assalamualaikum."

"Waalaikummus salam."

Gus Ali pergi dengan diikuti sang sekretaris. Gus Ali duduk di kursi belakang dan yang menyetir adalah sekretaris.

"Kita ke RS.Pratama sekarang." Perintah Gus Ali.

"Baik tuan."

Di sepanjang jalan Gus Ali terus berdoa untuk anak dan istrinya. Seharusnya ia mengambil cuti dan tidak menuruti perkataan Karina istrinya yang memintanya pergi kerja.

'Semoga kamu baik-baik saja sayang.'

Handphone Gus Ali berdering. Sang Umi menelpon.

"Assalamualaikum, Ali."

"Waalaikummus salam. Karina gimana mi?"

"Karina baik. Kontraksinya makin teratur. Kamu udah perjalanan ke sini kan?"

"Iya Umi. Ali mau bicara sama Karina sebentar."

"Kamu ke mana aja sih mas ditelpon nggak di angkat?!" Gus Ali langsung mendapat omelan dari sang istri.

"Maaf, tadi mas sibuk dan handphone mas lupa masih di silent."

"Cepet ke sini. Aku maunya lahiran di temenin sama mas."

"Iya sayang, mas udah otw nih."

"Udah dulu ya mas, kontraksinya datang lagi. Assalamualaikum." Telpon pun terputus.

"Waalaikummus salam."















***

RS.Pratama

My Huriyah ✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang