Bab 22

3.4K 258 5
                                    

Hai!!!

Aku harap kalia vote ya dan komen.

Aku suka banget kalau kalian komentar. Aku suka baca komentar kalian.

Komentar dan vote kalian itu buat aku semangat buat bikin cerita ini.

Jadi jangan diem aja nggak komen dan nggak vote.

Kalian bisa komen unek kalian tentang alur ceritanya.

Atau nggak bisa komen dengan "Author cantik"

Aku tunggu vote dan komentar kalian.

Kalau mau cepet update kalian ya harus vote dan komen.













Normal pov...

Karina dan Gus Ali pagi-pagi sekali sudah jogging. Sesekali keduanya bergandengan tangan sambil berlari.

Pukul 06.00 pagi keduanya sudah kembali ke pesantren. Mereka masuk dari gerbang depan. Kedatangan mereka menyita perhatian para santri yang sedang membersihkan halaman setelah acara kemarin.

Keringat membasahi keduanya dan nafas yang tersengal-sengal. Karina berjalan dengan mengisi wajahnya menggunakan tangannya.

Gus Ali yang melihat kelakuan Karina itu tersenyum. "Gerah banget ya?"

Karina menoleh pada Gus Ali. "Iya. Banget-banget gerahnya."

Tiba-tiba Gus Ali menyeka keringat yang ada di pelipis Karina. Hal itu membuat siapapun yang melihat akan salah tingkah. Yang melihat saja salah tingkah apalagi Karina yang diperlakukan seperti itu. Wajah Karina memerah.

"Aaaa... Apa Mas Nata nggak ke kantor?" Karina mengalihkan topik pembicaraan.

"Cuti. Mas Alif yang nyuruh. Jadi kita bisa habisin waktu bareng." Gus Ali menjawab sambil mengedipkan sebelah matanya.

"PLAK!" Bukan Karina yang memukul Gus Ali, tapi Umi Dila yang entah sejak kapan berada di sebelah Gus Ali.

"Sakit umi." Protes Gus Ali dengan memegang bahunya yang tadi dipukul sama umi.

"Makanya jangan bermesraan di depan umum!! Nggak malu diliatin para santri... HAH!!"

"Ngapain malu umi? Lagian kita udah halal, umi." Balas Gus Ali tanpa takut jika dipukul uminya lagi.

"Karina. Tolong kamu tenggelamkan suami kamu ke empang, kalau perlu ke laut sekalian. Umi gak kuat punya anak modelan trouble maker kayak suami kamu ini." Ucap Umi Dila dengan wajah lelah.

"Siap umi!!" Karina berucap dengan membuat posisi hormat seperti hormat pada bendera.

Setelah itu Karina pamit dan langsung menarik tangan Gus Ali. "Yang, kamu mau tenggelamkan aku beneran?"

"Diem!!" Kata Karina dengan tetap menyeret Gus Ali. Sedangkan Gus Ali hanya pasrah.

Karina membawa Gus Ali sang suami ke kamar pribadi mereka.

"Kamu mandi sana."

"Emang kenapa? Tadi subuh kan udah mandi. Keramas juga." Jawab Gus Ali dengan perasaan yang penuh tanda tanya.

"Ayo ke mall... Ayo jalan-jalan..."

"Oke..." Gus Ali berucap pasrah sambil masuk ke kamar mandi. Sedangkan Karina pergi ke ruangan pakaian untuk menyiapkan pakaian yang akan digunakan Gus Ali dan dirinya.
















***

Kita beralih ke pasangan pengantin baru.

Gus Yanan keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sangat rapi. Baju koko putih lengan pendek yang dipadupadankan dengan sarung hitam, jangan lupakan jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan tangannya dan sendal dengan harga jutaan yang sedang ia kenakan.

My Huriyah ✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang