Hai!!!
Aku harap kalia vote ya dan komen.
Aku suka banget kalau kalian komentar. Aku suka baca komentar kalian.
Komentar dan vote kalian itu buat aku semangat buat bikin cerita ini.
Jadi jangan diem aja nggak komen dan nggak vote.
Kalian bisa komen unek kalian tentang alur ceritanya.
Atau nggak bisa komen dengan "Author cantik"
Aku tunggu vote dan komentar kalian.
Kalau mau cepet update kalian ya harus vote dan komen.
Normal pov...
2 Hari Setelah Acara Ngunduh Mantu.
Terlihat Karina yang sedang bermain bersama dengan putra Gus Wafi dan Ning Lira yang bernama Rendra di pendopo belakang. Disana juga ada Ning Lira, Umi Wawaf, Umi Nisya, dan Umi Ana.
"Karina, kamu sudah cocok menjadi seorang ibu." Ucap Umi Nisya. Karina hanya tersenyum untuk menanggapi.
"Iya Karina. Kamu dan Aku sudah menikah cukup lama kan. Jadi jalan punya anak?" Giliran Umi Ana yang bertanya.
"Kak Dila sepertinya menantikan cucu darimu dan Ali." Sambung Umi Ana.
"Jangan ditunda-tunda Karina." Ucap Umi Nisya sambil mengelus rambut Karina.
Karina sendiri tadi hanya tersenyum. "Sudah tidak perlu dipikirkan." Bisik Ning Lira yang tahu bahwa Karina memikirkan ucapan dua bibi Gus Ali itu.
Karina menjawab sambil mengangguk. Mereka berdua sudah menjadi teman dekat sekarang. "Aku permisi ya Bibi. Assalamualaikum."
Karina pergi setelah berpamitan. Ia pergi ke kamarnya. Karina rebahan di ranjang sambil memejamkan matanya. Ia benar-benar memikirkan apa yang diucapkan dua bibi Gus Ali tadi. Pertanyaan kapan punya anak itu sangat sensitif untuknya.
Banyak hal yang ia pikirkan. Disatu sisi ia juga ingin punya anak, tapi di sisi lain ada karir, agency, member, dan fans. Belum lagi jika banyak hujatan yang akan datang kalau fans tidak setuju.
"Hiks... Hiks... Hiks..." Karina menggunakan lengan tangan kanannya untuk menutupi matanya.
"Hiks... Hiks... Hiks..."
Semuanya belum terjadi tapi karina sudah membayangkan semuanya dan sudah tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
***
Gus Ali memasuki kamarnya. Yang pertama kali dia lihat adalah Karina yang terbaring terlentang dengan lengan yang menutupi mata. Gus Ali juga dapat melihat bekas air mata yang berada di pipi dan lengan istrinya.
Karina tidak mendengar suara pintu terbuka saat Gus Ali masuk. Mungkin sekitar 30 menit Karina menangis.
Gus Ali berjalan mendekati Karina istrinya. Ia mendapat pesan dari Ning Lira yang mengatakan tentang Karina yang mendapatkan pertanyaan dari dua bibinya. Ning Lira juga memberitahu bahwa sepertinya Karina memikirkan perkataan itu. Jadilah Gus Ali segera pulang setelah menerima pesan dari Ning Lira.
Gus Ali duduk di dekat Karina. "Sayang. Kamu kenapa hem?" Kata Gus Ali ambil menyingkirkan lengan Karina yang digunakan untuk menutupi matanya tadi.
Pandangan keduanya saling bertemu. "Kenapa hem? Ada yang jahatin kamu?"
Karina menggeleng dan air matanya kembali keluar dengan deras. "Hiks... Hiks... Hiks..."
Gus Ali yang melihat istrinya kembali menangis pun segera membawa tubuh kecil istrinya ke dalam dekapannya. Jadilah keduanya saling berpelukan sambil tiduran di ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Huriyah ✓END
Fiksi Penggemar(Spinoff Assalamualaikum My Destiny) Tentang cinta sejati seorang Gus Afrizal Ali Nata Al-Alawi. Kisah ini di mulai dari mata yang jatuh cinta melihat santriwatinya. Yang berlanjut pada perpisahan sebelum mengungkapkan sebuah rasa. Gus Afrizal Ali N...